Chapter 10: Second Murderer

25 21 0
                                    

Eriko kembali terbangun di ruang kelasnya ketika Riska mencoba membangunkannya. "Ris?" Raut wajah Eriko tampak seperti orang linglung. Riska hanya menatapnya lucu sembari mencubit pipi Eriko.

Eriko langsung mencari William dan dia sedang melihat William melakukan runtititas biasanya yaitu membaca novel sambil mendengarkan musik menggunakan earphone. Eriko langsung mencengkram kerah baju William "Woi lo brengsek tega banget lo!" *braaak* satu pukulan melayang ke wajah William. Dia terus memukuli William tanpa henti. Teman-teman kelasnya hanya melihat hal itu karena mereka takut berurusan dengan BK. Riska mencoba menghentikan Eriko namun yang ada dia yang terluka karena tak sengaja terkena pukulan Eriko.

"Rik, santai. Ada apa?" William mencoba membela dirinya tapi dia tidak dapat melakukan apa-apa. Eriko sudah dibanjiri dendam dan emosi karena bagaimana tidak setelah menyaksikan pacarnya pernah koma karena William.

Sulit menerima semua itu. Tapi, itulah kenyataannya. Yang sudah terjadi, sudah berlalu dan biarlah terjadi.

Tak berselang lama datang seorang guru bk melerai keduanya. Terbukti bersalah, Eriko terkena SP1 dan terpaksa di DO dari sekolah untuk seminggu. Eriko puas telah meluapkan kesalahannya tak peduli siapa yang sedang ia pukuli semalam.

Riska pun selalu mengunjungi Eriko untuk mengobati rasa rindunya. "Ris, sorry ya buat kemarin. Gua ga sengaja mukul lo. Habis gue kebawa emosi" Ucap Eriko. "Iya gapapa, Rik. Kamu tenangin aja diri kamu. Nanti setelah kamu udah baikan, tolong cerita sama Riska ya" Riska tersenyum hangat membiarkan Eriko beristirahat sekejap menikmati senyum Riska.

Pada malam harinya, ia membuka laptopnya dan mencoba membuka situs web mencari data mengenai kasus Riska yang koma. Dia berhasil menemukan sebuah artikel yang membahas kasus itu. Dan benar saja tersangka William masih terduga yang melakukannya. Namun, tidak ada bukti dan Riska ketika terbangun tidak ingat apa-apa jadi polisi menutup kasus ini. Banyak yang bersimpati pada Riska di sosial media dengan meramaikan tagar #justiceforRiska. Eriko kira semua itu adalah halu namun ternyata Riska membuat dirinya melihat kehidupannya di masa lalu untuk menolong dirinya dari William.

Eriko merencanakan sesuatu yang gila yang kita semua tidak sampai pikirannya kesana. Ya, benar! dia ingin membunuh William untuk mengakhiri penderitaan Riska. "Demi Riska, lo bakal gue balikin ke tanah dengan tangan gue sendiri. Camkan itu" Eriko mempersiapkan segala perlengkapannya mulai dari sebilah pisau yang tajam, topeng, hoodie serba hitam dari atas ke bawah. Malam itu juga dia akan mengincar William.

Beres dengan persiapannya, dia langsung terjun ke rumah William. Diam-diam mengendap seperti maling dan berusaha meraih jendela kamar William yang agak sulit diraih karena ada di lantai 2. Melihat dari jendela, dia melihat William sedang bermain laptopnya seperti fokus dengan sesuatu. Eriko merasa bahwa hal ini akan terasa berat jika dia masih bangun namun dia tidak memperdulikan itu.

Kebetulan jendela kamar William muat dengan ukuran tubuh manusia dan tidak dikunci sehingga Eriko dapat masuk ke dalam kamarnya. Mengendap-endap dari satu sisi ke sisi lain. Pada akhirnya...

Dia menutup hidung dan mulut William dengan sapu tangan yang membuat William tidak dapat teriak. "Sekarang giliran gue yang bakalan buat lo koma!" Eriko langsung menusuk William di bagian perutnya sampai beberapa kali, di bagian kepala serta di bagian kaki. Setelah sejam memastikan dia sudah tidak bernyawa, Eriko menghapus jejaknya dengan membersihkan jejak kaki Eriko dan pisaunya ia buang jauh dari TKP. Dia juga membuat mayat William seakan bunuh diri dengan cara menggantungkan dirinya di asbes rumahnya dan di laptopnya ia sengaja membuat historynya tentang beberapa saran mental issues. Sungguh skenario yang indah yang diciptakan oleh Eriko.

Keesokan harinya, berita meninggalnya William tersebar dengan cepat dan menjadi bahan omongan di sekolah mereka. Eriko masih menjalani masa DO dan mendapat kabarnya dari Riska. Riska sangat menyayangkan kematian William yang sangat tragis dan katanya William diduga bunuh diri karena terlibat konflik. Juga ada tulisan yang mirip dengan tulis tangan William yang bertuliskan:

Saya mengaku, saya yang hampir membunuhnya. Saya membuatnya koma. Saya selalu dihantui oleh rasa bersalah. Tolong, ini murni aku yang bunuh diri. Maafkan aku Eriko, Riska

Eriko merasa heran, dia tidak merasa menulis itu sebelumnya. Dia juga tidak menambahkan itu dalam skenarionya.

"Ya memang udah ajalnya, mampus juga tuh anak mati" Eriko tertawa lebar. "Gaboleh gitu ah, Rik. Kamu berapa hari lagi berhenti DO?" Tanya Riska. "Kayaknya hari senin aku udah bisa masuk sekolah deh" Eriko berusaha meyakinkan Riska. "Asikkk, berarti besok boleh dong kita jalan" Riska kegirangan. "Boleh sayang, besok aku jemput rumah ya. Gausah nunggu di terminal lagi yaa" Eriko langsung mengelus kepala pacarnya yang sangat ia sayangi. Riska pun mengangguk setuju dan mereka berdua tidak sabar untuk besok

Di malam hari, Eriko kembali membuka laptopnya dan mencari kebenaran dibalik kematian William. Dan apa yang dibilang Riska itu ada benarnya sehingga kasus itu benar-benar disimpulkan sebagai kasus bunuh diri.

Ketika hendak menutup laptopnya, buku-buku Eriko tiba-tiba jatuh dengan sendirinya. Eriko merasa merinding tapi dia berusaha menenangkan dirinya. Dia membereskan lagi buku-buku yang jatuh. Pada buku yang terakhir, dia menunduk dan melihat kebawah kolong kamarnya ada sosok penampakan William yang melotot ke arahnya. Eriko langsung panik dan berusaha lari dari kamarnya. Untuk malam itu, dia tidak tidur dikamarnya melainkan di ruang tamu.

Malam itu dia bermimpi seram tentang seorang laki-laki berjubah hitam. Wajahnya samar sedang memegang pisau. Dia mengatakan demikian:

Kau adalah pembunuh kedua setelah dirinya.
Kalian berdua adalah pembunuh.
Kalian menciptakan skenario kalian sendirim
Sungguh luar biasa, akui kesalahanmu!
Kamu tidak depresi, Riska!
Kamu hanyalah seorang pembunuh.
Kamu tidak hidup, Eriko!
Kamu hanya berada di alam lain

Sebelum akhirnya laki-laki itu menghabisi Eriko di mimpinya

Bersambung.....

A Gate for the Hell Away (Terbit) (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang