Chapter 12: Riska Vs Dhio: Epic Battle View

22 20 0
                                    

Eriko kembali mendapati dirinya di ruangan serba hitam yang memaksa dirinya untuk segera mengungkap apa yang sebenarnya terjadi. Ruangan itu hanya terpajang lampu-lampu yang tepat berada didepan Eriko. Secara perlahan Eriko melangkah, secara perlahan juga lampu itu padam.

Sadar bahwa ada yang tidak beres, Eriko berlari sampai di mendapati pintu berwarna putih. Saat membuka pintu tersebut---

sebelum baca chapter ini kalau mau paham alangkah baiknya baca chapter 4 dulu soalnya disana ada '2' epic battle Riska vs Dhio. mohon votenya kalau kalian suka*

Eriko melihat dirinya kembali pada kejadian berminggu-minggu lalu yang sudah hampir ia lupakan.

Kejadian itu akan mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi.

Saat Eriko pingsan dan sedang berada di dimensi lain atau alam mimpinya, Dhio yang masih sadar menyerang Riska seketika membuat mereka beradu kekuatan pada saat itu. Namun tetap saja, Dhio masih kalah karena Riska menggunakan sihirnya.

Dengan cepat Dhio seperti seorang assasin handal melompat dari satu sisi ke sisi lain dan mendapati Riska dengan cepat melayangkannya satu tusukan.

Tak begitu mudah, Riska dapat menghindar dengan lincah menggunakan kekuatan magicnya. Sungguh pertarungan yang sangat adil.

Ketika terkena damage, Riska bisa meregenisasi dirinya serta memulihkan kekuatannya. Dhio yang begitu lincah dan handal dalam memainkan pisaunya tidak dapat mengenai serangan Riska.

Pertempuran sengit itu membawa mereka berdua hampir ke pusat kota, namun Riska dengan kekuatan sihirnya membuat dunia seakan berhenti.

Dhio terus melompat dari gedung satu ke gedung lain sembari menghindar dari serangan magic Riska. Dhio tahu cara mengalahkan Riska paling efektif adalah dengan cara membuatnya terus menerus mengeluarkan sihirnya.

Sadar bahwa energinya sudah terlampau sedikit lagi, Riska menggunakan seluruh kekuatannya agar dapat mengalahkan Dhio dengan mudah. Dia mengumpulkan beberapa liontin mulai dari biru, merah, hitam, dan ungu yang akan berubah dan paduan warnanya terlihat jelas di matanya. Mata Riska terbagi menjadi 4 warna tersebut disebelah kiri dan disebelah kanannya diiringi dengan warna merah dan bentuk api yang menyala-nyala.

Seketika langit mendung membuat pertarungan mereka semakin sengit ditambah jam dunia yang berhenti membuat sukar bagi Riska untuk mendapati Dhio di pusat kota yang ramai. Terus terbang dari satu gedung kota dan sesekali melacak keberadaan Dhio menggunakan matanya yang sebelah kiri.

"Dhio, aku tidak akan mengampunimu," decak Riska kesal hingga akhirnya emosinya sudah mencapai batas.

Dia menghancurkan pusat kota dan mengerahkan seluruh energi yang tersisa. Menyerap seluruh energi dari sana untuk membuat dirinya menjadi tak terkalahkan.

Dhio tak tinggal diam, dia dengan cepat meraih atas perusahaan pencakar langit. Sadar dengan keberadaan Dhio diatas sana, Riska dengan cepat mengejarnya tak memberi Dhio peluang lain selain bertarung dengannya secara tatap mata.

"Akhirnya kau mendapatiku," tutur Dhio

"Hahahahahahaha," tertawa lebar menunjukkan senyuman dan tatanan giginya yang menyeramkan jika dia menggunakan lensa mata seperti itu.

"Kau tak bisa lari lagi, a remastered ninja," disaat itu, Riska langsung menutup sebelah matanya dengan tangan kanannya dan dengan mendadak menyerang Dhio.

Untuk pertama kalinya Dhio terhempas hampir terjatuh ke dasar namun karena kegesitan Dhio dan kelincahannya, dia dapat menahan semua itu.

Kini giliran Dhio dengan cepat layaknya seorang ninja menghilang dari satu titik ke titik lain.

Untuk pertama kalinya juga Riska terkena luka dari sayatan pisau Dhio. Dia sempat terjatuh karena energi yang tersisa tidak dapat meregenasi dirinya.

Sadar mendapati peluang atas jatuhnya Riska. Dhio segera mendekat dan menyimpan belatinya di sisi kanannya. Dia memegang dagu Riska yang telah tertunduk. "Menyerah atau mati?" tanya Dhio. Riska tak menjawab sepatah kata apapun dan perlahan luka yang ada dirinya mulai membuat energinya habis.

Saat ingin melayangkan tusukan belati terakhir, Dhio tertawa keras didepan Riska yang menurutnya sudah mengakui kekalahannya.

"kau orang payah, tuan selalu mengejarmu namun kau tidak mempedulikannya," pekik Dhio.

"sekarang sudah tiba waktumu untuk mengakhiri dunia ini, payah. selamat tinggal, pecundang," Dhio melayangkan satu tusukan. Namun tak semudah itu lagi dan lagi.

Bayangan seorang laki-laki menyelamatkan Riska dengan menghantam sayatan belati itu.

Laki-laki itu bak tameng bagi Riska yang energinya kini tersisa 1%. Dhio seketika tertunduk pada laki-laki itu seperti layaknya diperlakukan Tuhan oleh Dhio. Sayatan belati Dhio sukses membuat luka besar ditubuh laki-laki itu.

"Aku punya satu permintaan untukmu, Dhio," ucap lelaki itu.

"Untukmu yang mulia," sambung Dhio dengan menyilangkan tangannya di dada.

"Tolong jaga Riska untukku dan tolonglah mengabdi dengannya," lelaki itu menunjuk bayangan Eriko dan seketika Eriko kaget karena bagaimana mereka tahu bahwa Eriko ada disana sedangkan itu adalah flashback dari kejadian beberapa minggu lalu.

"Baik, tuan. Untukmu yang mulia," tutur Dhio.

Kemudian lelaki itu menghilang layaknya ditelan bumi dan tidak ada yang mengenalnya sama sekali.

Namun Dhio merasa dikhianati. Menghilangnya lelaki itu membuat dirinya merasa tak berguna dengan belatinya. Dia membuang belatinya kebawah dan memperhatikan bagaimana cara alam bekerja. Sampai pada akhirnya ide buruk muncul di pikiran Dhio.

Riska yang terkulai lemas mulai kehilangan energinya dan secara perlahan pingsan. Aura negatif dan positif yang diserap Riska perlahan menghilang bersamaan dengan energi magicnya.

Dhio mendorong perlahan tubuh Riska jatuh kebawah sama seperti belatinya.

Dia melakukan itu untuk kehormatan tuannya, Samuel.

Untuk menjaga kedamaian tuannya, Samuel.

Setelah melihat tubuh Riska yang jatuh, air mata Dhio menetes kebawah. Dia membiarkannya jatuh membasahi pipinya.

Secara tiba-tiba muncul glitch yang dimana seorang perempuan menyelamatkan Riska yang hampir saja terjatuh dengan ketinggian yang tidak bisa disebutkan. Perempuan itu adalah sahabatnya sendiri, Lisa lalu menghilang darisana membawa tubuh Riska entah kemana.

Scene 01 Riska vs Dhio

Scene 02 nya singkat dan ada di akhir chapter 4: Samuel: Won't Hurt You. Jadi chapter ini berkaitan erat dengan chapter 4 tolong kalau mau paham baca dulu chapter 4. Jangan jadi silent reader guys :(

Setelah menungkapkan penyesalannya terhadap Riska dan rasa cintanya pada Riska, Samuel terkejut bukan main. Karena dia mendapati dibelakangnya bukan hanya ada Riska seorang melainkan orang kepercayaannya. Dia enggan melihat kebelakang setelah suara tembakan itu mulai terdengar.

Eriko disaat kejadian itu terkulai lemas ikut juga tertembak. Darah mulai mengalir dimana-mana. Samuel menangis tak henti sebelumnya tanpa suara. Sampai akhirnya dia berteriak kencang dan menoleh kebelakang mendapati Riska yang berlumuran darah.

Dia melihat dibelakang Riska ada Dhio yang sedang memegang sebuah pistol. Dhio tampak bangga memamerkan luka yang ada di bibirnya dipadu dengan matanya yang sleepy : kayak orang kurang tidur membuat wajah Dhio tampak menyeramkan.

Samuel saat itu bangkit tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Masih menunjuk Dhio, Dhio langsung melayangkan satu tembakan pada Samuel membuatnya ikut terkulai lemas bersama kedua orang itu.

Dhio merasa tidak ada lagi yang dapat mengganggu kebebasannya. Tidak ada lagi yang menghalanginya untuk mendapati kemakmuran.

Sungguh Dhio sang psikopet handal.

bersambung

A Gate for the Hell Away (Terbit) (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang