Chapter 7: The Pendant That Tell Me a Lies

34 23 0
                                    

Eriko bangun disebuah gubuk yang ada didalam mimpinya. Kali ini dia sadar bahwa dia tidak bermimpi lagi. Namun, saat dia terbangun dia tidak menemukan gadis kecil itu disitu. Dia hanya menemukan sebuah liontin ungu yang akan membawanya ke suatu tempat. Liontin itu akan menguak apa yang sebenarnya terjadi.

Eriko menggenggam liontin itu. Dia berpindah dimensi di sebuah ruangan yang serba hitam. Hanya ada cahaya putih dari bola lampu yang menjadi penerangannya. Dia berjalan dan diatas tepatnya di langit-langit terdapat banyak ingatan seseorang. Ketika Eriko menyentuhnya, ia mendapatkan liontin dengan warna yang berbeda yang disetiap warnanya beda juga cerita didalamnya.

Dia kemudian membuka memori pertama. Disitu terdapat sosok anak kecil yang ada di mimpi Eriko, Maydeline. Memori itu digambarkan dengan kedekatan Maydeline dengan Lisa. Dia menyentuh gambar memori itu dan mendapat sebuah liontin berwarna hitam. Dia mengambil liontin itu dan menggenggamnya seketika membawanya ke dunia masa kecil Maydeline dengan Lisa.

"Maydeline? Apakah dia gadis kecil yang selalu ada di mimpi gw ya?" Tutur Eriko kemudian ia menyentuh gambar liontin itu.

Liontin berwarna hitam itu tiba-tiba terjatuh. Eriko mencermati liontin tersebut. Biasanya ia selalu mendapatkan liontin berwarna ungu namun kali ini berbeda.

Secara tiba-tiba muncul sosok lisa kecil didepan Eriko memandangi Eriko dengan wajah juteknya.

"Liontin itu milik Maydeline!" Dia mengamati liontin yang Eriko temukan.

"Lis, itu lo?"

"Kamu siapa?" Tanya Lisa.

"Serius lupa? Gamungkin dong gw harus kenalan sama lu 2 kali. Gue Eriko ganteng, pacar Riska," Tukas Eriko sombong.

"Riska? Maksudmu Maydeline?" Kata Lisa.

"Siapa dia? apa aku mengenalnya?" Tanya Eriko.

"Maydeline Fitra Riska. Kamu berpacaran dengannya? Dia masih belum cukup umur untuk berpacaran dengamu," Tegas Lisa

"Mungkin salah orang kali, Riska yang kukenal dia teman sekelasku. Aku baru aja kenal di semester ini," Sambung Eriko.

Kemudian sosok Lisa kecil pun menghilang.

Dia mendapati dirinya berada di sebuah sawah yang terbentang luas. Eriko melihat ada dua orang anak perempuan sedang bermain-main di sawah tersebut. Saat Eriko berusaha mendekati kedua perempuan tersebut, mereka berdua jadi bertengkar menyalahkan satu sama lain atas apa yang terjadi. Kedua gadis yang dilihat Eriko adalah Maydeline dan Lisa.

"Kamu mana paham perasaan aku, kamu cuma orang egois!" tutur Maydeline lalu mendorong Lisa hingga terjatuh.

"May, aku ga maksud apa-apa!"

"Ga maksud gimana? Kamu selalu sibuk sama les kamu. Kamu selalu pamer sama aku tentang keluargamu. Aku iri, Lis!" Pekik Maydeline dan air mata membasahi pipinya.

"Maydeline, maaf," Lisa seketika tertunduk.

"Kamu ingat?"

Memori itu membawa Eriko pada ingatan Maydeline. Maydeline yang sedang dibully oleh teman-temannya karena gambarnya yang absurd.

"Ih apaan nih, jelek banget," tutur salah satu teman kelas Maydeline sambil mengambil kanvas milik Maydeline.

"Hahaha orang gila," temannya yang lain menyambung sambil tertawa lebar.

"Heh orang aneh. Gausah sok gambar deh. Gambar mu jelek payah," Teman kelasnya mendorong Maydeline.

Maydeline pun tersungkur dan menangis. Teman-temannya semakin keras menertawakannya karena ia dianggap cengeng tidak bisa menerima candaan temannya.

A Gate for the Hell Away (Terbit) (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang