🧑‍🏭 3) YES OR NO EVER

2.5K 315 31
                                    

Happy reading! Happy for us!________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading! Happy for us!
________________

Pertama kali membuka mata, aku pun duduk dengan badan sakit semua. Ngilu ototku susah pulih karena kehabisan tenaga, apalagi kemarin dipakai berkelahi juga. Pegal membuatku memijiti leher, tapi adanya perban langsung menyadarkanku seratus persen. "Eh? Tunggu, tunggu. Aku di mana sekarang?" gumamku sambil menatap sekitar. Mataku menegang karena tempatnya mewah sekali, harum parfum ruangan, cairan pembersih lantai, dan kacanya tak berdebu sedikit pun. Namun, bukan cuma itu yang mengejutkan. Tubuhku kini berganti kostum, bajuku entah kemana, dan piama motif kucing lah yang kukenakan.

Hei! Sumpah ya! Apa aku masih bermimpi?

.... tapi rasa tamparanku di pipi sakit sekali.

Aku pun turun dari ranjang dan berjalan keluar. Namun, karena yakin ini rumah orang, otomatis tubuhku berjengit. Aku mengintip ke kanan dan ke kiri tanpa rasa aman. Sebab di sekitar banyak sekali pelayan. Ada yang menata bunga, ada yang memberi makan ikan, ada yang merawat kucing, ada juga yang bercanda dengan seorang bocah--

Oke, tenang. Jangan panik dulu karena aku belum tahu duduk perkaranya.

Aku pun kembali tenggelam ke balik pintu kamar. Lalu mengingat apa yang sebelumnya terjadi. Mulai saat aku di tempat kontruksi, berkelahi, dihukum, dapat uang, lalu berdebat dengan bosku sendiri. Hei, jangan bilang ....

"Jadi, ini rumah dia? Seriusan? Pasti iya karena ada bocah tadi!"

Tiba-tiba kenop pintu kamar diputar dari luar.

"Kau bangun?"

Jantungku serasa berdebar kencang.

"Pak?" tanyaku, saat wajah bosku muncul di hadapan.

"Hm? Baguslah kalau sudah. Aku mau bicara denganmu dulu ... kopi?"

Dia menyodoriku secangkir minuman serupa dengan miliknya. Namun, seharum apapun aroma kopi pemberiannya, aku ragu. Jadi tak kucicipi sama sekali.

"Tunggu dulu, Pak? Kita mau kemana? Bisa jelaskan sedikit? Situasi sekarang benar-benar membingungkan."

Dia justru menikmati penampilanku dalam piama lucu ini. "Kalau mau dijelaskan, makanya ikut," kata bosku dengan nada mendayu. Dia berjalan lagi, sementara aku ingat kata-katanya soal memperistri. Kemana sih otak manusia ini? Aku kan belum ingin menikah! Kepikiran saja tidak! Gila ya? Lagipula dimana amplop-ku yang tadi siang?

"Tapi kan Saya harus mengantar Bapak cuci darah segera!" imbuhku tak sabar. "Maksudku, Bapak-bapakku yang asli, Pak. Bukan Pak bos. Aku betul-betul harus pulang!"

𝐉𝐔𝐒𝐓 𝐀 𝐋𝐀𝐁𝐎𝐑𝐄𝐑 𝐂𝐎𝐍𝐒𝐓𝐑𝐔𝐂𝐓𝐈𝐎𝐍 ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang