🔞 17) 18 OKTOBER 2018

3.9K 296 56
                                    

Selamat membaca!! Semoga suka!!_________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat membaca!! Semoga suka!!
_________________

Sebelas hari kemudian, sebetulnya aku boleh pulang dari rumah sakit. Namun, karena dinas Mile masih dua hari lagi, suamiku bilang istirahat saja hingga dia sendiri menjemput. Aku mulai jalan-jalan keliling RS sambil memegangi tiang infus. Merasakan badanku kaku karena kebanyakan baring dan bobotku turun banyak akibat jarang makan. Lewat kaca RS bisa kulihat potretku yang kurus, makin kumal, dan luka-lukaku menjadi kering. Parahnya terasa gatal karena memang menuju sembuh. Kadang gemas ingin menggaruknya, aku kesal. Apalagi jika ada kulit mengelupas yang bernanah. Padahal harusnya aku senang karena perban di tubuh berkurang, tapi melihat kulit luarku rusak separah ini, entah bagaimana pendapat Mile nantinya.

Apa Mile tidak masalah?

Saat video call saja aku sudah ketar-ketir.

Sebab pipiku sempat bengkak dan tampak asimetris di layar.

Kini di toilet RS bisa kulihat rahangku sedikit aneh. Ada luka sobeknya, dan memarnya masih walau plesternya dibuka. Gambaran orang kerasukan iblis dalam film horor pun lebih parah aku. Mataku berkaca-kaca. Bahkan air mata mendadak turun saat aku harusnya fokus kencing saja.

"Hei, Bung. Kau kenapa?" tanya pria di sebelahku.

"Ah, aku tidak apa-apa."

Betapa memalukannya diriku ini.

Aku mengusap pipi dengan punggung tangan. Kumasukkan penis kembali dalam celana. Lalu membasuh wajah di wastafel, meski keperihan jari. Aku juga belum mandi sejak hari penculikan. Entah bauku seperti apa. Untung dibantu suster mengusap badanku setiap hari.

[Phi Mile: Sayang, ternyata aku bisa pulang awal. Senang tidak? Ini otw dari bandara]

Rautku pun buram membaca pesan tersebut. Aku syok hingga terbisu. Dan ini adalah pertama kalinya aku tak ingin bertemu Mile. Persetan dengan rindu atau tidak, aku benar-benar tidak percaya diri. Bahkan ponsel baru dari Mile sampai merosot dari tanganku.

"Eh! Eh! Eh!"

Untung tak sampai terjatuh, semua aman. Toh aku duduk di tepi ranjang RS yang empuk. Namun, panik menyelamatkan ponsel membuatku kaget. Dan jariku tak sengaja memencet layar hingga beberapa emotikon terkirim.

[Natta: 🥺🥺🥺🤧🥺🥺🥺🥺😭😭😭]

"HAH?! Bangsat," desisku dengan pipi memerah.

Jeleknya Mile langsung membaca pesanku. Dia lama tak membalas. Mungkin sama kagetnya karena aku belum pernah begitu.

"Sial!"

𝐉𝐔𝐒𝐓 𝐀 𝐋𝐀𝐁𝐎𝐑𝐄𝐑 𝐂𝐎𝐍𝐒𝐓𝐑𝐔𝐂𝐓𝐈𝐎𝐍 ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang