🧑‍🏭 7) MILE PHAKPUM WIFE

3K 307 38
                                    

Selamat membaca! Semoga suka!___________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat membaca! Semoga suka!
___________________

Nah, apa kalian penasaran pendapatku tentang hubungan kami yang baru? Bagaimana pun kami adalah Suami-Istri (atau Suami-Suami) yang menikah dan dekat tanpa pertentangan keluarga, tapi saling menerima itu persoalan lain.

Aku sendiri tak paham substansinya malam pertama. Aku hanya tahu gambarannya dari imajinasi liar yang sudah umum, tapi kami berdua tak sampai melakukannya. Sejak dipeluk, aku hanya berusaha diam di dada Mile. Di situ nyaman, tapi pikiranku lah yang justru kemana-mana. Seperti jika telungkup kelamaan, apa aku akan me-liuri piama Mile? Aku pun pindah-pindah posisi, susah tidur. Karena biasanya bisa rebah sembarangan tanpa memikirkan sejelek apa pose-ku. "Hnngh, Phi. Sebentar," kataku, membuat Mile membuka mata.

Jujur aku kepanasan oleh keberadaan kulit lainnya. Ini tak biasa. Apalagi memakai kaus kaki segala. Namun, tampaknya Mile adalah tipe yang disiplin soal jam istirahat (aku menghormatinya), jadi dia kuturuti toh ada AC dalam ruangan. Untung Mile mau menyesuaikan pergerakanku ke mana, walau itu membuatnya sering terbangun. "Hm? Kenapa lagi, Natta? Tidak nyaman?"

"Iya, maaf. Saya bingung tidurnya harus bagaimana," kataku jujur. Berbagi napas saat hadap-hadapan saja sesak, apalagi balas memeluk? Situasi ini pun membuat aku ingin berteriak, bahkan kalau bisa lari keliling lapangan bola dengan hanya memakai celana boxer.

AAAAAAAAAAAAAAAAAARRGGH!

Tapi itu cuma sebuah pengandaian.

Aku tetap berusaha mempernyaman diri sendiri. Kali ini posisi memunggungi. Jadi Mile bisa memeluk pinggang rampingku dari belakang. Wah, sumpah. Tangan kuli-ku pun berusaha memindah tangannya, Mile mengerat. Lalu ibu jari pria ini mengelus pinggulku lembut. Tidak konsisten sih. Mile hanya melakukan itu jika kesadarannya naik dan turun. Aku kegelian, padahal ini bukan apa-apa dibandingkan seks yang sebenarnya.

"Sampai kapan kamu tidak mau tidur, hm, Natta? Tutup saja kedua matamu itu," tegur Mile pada akhirnya. Aku pun berdebar karena ketahuan insomnia. Ini jam 1 malam, dan tentunya pagi masih sangat lama.

Ah, sial! Kenapa waktu rasanya berjalan lambat sekali?!

Padahal aku bolak-balik lebih dari 20 kali, mengganggu Mile. Malahan akhirnya kembali menghadap suamiku. "Phi, bagaimana kalau pelukannya ditunda dulu?" tanyaku. "Maksud Saya, ini terasa sungguh mengganggu. Anda juga ikut kesulitan lelap, kan? Sangat tidak bagus jika sampai pagi Saya masih begini."

"Tidak."

Aku pun kehilangan kata-kata.

"...."

"Karena jika bukan sekarang, nanti kamu malah kabur-kaburan sampai kapan pun. Itu jelek, paham Natta?" tegas Mile. Lalu membuka mata kembali. Suamiku pun menata ulang tangannya di pinggangku, membelai halus. Lalu mendekati wajahku perlahan. Kukira Mile akan menciumku dadakan seperti dulu. Ternyata tidak, melainkan hanya berkeliling dengan bibir itu. Mile tampak menikmati kegiatannya menghidu tiap jengkal wajahku. Alisku dikecup. Barulah dia mendekap erat agar aku sadar statusku kini benar-benar miliknya.

𝐉𝐔𝐒𝐓 𝐀 𝐋𝐀𝐁𝐎𝐑𝐄𝐑 𝐂𝐎𝐍𝐒𝐓𝐑𝐔𝐂𝐓𝐈𝐎𝐍 ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang