✎ Him - Shuichi Akai

650 62 8
                                    


Shuichi Akai x Readers


Terkadang [name] tidak mengerti dengan sifat suaminya.

Suaminya bukanlah seorang narsistik, tidak pula menyembunyikan atensinya terhadap orang banyak.

Cenderung berbicara seadanya tapi tidak mengarah ke tidak perduli.

Tersenyum simpul jika diajak berbicara tetapi lebih memilih menatap tajam dan bibir lurus datar Ketika Bersama lawan bicaranya, bukan berarti ia tidak menyukai. Pria itu hanya ingin menempatkan ekspresi sesuai situasi.

Begitu juga dengan [name], saat pertama kali ia bertemu dengan pria yang berstatus sebagai suaminya saat ini.

Shuichi akai Namanya.

Mereka berdua dalam posisi keluarga juga berbeda, sang suami adalah anak tertua di keluarganya sedangkan [name] anak paling muda di keluarganya. Jarak umur mereka hanya berselisih 3 tahun, tidak terlalu jauh karena [name] mempunyai kakak yang seumuran dengan Shuichi.

Dalam gambaran [name], mendapatkan pasangan anak tertua pasti akan terkesan kaku, tidak mudah diajak bercanda karena salah satu alasannya adalah tanggung jawab besar dan juga pasti selalu to the point dalam mengutarakan suatu hal. Sifatnya? Seperti yang ia katakan sebelumnya, Shuichi itu... sulit dipahami terkadang.

Sedangkan [name]? ia pernah bertanya pada Shuichi tentang pendapat mendapatkan pasangan yang merupakan anak termuda di keluarganya.

Dan jawabannya? Shuichi bilang [name] itu bisa diandalkan, bagi dirinya yang sudah terpisah dengan kedua adiknya, Shuichi tidak terlalu paham tentang karakteristik seorang adik terlebih pada adik paling muda.

Bagi seseorang yang sudah hidup terpisah lama dengan keluarga inti, mendapatkan pasangan adalah satu anugrah dan ia tidak memikirkan perihal mengenai anak keberapa ia nikahi dan bagaimana sifatnya.

"Besok jadi berkunjung ke rumah ibu?"

[name] menolehkan pandangannya dan mengangguk singkat, "Tentu, kau tidak ada kegiatan 'kan?"

"Tidak, tapi aku bingung harus membawa apa"

Benar juga, pernah sekali mereka berkunjung ke rumah ibu Shuichi. Pria itu hanya membawa diri dan tidak membawa apa pun, [name] yang notabenenya memiliki kebiasaan 'jika berkunjung kerumah bawa setidaknya satu bingkisan' tentunya heran dengan suaminya itu.

"Shu, tidak membeli sesuatu untuk ibu dan sera?"

Shuichi yang sedang mengendarai mobil menatap singkat pada istrinya. "Tidak, lagi pula mereka tidak meminta apapun"

Sungguh bertolak belakang.

"Terakhir kali kita kesana, kau juga tidak membawa apapun 'kan? Tidak masalah aku saja yang membawanya. Lagipula aku ingat sera pernah ingin memakan dango khas disini dan aku sudah membelinya"

[name] tersenyum lebar sembari memamerkan bingkisan dango di tangannya yang sudah terbungkus rapi dengan kain bermotif bunga Sakura.

"Bahkan kau lebih mengerti keluargaku daripada aku sendiri, [name]. mungkin ini efek kami hidup tidak seperti keluarga normal lainnya"

Dibalik topeng dingin di wajahnya itu, [name] bisa merasakan penyesalan mendalam pada pria itu. Sebagai anak tertua dan sosok pengganti ayah dalam keluarganya, Shuichi bukan sosok yang melindungi secara langsung ia memilih melindungi ibu beserta kedua adiknya dari jauh.

Akibat profesi mereka, yang dekat dengan dunia kriminal?

"Jangan memasang muka seperti itu, kebetulan sera memberitahukannya saat aku bilang kita akan mengunjungi mereka, aku yakin kau tidak tidak seburuk yang dipikirkan. Semangatlah sayang~ walau jarang senyum tapi jangan menekuk nya, itu akan membuatnya semakin menyeramkan"

DETECTIVE CONAN x READER [Close Request]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang