Gerbong Keberangkatan

8 1 2
                                    

Aku tersadar dari keterkejutan kala suara merdu penuh keceriaan menyapa terlingaku. Ku angkat kepalaku dan seketika netraku menemukan sosok cantik berpakaian rapi yang tengah berdiri di ambang pintu kereta. Sosoknya tampak ramah dan wajahnya membawa rasa sejuk saat dipandang, oh tidak lupa senyumannya yang terus tersungging lebar.

"Kamu tidak naik?" ulangnya.

"Engg ... Aku tidak yakin," sahutku ragu.

Wanita itu mengernyit bingung. "Bukan kah kau yang memanggil kereta ini datang? Apakah saya salah orang?" Wanita itu melongok keluar dan memandang kesekitar. "Adakah orang lain di sini?"

"Ah tidak, a-aku sendiri, tidak ada orang lain," jawabku.

"Lantas mengapa kau ragu? Naiklah," ucap wanita itu.

"Aku tidak tau, engg ... A-aku takut," bisik ku jujur.

"Apakah otak mu yang membuat mu ragu?" Wanita itu turun dari kereta dan berjalan mendekat ke arah ku. "Saya tau hatimu sudah yakin, karena itu keretanya bisa datang. Percayalah pada hatimu dan saya jamin kau tidak akan kecewa."

"Apakah aku bisa kembali jika aku berubah pikiran?" tanya ku.

"Tentu saja, kami tidak akan memaksa penumpang. Kami akan mengantarkan kalian ke mana hati kalian ingin." Wanita itu menunjuk dadaku dan menatapku dalam dibarengi dengan senyumannya.

"Ahh jika aku lelaki pasti aku sudah jatuh cinta pada wanita ini, dia sangat cantik. Aku iri!!" batinku menjerit.

"Baiklah aku naik," putusku.

"Pilihan bagus, silahkan." Wanita itu menepi dari hadapanku dan mempersilahkan aku naik.

Aku hendak melangkah masuk saat aku ingat aku belum tau namanya dan siapa dia. "Emm jika boleh tau, kau siapa?"

Wanita itu tersenyum dan membungkuk hormat. "Maafkan saya yang lupa memperkenalkan diri."

"Nama saya Helen dan saya prami di kereta ini," ucapnya setelah menegakkan badannya.

(Nb. Prami itu semacam pramugari tadi di kereta, kalo cowok namanya Prama)

"Salam kenal, aku Crisie," sahutku.

"Senang berkenalan dengan mu, semoga kau menikmati perjalanan ini," sahutnya.

Aku membalas dengan anggukan dan senyuman sebelum melanjutkan langkahku memasuki kereta.

Decak kagum tak bisa lepas dari lidahku kala melihat bagian dalam kereta yang begitu indah dan futuristik, sangat berbeda dengan bagian luarnya yang tampak kuno. Bangku bangku kereta berjajar rapi dan bersih. Dapat ku cium wangi Citrus yang menguar dari pengharum ruangan di sana. Sangat menenangkan.

Kereta itu cukup ramai, beberapa orang memutar bangkunya dan membuatnya berhadapan untuk mengobrol dengan penumpang yang lain. Saking asiknya mereka dengan dunia masing masing sampai sampai tak ada seorang pun yang menyadari kehadiranku, aku bersyukur untuk itu. Tak ingin terlalu lama berdiri di dekat pintu, aku pun berjalan menuju bangku paling belakang, tempat yang lumayan sepi dan tidak menarik perhatian.

"Aku sangat tidak sabar untuk sampai tujuan, kira kira seperti apakah soulmate ku?" ucap seseorang yang duduk dua bangku di depanku.

"Hey, apa kau pernah dengar rumor tentang masinis kereta ini?" tanya wanita lain yang duduk bersama orang tadi.

"Ya aku pernah dengar, katanya dia tidak pernah keluar dari ruang kemudi meski kereta sedang berhenti untuk istirahat. Sangat misterius," sahut orang lainnya.

"Mungkinkah dia monster?"

"Hey jangan sembarang berbicara!"

Rasa penasaran sedikit menggelitik hatiku saat tak sengaja mencuri dengar obrolan itu. Kereta ini sudah cukup aneh, menurutku mungkin saja jika awak keretanya pun aneh.

Train at 1:43 AM (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang