16. Berlarilah dan Terus Sembunyi Sampai Tau Rasanya Lelah

984 83 2
                                    

⚠ Watch out! Typo alert ⚠

=======

Pvak yu, Jung Jeno!

=======

       "Ya udah kali, makan dulu aja Bang." ucap Beomgyu duduk dengan menekuk satu kakinya di gazebo taman depan.

Satu kotak pizza dan dua kaleng cola menyekat jarak duduk antara dirinya dan Jeno yang bersandar malas sambil memainkan ponsel.

Dua anak Jung itu benar-benar tidak Taeyong izinkan untuk masuk rumah.

Beomgyu bahkan masih mengenakan seragamnya yang sudah tak lagi rapi, dan Jeno terlihat sangat tidak baik-baik saja, jangan lupakan tangan kanannya yang masih di perban.

"Kapan perbannya bisa dilepas, Bang? Udah lebih seminggu gue liat-liat." tanya Beomgyu mengambil satu potong pizza untuk disuapi pada sang kakak.

"Ini doang traktiran, lo?" Jeno meletakkan ponsel di pangkuannya.

"Wah ngelunjak, udah gue kasih jam mahal juga. Duit jajan gue setahun itu." gerutu si adik.

Jeno mencebik, "Seolah-olah bocah kere lo cil. Pesan makan lagi sono, sebentar lagi Nana ke sini."

"Lah?" Beomgyu urung menyuapi Jeno, padahal dua senti lagi potongan roti masuk ke mulut sang kakak.

Yang lebih tua berdecak tak sabar, "Apa sih? Udah mangap juga." Jeno menarik kembali tangan Beomgyu untuk menyuapinya.

"Haarg Anjenojing!!-"

Paaaak

"Language!" potong Jeno setelah dengan santainya menepuk dua belah bibir sang adik.

"Lo anj, bangs ... zul, haaarg jari gue kenapa lo gigit syaland!" Beomgyu mengusap-usap bagian samping jari telunjuknya yang sedikit basah.

Walau dengan wajah cemberut, adik manis Jeno itu tetap memesankan makanan untuk sang abang yang sebenarnya ia sayangi.

Jeno memiting Beomgyu dengan tawa puas, "Lo pas kecil lebih parah ya, diem-diem, nempel, udah ngeces aja lo dimana-mana sampai basah baju gue."

"Jen?"

Bruaaak

Bak baak baaak bag

Jeno terbahak-bahak, bahkan badannya nyaris terjungkal.

"Kenapa lo Jen? Kemasukan setan taman?"

Teman-teman Jeno yang baru saja keluar dari mobil masing-masing berjalan mendekati gazebo.

"Pvak yu, Jung Jeno!"

Manusia-manusia yang berada di taman bersamaan menoleh ke arah sumpah serapah itu berasal, "Jen? Siapa?"

Jeno masih memegangi perutnya yang terasa kebas, apalagi mendengar hardikan sang adik. "Adik gue." sahutnya sambil menyeka air mata yang keluar di ujung matanya.

"Bisa juga Sungchan cursing begitu?" itu Renjun yang langsung mengambil duduk di sisi kanan Jeno.

Tawa Jeno yang sudah mereda pun kembali pecah.

"Ckk." tentu bukan Jeno yang berdecak, melainkan Jaemin yang kini duduk di sisi kirinya.

"Loh bukannya itu adik lo?" Hyunjin menunjuk Sungchan yang berjalan santai memasuki pekarangan rumah, sebuah headphone bertengger di kepalanya, menutupi sepasang daun telinganya.

YOU (✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang