25. Sajian Rangkai Kata Indah yang Mengalun Sendu

827 72 4
                                    

⚠ Typos alert ⚠

=======

Puisi cintaku untuk kakak.

=======

"Kakak ...." lirih Beomgyu dengan teramat menyentuh.

"Lima huruf, satu konsonan dan satu vokal ...." sambung Jeno tak kalah menghayati.

Dua anak Jung itu sedang berdiri berdampingan dengan disorot lampu keemasan di antara gelapnya ruang lapang itu.

"Hmm ...." deham keduanya terlewat kompak.

Lampu sorot yang terdiri atas dua, kini bertambah satu sorot tambahan di tengah-tengahnya, "Kakak ... satu kata yang mungkin hanya sebutan,"

Sungchan melangkah maju, menyejajari dua saudaranya yang masing-masing berdiri penuh penghayatan di hadapan stand mic.

"Tapi amat berarti bagiku." lanjut Sungchan.

"Bagi aku dan abangku juga ...." sahut Beomgyu sembari menoleh dramatis ke arah Jeno.

Jeno balas mengangguk dramatis dengan raut terharu yang ditampakkannya bersama senyuman, "Mark Jung ... kakak ku, engkaulah panutanku."

" ... Dan panutan adik kembarku."

Kini sorot lampu bertambah satu lagi, mengarah pada deretan meja bundar yang dikelilingi kursi-kursi bernuansa putih emas. Mark terlihat mencolok dengan setelan maroon nya.

"Hmm ...." sahut Beomgyu menatap penuh kesima ke arah tempat Mark duduk. "Aku adalah makhluk paling bersyukur engkaulah kakakku."

Kali ini Beomgyu berucap sembari berjalan ke arah Mark, menjemput sang kakak menuju panggung tempat ia, Jeno dan Sungchan menyampaikan puisi dadakan mereka.

Beomgyu bertelu di samping kursi Mark, memberikan telapak tangan kanannya, menanti si sulung mengamitnya.

Para tamu undangan dibuat berdesis kegemasan, bahkan beberapa memekik tertahan. Mark yang sudah kepalang malu hanya bisa tertawa pasrah sembari mengeluh kecil pada kedua orang tuanya yang duduk di sebelahnya.

"Kakak ...." ucap Beomgyu lagi sebab tangannya tak kunjung diraih oleh sang kakak, ada rasa sedikit kebas yang mulai ia rasakan.

Senyum Beomgyu merekah ketika Mark meletakkan tangan di atas telapak tangannya setelah mendapat anggukan dari Taeyong dan Jaehyun, "Dan aku makhluk paling bersyukur, bukanlah Bang Jeno sebagai kakak sulungku."

Jeno sudah siap melompat dari panggung, namun Sungchan dengan tingkat kewarasan tertinggi lebih dulu menahan lengan Jeno.

"Terima kasih kakak." tutup Beomgyu membungkuk hormat layaknya berhadapan dengan seorang raja. "Happy birthday, kakak ...."

"Selamat ulang tahun, kakak ...." lanjut Sungchan.

"Selamat hari lahir, ka- eh abang ...." akhiri Jeno dengan mengusap air mata hasil dari tangis bombaynya.

"Huuaaaaaaa." tiga adik itu kemudian memeluk Mark yang berwajah tertekan.

Gemuruh tepukan tangan dan seru-seruan dari tamu undangan turut memeriahkan penutupan dari sesi puisi, "Sekian sajian rangkai kata indah yang mengalun sendu dari adik untuk kakak tercinta. Puisi cintaku untuk kakak." Jeno membungkuk, memberi hormat pada seluruh undangan.

"Karena acara ini merupakan peringatan hari jadi pernikahan orang tua kami sekaligus merangkap perayaan ulang tahun kakak kami, maka dari itu, silakan untuk Kak Mark untuk menyanyikan lagu Happy Birthday." ucap Beomgyu kemudian memberikan mic nya pada Mark.

YOU (✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang