STD. 36

870 29 4
                                    

"Andi Aditya?" panggil bu Aisyah yang mengabsen kelas pembelajarannya.

"Hadir bu."

"Beni Saputra?"

"Saya."

"Delia Ananda Putri?"

Tidak adanya jawaban, Aisyah pun memanggil nama itu kembali. "Delia?" panggilnya sambil melihat ketempat duduk gadis tersebut.

"Delia tidak hadir, Bu," seru Linda mengangkat tangan.

"Apakah dia mengirim surat?"

"Enggak, Bu."

Aisyah pun melihat kearah semua muridnya, "Apakah kalian tahu, kenapa Delia tidak masuk hari ini?" tanyanya pada para siswa itu. Dan mereka pun menggeleng tidak tahu.

Menghela nafas, Aisyah pun kembali menatap buku absen miliknya dan melanjutkan mengabsen siswa yang lain.

Selesai mengabsen, Aisyah pun mulai memberikan materi tentang sejarah perang dunia ke-2.

"Dalam sejarah perang dunia ke-2, Jerman memulai Perang Dunia II dengan menginvasi Polandia pada tanggal 1 September 1939.

Inggris dan Prancis meresponsnya dengan menyatakan perang terhadap Jerman. Pasukan Jerman menginvasi Eropa barat pada musim semi tahun 1940. Dengan dukungan dari Jerman, Uni Soviet menduduki negara-negara Baltik pada bulan Juni 1940." ujar Aisyah yang menjelaskan isi materi pada para siswanya.

"Sampai disini, apakah kalian paham dengan materi yang saya sampaikan?" tanya wanita itu pada sekumpulan remaja didepannya.

Dengan serempak mereka pun mengiyakan pertanyaan dari guru tersebut. Akan tetapi Aisyah paham, jika jawaban mereka hanyalah alibi dari sebagian siswa untuk mempercepat waktu pembelajaran saja.

"Baiklah, kalau begitu saya akan memberikan pertanyaan pada kalian jika memang benar kalian paham," ucapnya yang seketika membuat sebagian besar siswa tersebut menjadi tegang.

Dengan tersenyum tanpa dosa, Aisyah pun memegang buku absen miliknya. "Saya akan tunjuk secara acak. Yang bisa menjawab pertanyaan, akan saya beri nilai limapuluh. Dan menjawab secara sukarela, mendapat tambahan lima poin."

Serentak mereka semua pun tercengang dengan ucapan yang di utarakan oleh guru tersebut. Antara senang dan juga cemas karena takut tidak bisa menjawab, hanya bisa menjadi alasan pasrah saja bagi mereka yang tidak beruntung dalam menjawab pertanyaan yang akan di lontarkan nanti.

Berbeda dengan mereka yang memang sudah pintar. Pastinya dengan mudah mereka akan bisa menjawab semua pertanyaan itu.

"Ya, ada apa Lakki?" tanya Aisyah saat pemuda itu mengangkat tangannya.

"Pertanyaannya kalau bisa yang mudah-mudah saja ya, Bu!"

Mendengar hal itu, Aisyah pun terkekeh pelan. "Boleh. Kamu tenang saja, pertanyaannya tentang materi yang barusan kita pelajari. Saya hanya ingin menguji daya ingat kalian."

"Kalau kita gak inget?"

"Nilai kamu kosong," jawab wanita itu yang membuat Lakki menelan salivanya, lalu menoleh kearah Dival yang membaca buku.

"Bantuin gue, ya," pinta Lakki yang hanya mendapat lirikan sekilas.

"Dah lah, pasrah aja gue," keluhnya yang menutup buku.

"Tutup bukunya semua," titahnya yang duduk di singgasananya, Aisyah pun melihat kearah jam tangannya. "Jam sembilan, berarti absen kesembilan. Kiki?" panggilnya yang langsung melihat kearah bangku siswa bernama Kiki tersebut.

"Pada tanggal berapa Jerman terlibat dalam perang dunia di langit inggris?"

"Sepuluh juli, Bu," jawab Kiki

Surat Terakhir Delia ( on going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang