Note: jangan lupa votenya, ya. Komennya juga sekalian guys..
Happy Reading
Hari sudah berjalan cukup cepat, kini hari kesekian kali yang lumayan tidak dapat terhitung semenjak Ajie menginjakan kaki di sekolah, ia kembali berdiri disini.
Bukan sekolahnya, melainkan sekolah tempat Naja mengajar.
Selalu setiap siang setelah di jemput, Ajie pasti di ajak dulu ke SMA Citra Perkasa untuk menunggu Naja absen.
Sekarang Ajie bukan menunggu di dalam mobil lagi, kini ia menanti Naja duduk di lobby dengan mengayun-ayunkan kakinya.
Sudah cukup lama nih, Ajie nunggu.
Tapi Abangnya belum kunjung datang.
"Bang Nana ngapain sih lama banget?"
Ajie menghela napas jenuhnya.
"Aku samperin aja lah!" Dan akhirnya Ajie berdiri, berjalan perlahan seraya menengok-an kepalanya kesana-kemari, berusaha mencari keberadaan Naja yang siapa tau, terdapat di antara kerumunan para siswa-siswi disitu.
"Mana deh?"
"Perasaan sekolahnya gak luas-luas banget, kok Bang Nana nggak kelihatan?" Ajie masih terus berjalan, melewati lapangan futsal disana. Lalu menyusuri koridor kelas-kelas 12, sampai akhirnya berhenti di depan ruang guru.
"Ah-"
Brukk!
"Aw!"
"Sakit ih!" Ajie meringis, memegangi dahinya yang barusan tertabrak seseorang yang lebih tinggi darinya.
Tubuh mereka bertubrukan, dan dahi Ajie terkena sikut seseorang itu. Posisinya orang yang baru menabrak Ajie sedang balik arah, dengan memutarkan tubuhnya.
Dan Ajie yang posisinya memang tengah tidak engah juga, pada akhirnya tak sempat mengelak.
Sementara orang yang sadar akan keluhan Ajie barusan membulatkan matanya, antara kaget dan merasa bersalah.
Perempuan itu langsung menyentuh dahi Ajie yang terkena sikutnya.
"Ajie?!!"
"Maaf aku nggak sengaja, Jie."
Ajie mendongak melihat siapa yang berseru dan menyentuh dahinya.
"Kak Arin?"
"Ternyata Kakak yang nabrak aku?"
Ajie terdiam beberapa detik. Lalu menyudahi sentuhan pada dahinya dan malah tersenyum ramah. Berbeda dengan Ariena, dia justru sedikit panik saat tau dahi anak itu memiliki rasa nyeri.
"Maaf,"
"Aku gak sengaja."
"Tadi aku mau ke ruang TU tapi aku lupa bawa barangnya, jadi deh balik lagi dan malah gak sengaja nabrak kamu."
"Maafin ya Jie." Katanya sekali lagi.
Ajie menggeleng. Lalu meraih jari jemari perempuan yang lebih tua darinya.
"Ngga papa, Kak Arin soalnya yang nabrak bukan orang lain." Dia terkekeh kecil.
Membuat Arin melebarkan matanya sedikit, "maksudnya?"
Ajie menggeleng, "bukan apa-apa, yaudah yuk," dan kemudian Ajie menuntun Arin tanpa seizinnya. Ia membuat Arin kebingungan lagi, serta malah mengikuti anak itu berjalan.
"Sebetulnya aku ada perlu, kita mau kemana?"
"Anterin aku ke ruang Bang Nana absen, aku mau pulang Kak." Katanya masih tetap menuntun dan jalan paling depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk Adik kecil, dari Nana: Na Jaemin
Fanfic[ BELUM DI REVISI ] • PERHATIAN, BACA INI HARUS PELAN PELAN! Menemukanmu, adalah salah satu kebahagian yang tidak pernah diduga. Bang Nana, terimakasih atas lahirnya Jie kedunia. Terimakasih sudah mau menghasilkan suka dan duka, bersama. ❝ Jie, Nan...