22. "Saya cuma punya Ajie dan Bang Jefran."

46 4 0
                                    

Happy Reading

Dalam beberapa massa Naja sempat berpikir datang setiap hari dengan kecekatan dan keliahan membumbui isi Cafe miliknya adalah pekerjaan paling melelahkan. Waktu itu, waktu Naja merasa kelimpungan harus kembali ke rumah setiap beberapa jam juga untuk Alm Ayah saat masih hidup. Memberi beliau obat dan mengganti popok yang sudah masuk jadwal ke popok yang baru.

Namun, memang nyatanya manusia adalah hal yang tabu akan syukur secara lapang dada, Naja di depan laptop nya saja sudah hampir empat jam terus menggerutu apapun jika mendapat kesalahan.

Menjadi guru adalah pekerjaan paling lelah katanya, bersyukur nya masih jauh untuk masuk ke dalam waktu jam ke lima, Naja sudah menghabiskan decakkan 15 kali karena koreksian terhadap tugas murid-muridnya banyak ia tuangkan secara keliru.

Apalagi dengan profesi guru Bahasa Indonesia seperti itu, meski Naja mahir dan magisternya, si wajah tampan tersebut tetap merasakan migren di kepala bagian kanan. Banyaknya tugas video murid-murid Bahasa Indonesia yang tidak bisa di unduh dengan baik, file makalah anak-anak muridnya yang tau-tau sudah masuk ke laptop malah acak kadul. Sampai pesan spam dari grup guru-guru hingga chat para karyawan cafe, adalah sihir terbaik memperlemah seluruh kekuatan Naja sekarang.

Naja sungguh kelelahan belakangan ini. Ia kelimpungan lagi. Kopinya sudah ia teguk berkali-kali namun tidak ada isi yang mengalir menyentuh kerongkongannya, tapi ya Tuhan.. pria kita tetap meneguk walaupun ketemu ampas.

Naja mengernyit, "His!" Berdesis dengan seruan sedikit tajam pada gelas tanpa isi yang tidak bersalah itu.

Beberapa menit lalu ia sadar lidahnya tidak memperoleh sentuhan hangatnya kopi setelah beberapa menit sebelum itu ia masih eling sedikit, bahwa kopinya habis. Namun makin ke depan waktunya, pusingnya makin nekan, otaknya pria kita jadi hilang kesadaran sampai ampas menghangatkannya.

"Ini sinyalnya kuat kenapa muter terus ya Allah!"

"Lho tadi sudah di save kok bentuk an filenya malah kaya gini??"

"Hah........ Mana ini ppt ke 25?? Ha?? Saya kurang masukin 1 file?? hah?????? Saya harus mengulang?"

"Wahh benar Naja kamu harus olahraga jari." Ucapnya tertekan.

Gertakkan dan saskasme itu menghadiri Naja perasaan seperti kapal pecah. Naja huh hah huh hah karena harus mulai berkali-kali menghapus file yang ia masukkan ke dalam website untuk kepentingan laporannya dari hasil pengajaran ia selama ini.

Mengoreksi tugas muridnya saja masih belum bersih, ini lagi untuk dirinya sendiri malah ikut merecoki niatnya untuk memberantas detik yang hampir sampai ke lima jam.

Naja, rebahan sebentar dulu Mas please..

"Aduh saya pegaaaallll.." suara busa sofa disitu grusak-grusuk dari peregangan tubuh Naja yang terasa berat.

Jarinya bunyi tak-tek tak-tek, lehernya kretek dan kaki Naja yang panjang itu juga kretek karena terlalu lama menekuk sebab duduk terlalu lama.

Dengan keadaan tubuh dan kepala seperti sekarang ini, isi otaknya menghantarkan Naja pada bayangan ia dipijat oleh tukang. Sugestinya membawa Naja bahwa sekarang ini jika dipijat rasanya akan nikmat luar biasa. Di buatkan kopi tanpa sampai harus menyentuh ampas, juga bayangan berhasil untuk Naja yang sedang fokus-fokusnya bersitatap dengan laptop.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Untuk Adik kecil, dari Nana: Na Jaemin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang