double up yaa
check chap sebelumnya dulu
happy reading!Kalau ditanya kamu udah maafin Hanbin apa belum, jawabannya belum. Kamu masih was-was aja rasanya. Namun di lain sisi kamu juga gak bisa nolak sikap manisnya Hanbin ke kamu.
Hanbin pun memberhentikan motornya di depan pagar rumahmu. Kini sudah pukul tujuh kurang lima menit, sebenarnya sudah sangat terlambat untuk pergi ke sekolah.
Kamu pun membukakan pagar rumahmu. Terlihatlah senyum manis Hanbin saat kamu membuka pagar.
" Morning, sayang. " Hanbin mendekapmu ke pelukannya. Kamu tak bergeming dan masih menatapnya dengan datar.
Hanbin mengarahkan pandangannya pada pergelangan tanganmu yang sedikit kemerahan itu, meraihnya perlahan. Ia usap pelan. Setelah itu ia kecup tanganmu dengan lembut.
" Aku bener-bener minta maaf sama kamu. Aku tau aku salah, udah berlebihan banget kemarin. Baik kata-kata aku atau perbuatan aku yang nyakitin kamu, aku minta maaf.. " ujarnya dengan nada tulus.
" Aku janji bakal lebih ngontrol emosi aku. Kamu maafin aku, kan? " Hanbin menatapmu berharap kamu akan memaafkannya.
Kamu pun mengangguk pelan. Kemudian memeluk Hanbin erat seolah gak mau kehilangan pacarmu ini. Dasar bucin.
" Kalo berangkat sekarang udah telat. Masih mau sekolah? " tanya Hanbin yang dijawab anggukan olehmu.
" Yaudah ayo. " Hanbin berjalan menuju motornya sembari menggandeng tanganmu.
Saat keluar gerbang rumah, kamu dan Hanbin berpapasan dengan Hao yang juga hendak berangkat sekolah. Kalian terdiam sejenak.
Hanbin tersenyum remeh pada Hao sembari melayangkan tatapannya pada pegangan tangannya denganmu.
" Ayo, kita berangkat. " Hanbin kini sudah menaiki motornya. Kamu masih saja terpaku di sana.
Hao pun mengegas motornya duluan meninggalkan kalian berdua.
" Tuhkan udah ditutup gerbangnya, Bin... "
Hanbin pun tak kehabisan akal. Ia segera menarik tanganmu menuju ke arah belakang sekolah.
" Bin? Aku gak bisa manjat ya, gak usah aneh-aneh deh. " gerutumu yang hanya dibalas kekehan kecil dari Hanbin.
Hanbin segera berjongkok lalu menepuk punggungnya. " Buruan naik. "
Kamu masih ragu untuk melakukannya. Tidak ada jaminan untuk kamu tidak akan terjatuh.
" Tenang aja, nanti turunnya aku pegangin kok. "
Kamu pun segera menaiki punggung Hanbin dan segera memanjat tembok tersebut. " Maaf ya, Bin. Kalo aku berat. "
" Engga, sayang. " Hanbin pun segera menyusulmu memanjat tembok lalu mendarat dengan cepat. " Ayo sini. " Hanbin mengulurkan tangannya padamu yang masih di atas. Kamu tetap gak berani untuk turun.
Hanbin lalu mengarahkan pundaknya lagi untuk kamu turun. Dengan hati-hati kamu pun mendarat. Untung saja Hanbin tetap memegang tanganmu erat untuk menjaga keseimbangamu.
" Makasi, Bin. "
" Waduh, mentang-mentang habis hujan terbitlah anak SMA pacaran. "
Mampus.
Kamu dan Hanbin keciduk satpam sekolah yang lagi patroli, Pak Heechul.
Kini kamu dan Hanbin berakhir hormat di tiang bendera bersama beberapa siswa lainnya.
Kamu menatap Hanbin sejenak. Kamu merasa sikap Hanbin kembali seperti saat baru jadian dulu. Namun seiring berjalannya waktu, setelah kamu berpacaran dengannya selama tiga bulan sikapnya perlahan agak berubah. Entahlah.
Kamu pun tidak ambil pusing, yang penting sekarang sikap Hanbin manis padamu. Kamu pun tanpa sadar mengulas senyum sembari menatapnya lekat.
" Aku ganteng, ya? " celetuk Hanbin saat sadar bahwa kamu tengah menatapnya seperti itu.
" Iya, eh... " Mulut dan otakmu tidak dapat diajak kompromi kali ini.
" HORMAT YANG BENAR. SEDANG DIHUKUM MASIH SAJA SEMPAT PACARAN! " tegas Pak Donghae pada kalian berdua.
" Tau tuh, Pak. Kita yang di sini jadi nyamuk. " adu Junhyeon.
" Namanya anak muda, Pak. Kayak bapak gak pernah muda aja. Ya gak, Ra? " celetuk Hanbin seraya melayangkan tatapan genitnya padamu.
" HANBIN, KAMU PINDAH KE BARISAN BELAKANG! "
Pak Donghae benar-benar galak dan intoleran. Hanbin pun segera pindah barisan, tetapi masih saja ia sempat mengedipkan sebelah matanya padamu.
Dasar.
Double up yaa
Hao jadi pacarku aja sini
KAMU SEDANG MEMBACA
brengsek | sung hanbin, zhanghao
Fanfiction⚠ bukan bl. " 𝘚𝘦𝘮𝘶𝘢 𝘤𝘰𝘸𝘰𝘬 𝘪𝘵𝘶 𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘴𝘢𝘫𝘢. " 𝘚𝘦𝘣𝘶𝘢𝘩 𝘧𝘳𝘢𝘴𝘢 𝘬𝘭𝘢𝘴𝘪𝘬 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘶𝘯𝘥𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘳𝘰 𝘥𝘢𝘯 𝘬𝘰𝘯𝘵𝘳𝘢. 𝘕𝘢𝘮𝘶𝘯 𝘣𝘢𝘨𝘪𝘮𝘶, 𝘪𝘵𝘶 𝘮𝘦𝘳𝘶𝘱𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘧𝘢𝘬𝘵𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘳𝘵𝘶𝘯𝘥𝘢. ...