O2O : confused

676 157 37
                                    

repub ke-172837
sorry atas ketidaknyamanannya

"LO DIJEDOR HAO GAK BILANG APA-APA SAMA GUE?! " teriak Karina tidak santai di dekat telingamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"LO DIJEDOR HAO GAK BILANG APA-APA SAMA GUE?! " teriak Karina tidak santai di dekat telingamu. Kamu pun langsung membekap mulutnya dengan cepat.

Sekarang sudah pukul dua pagi. Namun, kamu dan Karina masih terjaga. Beragam pertanyaan Karina lontarkan padamu. Namun, kamu masih saja tidak ingin menjawabnya. Bagaimana kamu ingin menjawab? Kamu saja masih tidak percaya dengan Hao yang menyatakan cintanya padamu. Terlebih kamu sekarang malah lagi galauin Hanbin.

Kamu memeluk erat bantal di sampingmu dengan raut wajah yang murung. Entahlah kamu harus melakukan apa sekarang.

Karina menyikut kecil pinggangmu, " Terima aja. Hao anaknya baik loh, ganteng juga. "

Kamu menoleh pada Karina yang berada di sampingmu, lalu menghela napas kecil. " Gak mau, masih gamonin Hanbin. Lo pikir gue bisa move on semudah itu? "

Karina langsung merebahkan badan rampingnya, " Yaudah, jalanin aja dulu sama Hao. Sapa tau mupon lo dari Hanbin. "

Kamu langsung melayangkan tatapan nyalang pada Karina. Tak habis pikir dengan jalan pikiran sahabatmu satu ini.

" Orang stres, " cibirmu.


















Pagi hari pun akhirnya menyapa. Kamu langsung terbangun dari tidurmu yang cukup pulas semalam, menoleh ke samping kananmu yang ternyata Karina masih tertidur nyenyak.

Kamu pun membuka tendamu lalu mengarahkan pandangan ke sekeliling. Langit masih tak terlalu terang, hanya ada beberapa siswa yang berkeliaran di luar sana.

Kamu mengarahkan langkahmu pada sebuah ayunan kecil di dekat pohon, mendudukinya sembari menggerakannya sendiri dengan perlahan.

Kamu masih merasa galau memikirkan keputusanmu kemarin. Kamu tahu tahu Hanbin salah tapi kamu juga belum bisa melupakannya. Terlebih dengan nyataan perasaan Hao padamu yang makin membuatmu bingung.

Yang jelas saat ini kamu ingin benar-benar move on dari Hanbin. Haruskah kamu menerima Hao demi melupakannya seperti saran gila Karina semalam?

Di saat kamu yang tengah sibuk tenggelam dalam pikiranmu, Hanbin lewat di hadapanmu bersama Vicky, mereka asyik berbincang sehingga tanpa sadar melewatimu. Kamu hanya melayangkan tatapan jijik pada mantanmu itu. Baru saja putus denganmu, kini ia sudah menggaet yang lain. Memang bullshit.
















Dor!

Kamu terperanjak kaget di ayunan dan hampir saja jatuh tersungkur. Kamu langsung menoleh, mendapati Hao yang kini tertawa terbahak-bahak atas aksinya barusan. Kamu membenarkan posisi dudukmu di ayunan tanpa melepaskan tatapan kesalmu padanya.

" Pagi-pagi udah galau. Nih makan, " Hao memberikan sebungkus roti rasa keju padamu. Tanganmu pun terarah untuk mengambilnya. " Makasi. "

Hao mengangguk kecil, memasukkan kedua tangannya dalam saku celana. Ia tetap berdiri di sampingmu yang kini tengah memakan roti pemberiannya.

Kamu berhenti mengunyah, " Ngapain masih di sini? "

Hao memutar bola matanya malas sembari menghela napas, " Suka-suka gua dong,"

Keheningan pun terjadi beberapa saat hingga kamu menyelesaikan kunyahan terakhir pada roti tersebut. Kamu menghela napas sejenak, menyampingkan badanmu agar berhadapan dengan Hao.

" Hao, " panggilmu sedikit ragu.

" Hm? " gumamnya.

Kamu menghela napas lagi sembari memejamkan matamu, " Jawaban gue iya, " ujarmu to the point.

Hao yang mendengar itu tentu saja langsung terkejut bukan main. Raut wajahnya terlihat bahagia. " Jadi kita resmi? " tanyanya untuk meyakinkan yang dibalas anggukan olehmu.

Senyum Hao merekah walaupun dalam benaknya masih bertanya-tanya mengapa kamu dapat cepat sekali menjawab nyataan perasaannya itu.

Kamu yang melihat hal itu hanya memasang senyum tipis, masih ragu dengan keputusan yang kamu buat saat ini.

" Gua boleh meluk lo? " tanya Hao spontan.

Kamu sedikit tersentak lalu mengangguk walau ragu.
















Kamu sedikit tersentak lalu mengangguk walau ragu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Ayo cepet, beresin semuanya. Jangan sampe ada yang ketinggalan! Yang selesai langsung naik ke bus. " atur Pak Siwon pada seluruh siswanya.

" Gua aja, " Hao merebut tas besar yang akan kamu bawa.

Kamu hanya terdiam menyaksikan Hao yang sibuk membawa barang-barang milikmu.

Hao membawa tasmu di tangan kirinya sedangkan tangan kanannya menggandeng tanganmu, " Yuk naik, "

Kamu dan Hao duduk di kursi Gyuvin dan Taerae yang sebelumnya Hao sudah meminta keduanya agar bertukar tempat dengan kalian. Kamu bersyukur dengan itu karena memang tujuanmu sekarang adalah menghindari Hanbin.

Kamu menyandarkan kepalamu pada kaca bus, menatap jalanan yang tengah kamu lalui. Tak ada interaksimu dan Hao saat itu, hanya keheningan yang menyelimuti atmosfer di antara kalian.

Hao menoleh padamu, menatapmu dengan intens, terukir pula senyum tipis khasnya. Hao sadar bahwa kamu tidak serius berpacaran dengannya. Namun ia tak ambil pusing, ia akan terus berusaha sampai kapan pun. Walau sekarang ia hanya menjadi pelampiasan, itu bukan masalah besar.

Tangan Hao terarah meletakkan kepalamu pelan di pundaknya. " Sini aja, biar nyaman. "

Kamu hanya memandangnya sekilas lalu memejamkan mata karena mengantuk.







































Kamu hanya memandangnya sekilas lalu memejamkan mata karena mengantuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

maaf ya ngaret bgt up nya, draft aku kosong bgt soalnya😢

brengsek | sung hanbin, zhanghaoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang