Kamu tengah menyisir surai sepundakmu kemudian menguncirnya kuda. Kamu mengambil sebuah lipbalm dan mengoleskannya tipis pada seluruh permukaan bibirmu. Tanganmu meraih cardigan merah jambu yang terletak di atas kasur lalu memakainya cepat, kemudian segera berlari menuju keluar.
Ketika kamu membuka pintu, kamu malah dikejutkan dengan kehadiran Hanbin dengan keadaan yang sedikit kacau. Pria itu berjalan sempoyongan mendekat padamu dengan mata sembab.
Hanbin langsung meraihmu dalam dekapannya. Matamu membulat sempurna dengan perlakuan Hanbin barusan, berusaha menjauhkan tubuhnya darimu. Namun kamu urungkan ketika mendengar isak tangis kecil yang keluar dari mulutnya.
" Bin, lo kenapa sih, bisa lepas dulu? " pintamu agak berhati-hati. Hanbin menggeleng, menenggelamkan kepalanya pada bahumu.
Kamu bingung harus melakukan apa untuk menjauhkan tubuh pria itu. Namun kamu juga penasaran mengapa keadaan Hanbin sangat berantakan.
Hanbin melepaskan dekapannya padamu namun hampir saja ia kehilangan keseimbangan jika kamu tidak sigap menahannya. Kamu mengira sepertinya Hanbin setengah mabuk terlebih bau alkohol yang cukup menyengat tertangkap indra penciumanmu.
" Lo mabuk? Bin- "
Belum sempat kamu menyelesaikan kalimat barusan, tawa miris Hanbin mengalihkan perhatianmu. Pria itu ambruk di atas sofa ruang tamumu dan terus meracau setengah sadar.
" Gua gak tau lagi mau kemana, Ra. "
" Keadaan gua kacau lagi, gak ada yang peduli. "
Hanbin berusaha memusatkan kembali kesadarannya dan seketika langsung menunjukmu dengan telunjuknya. " Dan lo, lo malah tega ninggalin gua, lebih milih Zhanghao ck. "
Kamu tertegun sejenak, sedikit prihatin dengan keadaannya sekarang terlebih jauh sebelum kalian putus ia sempat bercerita bahwa hubungan keluarganya memang agak sedikit kurang baik. Kamu merasa kondisi emosional Hanbin saat ini sangat tidak stabil, takutnya ia malah melampiaskan emosinya padamu, seperti kejadian bulan lalu.
" Bin, sorry tapi gue rasa ini udah malem. Mending lo balik aja ya? " ujarmu pelan. Kamu langsung menghampiri Hanbin dan membantunya untuk berdiri.
Namun bukannya berdiri Hanbin malah menarik kuat lenganmu, membuatmu terjatuh di sampingnya. Tangannya menarikmu paksa agar mendekat padanya. Kamu sudah berusaha menahan tarikan itu, tapi tenaga Hanbin jauh lebih besar. Ia menatapmu lekat, mengelus suraimu dengan pelan.
Sepersekon kemudian pria itu memiringkan kepalanya, mendaratkan bibirnya tepat di bibirmu. Matamu kini membulat sempurna, berusaha menjauhkan tautan kalian dengan sekuat tenaga. Namun tangan Hanbin malah mendorong kepalamu dari belakang, memperdalam ciuman tersebut.
Kamu hanya bisa mematung sekarang. Masih tak percaya dengan apa yang tengah Hanbin lakukan padamu, terlebih selama kalian berpacaran pria itu sama sekali tak pernah melakukan skipship berlebihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
brengsek | sung hanbin, zhanghao
Fanfiction⚠ bukan bl. " 𝘚𝘦𝘮𝘶𝘢 𝘤𝘰𝘸𝘰𝘬 𝘪𝘵𝘶 𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘴𝘢𝘫𝘢. " 𝘚𝘦𝘣𝘶𝘢𝘩 𝘧𝘳𝘢𝘴𝘢 𝘬𝘭𝘢𝘴𝘪𝘬 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘶𝘯𝘥𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘳𝘰 𝘥𝘢𝘯 𝘬𝘰𝘯𝘵𝘳𝘢. 𝘕𝘢𝘮𝘶𝘯 𝘣𝘢𝘨𝘪𝘮𝘶, 𝘪𝘵𝘶 𝘮𝘦𝘳𝘶𝘱𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘧𝘢𝘬𝘵𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘳𝘵𝘶𝘯𝘥𝘢. ...