Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu turun dari motor mang ojol. Kini suasana hatimu sedang buruk gegara Hanbin yang mendadak ngabarin gak bisa nganter.
" Nah ini dia tuan putri ngaret kita. Lama bener. " ujar Karina bercampur julid. Ia merangkul pundakmu untuk mengajakmu masuk ke dalam.
" Yeu gue telat juga bukan sengaja, Rin. " Kamu masih memasang wajah bete.
" Emang ada gerangan apa wahai temanku tersayang? " Karina langsung mepetin kamu. Biasa manusia satu ini kepo gak ketulungan.
" Sengaja telat itu. Tadi nyuruh gua jemput. Eh tiba-tiba nyuruh gua duluan. Emang ngaretan si Rora, make sepatu aje sejam ni tuan putri. " tukas Hao dengan wajah julid-nya yang bener-bener bikin kamu ngucap. Ngeselin banget.
" Enak aja sej- "
" Dah, dah daripada adu bacot, mending bantuin gue ngetik nih makalah. " potong Renjun yang udah pusing sama tugas kerkel ditambah bacotan rekan timnya yang tukang numpang nama doang.
" Hao mending lo ngapain kek, biar berguna dikit lo di sini. " ujar Karina yang langsung dibalas tatapan tajam dari Hao.
" Lo juga useless ye di sini, Rin. "
" Baiklah teman-temanku yang sesama beban kelompok, mending kita bantu Renjun biar cepet ngerjain tugasnya, misalnya beli makanan? " saranmu pada yang lainnya. Renjun sih oke-oke aja, happy banget malah.
Kamu nyikut pinggang Hao, ngasih kode.
" Apesi nyikut-nyikut. Siku lo tajem anjir. " ujar Hao sambil memegang dramatis pinggang rampingnya yang habis dihantam siku lancipmu. Kamu langsung memutar bola matamu malas.
" Yeeee ni dua laki bini, cepetan noh Renjunnya udah laper. Ya gak, Jun? " sahut Karina sambil nunjuk Renjun yang lagi fokus ngetik di laptop. Renjun cuma balas pakai anggukan kecil.
" Sembarangan laki bini, gue dah punya Hanbin ya! "
▪︎▪︎▪︎
Akhirnya kamu dan Hao telah sampai di perempatan jalan setelah melalui percekcokan unfaedah tadi. Namun kini malah kamu yang bingung harus membeli apa.
" Beli apaan cepet?! " tanya Hao gak sabaran. Ini kalian posisi kalian berdua lagi berhenti di pinggir jalan.
" Ke sana aja, itu ada food court. "
Hao pun langsung ngegas motornya ke sana.
Setelah tiba, kamu langsung memesan makanan dan minuman, sedangkan Hao duduk di motornya.
" Udah? "
" Belum, lagi ngantri tuh. "
Hening sejenak saat kamu dan Hao gak ada topik apa-apa. Akhirnya Hao memecah keheningan.
Kamu bingung banget mau jawab apa. Takutnya kalo jujur nanti, Hao malah ngamuk dan ujung-ujungnya malah ngajak berantem Hanbin.
Kamu juga gak tau kenapa ini anak berdua gak ada akur-akurnya. Padahal dulu mah akrab banget.
" Gapapa si, tadi gue kebelet panggilan alam aja. Kasian sama lo nunggu lama, lo kan gak sabaran anaknya. "
Kamu asal ngarang aja yang langsung dibales oh doang sama Hao.
" Wah di sini ternyata. Katanya mau kerkel? Tapi malah pacaran di sini. "
Tiba-tiba Hanbin datang dan sukses buat kamu kaget setengah mati. Hao juga matanya sampe melotot. Ia gak terima dituduh sembarangan kayak gitu.
Kamu langsung menghampiri Hanbin yang mukanya sekarang udah gak nyantai banget, mana sambil nyinisin Hao lagi.
" Enggak, Bin. Aku sama Hao itu- "
Belum sempet kamu menyelesaikan kalimatmu, Hanbin udah narik tangan kamu secara kasar duluan.
" Duh, Bin. Sakit, lepasin! "
BUGGGGHH
" Bisa gosah kasar sama cewek?! "
Zhanghao nonjok kuat muka Hanbin yang ngebuat Hanbin jatuh tersungkur. Kamu panik banget dan reflek nolongin pacarmu.
Hanbin memegang rahangnya yang abis ditonjok Hao tadi. Sepersekian detik kemudian, Hanbin langsung balas tonjokan Hao. Seketika suasana sekitar ikutan ricuh juga. Banyak orang-orang yang langsung ngerumunin kalian bertiga.
Akhirnya kamu narik badan Hanbin supaya menjauh dari kerumunan tadi. Untungnya suasana di sini kondusif.
" Bin, pulang aja ya? Aku obatin lukanya.. " Kamu berusaha memegang luka Hanbin tadi tapi malah ditepis kasar.
" Kalo gini, kenapa gak dari awal aja kamu pacaran sama Hao? "
Astaga masih salah paham.
" Aku udah bilang tadi itu cuma- "
" Kamu gak capek bohong terus, Ra? "
" Ya ampun, Bin. Aku gak bohong.. "
Hanbin mendadak diam, matanya mulai menitikkan air mata. Tangannya terulur membawamu ke dekapannya.
" Aku sayang kamu, Ra. Jangan tinggalin aku.. "
Kamu gak bisa diginiin, sikap Hanbin terlalu manis sekarang.
" Aku minta maaf ya, Bin..."
Tanganmu pun terulur mendekapnya balik dan mengusap kepalanya halus. Hanbin kalo lagi mode manja gini bisa-bisa buat kamu gila.
Bagi kamu Hanbin itu pacar yang baik kok, cuma terkadang dia gak bisa ngontrol emosinya kalo lagi dilanda kecemburuan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
anw semua partnya mau kurevisi ya gerem bgt liat typo sm headernya segede gaban
