O21 : regret

662 149 51
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zhanghao menepuk pipimu pelan hendak membangunkanmu yang masih tertidur nyaman pada pundak lebarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zhanghao menepuk pipimu pelan hendak membangunkanmu yang masih tertidur nyaman pada pundak lebarnya. Kamu menggeliat kecil tak sadar, membenarkan posisimu agar lebih nyaman tertidur di pundak Zhanghao.

Zhanghao yang melihat itu tak dapat menahan senyumnya. Ia memalingkan wajahnya yang kemerahan itu, ia salah tingkah sendiri. Namun saat berpaling, ia malah dikejutkan oleh wajah Woongki yang sudah berada di hadapannya. Refleks Zhanghao terkejut dan membuatmu ikut terbangun karenanya.

Tawa Woongki pecah. Terlebih melihat ekspresimu kini yang terbangun paksa sedang plonga-plongo. Kamu mengucek matamu pelan, mengatur cahaya yang perlahan masuk. Kamu menoleh ke samping, melihat Zhanghao yang kini tengah tersenyum kikuk. Menyadari jarakmu yang terlalu dekat dengannya, kamu refleks agak menjauh.

" Sorry, Hao. " ucapmu.

" Pasutri baru, mending lu berdua turun deh. Ini yang lain juga udah pada turun. " suruh Woongki. Ia beranjak segera turun dari bus.

Sepersekian detik kemudian Woongki kembali sembari menutup mulutnya menahan tawa. " Atau lo berdua mau di bus aja. Biar soswit, tietie. Tapi biasanya kalo berduaan yang ketiganya setan... " ujarnya sembari sedikit melirik Hanbin yang ternyata sedari tadi memandangi gerak-gerikmu dan Zhanghao.

Hanbin yang sadar akan ucapan Woongki langsung menghampirinya. Woongki langsung ketar-ketir dibuatnya.

" Minggir, gosah ngadang jalan. " tukas Hanbin. Ia menatap tajam Woongki lalu mengalihkannya padamu. Kamu hanya terdiam ketika ditatap Hanbin seperti itu. Tak lama Woongki pun menyusul turun saat memastikan Hanbin telah berjarak cukup jauh darinya.

Zhanghao meraih tangan kirimu, hendak mengenggamnya. Kamu sedikit tersentak kaget karena kurang nyaman.

" Hao, " panggilmu pelan.

" Kenapa? " Zhanghao mengangkat sedikit alisnya. Matamu mengarah pada genggaman tangannya, berusaha mengode teman—ralat, pacarmu.

Zhanghao terkekeh, " Oh, jadi mau rangkul? "
Kamu membelalakan mata lalu menggeleng cepat, segera melepaskan genggaman tangan kalian. Tergambar sedikit raut kecewa pada Zhanghao, namun ia tetap berusaha mengukir senyum.

brengsek | sung hanbin, zhanghaoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang