Dimeja makan terisi oleh empat orang yang menyantap makanannya tanpa mengeluarkan suara. Hanya dentingan sendok yang terdengar. Sebenarnya ibu mertua dari sikembar itu memang curiga ada yang tidak beres dirumah anak dan menantunya ini. Lihat saja itu sepasang suami istri muda itu hanya terdiam canggung tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Bahkan untuk saling melirik saja tidak.
"Hm, mah aku pulang ikut mama ya?" Kaila membuka perbincangan setelah beberapa saat hening
"Kok ikut mama? Kamu kan udah punya suami jadi harus tinggal sama suami kamu" ucap mama mertuanya lembut
Nathan yang mendengar istrinya ingin ikut orang tuanya langsung menatap ke samping kanan dimana istrinya duduk. Dia menatap istrinya tajam. Sedangkan yang di tatap nampak biasa saja bahkan mengacuhkan suaminya.
Merasa dirinya diabaikan nathan langsung meletakkan tangan kanannya diatas paha kaila. Kaila yang merasa ada sebuah tangan diatas paha nya perlahan menoleh kan kepalanya kearah nathan dan mendapatkan tatapan tajam dari nathan menandakan dia tidak boleh pergi kemanapun karena nathan tidak mengizinkan itu.
Tapi kaila tetaplah kaila dia akan terus menghindar yang penting tidak akan berduaan dengan nathan lagi.
"Mama sama papa kesini mau ngajakin kalian makan malam nanti, tapi karena vano sama kaila lagi liburan jadi ditunda dulu sampai mereka pulang" ucap dita menjelaskan kedatangan mereka yang medadak kerumah anak dan menantunya
Kaila yang tersadar mertuanya salah memanggil nama ingin dia koreksi namun teringat jika disini dia berperan sebagai naila dihadapan semua keluarganya. Jadi dia biarkan saja.
"Kalo gitu kita pulang ya, kalian akur akur ya disini jangan berantem atau apapun yang membuat kalian jadi renggang" ucap papa nya
"Iya pa" jawab nathan pelan
Sepulang mertuanya berkunjung tadi kaila langsung masuk kedalam kamarnya lalu mengunci pintunya agar nathan tidak bisa masuk.
TOK TOK TOK
"Buka pintunya!" Ucap nathan ngegas dari depan pintu kamar namun tidak ada sahutan ataupun tanda tanda pintu akan terbuka
Kaila didalam kamar langsung mengambil koper yang ada diatas lemari pakaian nya, lalu membuka resleting nya beralih membuka lemari bajunya. Kaila mengemasi semua barang-barang nya. Ia berniat untuk pergi. Kalau di pikir-pikir menunggu naila pulang sama saja dia menyerahkan nyawanya kepada nathan selama itu. Jadi dia putuskan akan pergi tanpa menunggu naila. Toh nanti juga akan dia kabari jika dia sudah sampai ditempat tujuan nya pergi.
"GUE BILANG BUKA PINTUNYA!" Teriak nathan semakin keras bahkan yang tadinya hanya sebatas ketukan beralih menjadi sebuah tendangan brutal dari luar kamar
Kaila tetap tidak memperdulikan kebisingan diluar kamarnya. Dia tetap lanjut mengemasi barang-barangnya. Tanpa meninggalkan satu barang pun.
KLEK
Pintu kamar terbuka menampilkan kaila yang menggeret dua koper besar dengan tas selempang yang menyampir di bahunya. Nathan tau maksud dari semua barang-barang yang di bawa istrinya ini. Pasti dia ingin pergi kan? Oke nathan tidak boleh membiarkan ini terjadi.
Kaila yang ingin lewat terus dihalangi nathan berdecak kesal karena nathan tidak memberikan nya jalan barang sedikitpun.
"Mau kemana? Pergi? Gak boleh!" Nathan berucap dengan sewot saat dirinya akan ditinggalkan
"Minggir" ucap kaila datar
"Gak boleh pergi" bahkan tak tanggung-tanggung nathan merentangkan kedua tangannya agar kaila benar benar tidak pergi
KAMU SEDANG MEMBACA
12:00 [END]
General Fiction"Ayo ikut gue" tanpa mendengarkan dulu jawaban dari kaila, naila langsung membawa kaila menuju mobilnya dan setelah itu ikut masuk dan pergi "Kita mau kemana nai" "Kemana aja asal lo jauh dari nathan brengsek" naila berucap tanpa menolehkan kepala n...