Lima

52 8 1
                                    

Sebuah sepeda motor melaju menuju jembatan baru arah jalan ke provinsi.
Motor itu dibawa oleh seorang pemuda yang membonceng pacarnya yang merupakan seorang perawat di  rumah sakit provinsi.

Ada telepon yang meminta sang perawat agar segera kembali ke rumah sakit karena partner kerjanya harus ke kampung dan menjemput saudaranya yang akan melahirkan. Sang perawat harus menggantikannya jam 12 nanti.

Karena cuaca hujan, mereka sepertinya akan terlambat sampai karena beberapa kali singgah setelah sadar lupa membawa jas hujan.

Si pengendara motor terpaksa harus melajukan motornya karena takut kekasihnya terlambat sampai.

Saat akan melintas jembatan, tiba-tiba cahaya lampu sorot biru
menyilaukan mata pengendara motor dan ia harus membanting stir dan tak sadar menabrak salah satu tiang jembatan sebelah kanan.

Motor tersangkut dan dua penumpangnya tewas seketika dua meter dari jembatan.

Pagi harinya, orang heboh dengan temuan dua mayat yang bersimbah darah tak jauh dari jembatan.

Setelah polisi mengidentifikasi kedua mayat, mereka langsung memulangkannya ke kampung asal untuk dimakamkan.

Berita itu sontak membuat Kiran kaget. Baru dua hari lalu ia melintasi jembatan baru itu, dan hari ini telah memakan korban.

Beberapa orang heboh menceritakan kejadian ganjil di jembatan baru.
Ada beberapa orang yang melintasi jembatan setiap Magrib sepulang dari kebun, selalu mendapati cahaya lampu sorot yang menyilaukan mata.

Mereka harus berhenti sejenak dan mengucek mata sebelum melanjutkan membawa kendaraannya kembali.
Beberapa orang juga sering dikejutkan dengan ayam yang terbang  di hadapan mereka menuju tepi sungai.

Sungguh, keanehan yang mampu membuat orang lewat menjadi celaka.

Pasca kecelakaan, orang yang akan ke provinsi atau yang akan melintasi jembatan baru, mau tidak mau harus lewat.
Karena bagaimanapun jembatan baru mempermudah mereka untuk mencapai tujuan lebih cepat.

Hari ini Kiran harus kembali ke provinsi. Ia mengkhawatirkan keadaan Syisi yang akan panik, jika ayahnya benar-benar tidak akan pulang.

Setelah berpamitan pada ibunya, Kiran seperti biasa menunggu mobil lintas di pangkalan dekat pasar.
Kebetulan sekali sebuah mobil tinggal menunggu satu penumpang dan segera berangkat jika penumpangnya sudah pas.

Awan mendung dan hujan deras tidak bisa dihindarkan lagi.

Mobil tersebut langsung berangkat menuju propinsi dan akan melewati jembatan.

Semua penumpang terdiam ketika sebuah truk akan berpapasan dengan mobil yang mereka tumpangi.

Tiba-tiba sebuah mobil berkecepatan tinggi yang searah dengan truk hendak menyalib truk dan...

Jangan lupa bintang dan comentnya ya!!!

Pusara Tanpa NamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang