Sebelas

38 4 0
                                    

Hari masih pagi, tapi mobil polisi sudah sibuk di sebuah taman yang di sana terdapat jasad seorang gadis yang bernama Harmi yang hilang dua tahun yang lalu.

Jasadnya dikubur dan ditutupi daun-daun kering di dalam akar bunga pangkas yang berjejer memperindah taman hijau itu.

Walaupun telah dua tahun dan jasadnya sudah hancur, tapi cat kuku dan potongan piyama yang dipakainya terakhir kali dapat diindentifikasi bahwa itu benar tubuh Harmi.

Salah seorang anggota teater menelepon polisi dengan beralasan ketika mereka sedang berlatih di taman, mereka melihat kucing mencakar tanah dan menemukan tulang belulang.

Polisi pun segera menggali tanah di bawah pohon bunga pangkas dan menemukan rambut, baju serta tulang belulang.

Setelah sekian lama, akhirnya terungkap keberadaan Harmi, anak seorang pengusaha sukses di bidang perkebunan.

Dalam kerumunan itu, nampak Dedy berdiri dengan lemas.

Dari jauh Kiran dan teman-teman nya ikut menyaksikan pembongkaran taman yang tidak disangka dijadikan kuburan seorang gadis cantik.

Kiran memperhatikan Dedy. Dalam pikirannya sangat tidak menyangka kalau Harmi adalah adik Dedy, bosnya di kantor penerbitan.

Kiran sangat penasaran dengan sosok pria yang bahkan tidak bisa dilihat wajahnya ketika membunuh Harmi. Dia harus berhati-hati memberikan informasi kepada polisi agar dia bisa aman sebagai saksi. Ia berjanji, akan menyeledikinya pelan-pelan dan mencari tahu siapa sebenarnya pelaku pembunuhan Harmi.

"Kiran, kamu di sini?" Tiba-tiba Dedy sudah ada di depannya.

"Oh, iya, tadi saya lewat sini dan bertemu teman saya, Susi."

"Oh, apa kamu akan ke kantor?"
Dedy memperhatikan baju Kiran yang masih sama dengan bajunya kemarin.

"Iya, nanti saya ke kantor pak, tapi saya belum mandi. Saya akan singgah di kostan Susi, untuk mandi karena baju saya ada di sana."

"Susi...Susi siapa?" Dedy merasa asing dengan sebuah nama.

"Teman saya pak... Anak teater. Semalam saya menginap di kostannya dan pagi-pagi dengar kabar ada kasus penemuan mayat. Jadi saya segera kemari untuk mendapatkan informasi dan dijadikan bahan berita...Tak disangka.. ternyata korban ini adalah adik bapak.."

"Iya.. dia adik perempuan saya yang hilang dua tahun yang lalu. Syukurlah akhirnya dia ditemukan walaupun dalam keadaan hampir tidak bisa dikenali. Semula, keluarga mengira ia keluar negeri."

"Saya turut bersimpati pak..."

Dedy mengusap matanya yang memanas dan memerah dari tadi.

"Oh.. terimakasih. okey kalau begitu saya duluan ke kantor ya..." Dedy melambaikan tangannya dan berusaha menyembunyikan kesedihannya.

"Hati-hati pak!"

Jangan lupa votment ya.... supaya ta update cepat!

Pusara Tanpa NamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang