Sembilan

42 3 0
                                    

Jam telah menunjukkan pukul satu malam.
Semua yang ada di studio teater sangat panik dengan keberadaan Kiran yang sedari tadi belum di temukan.

Lampu di studio menyala dan padam sendiri seperti ada yang mengendalikan.

Tiba-tiba semua lampu padam.

Tas Kiran yang masih tergeletak rapi di tempat duduknya. Dalam kegelapan Susi menghampiri Akli.

"Bagaimana ini Bang?" Susi panik bertanya kepada Akli.

Akli paling dituakan setelah Randu di Teater ini.

Khuk...uhuk...uhu...hu..hu..hu

"Ssssstt!"
Akli mencoba menenangkan Susi dan semua teman-temannya yang sedari tadi mencari keberadaan Kiran.

Sebuah suara orang yang gemetaran menuntun mereka ke belakang tirai yang bersebelahan dengan dinding hitam studio itu.

Akli menyibak tirai dan menemukan Kiran sedang meringkuk duduk di sana seperti orang kedinginan.

"Kak Kiraann..." Susi berteriak dan menghampiri Kiran yang terlihat pucat.

"Kak Kiran di mana tadi... Kita cariin dari tadi malah nggak ketemu..."
Susi merasa emosional dan tak sadar menitikkan air mata.

"Ssa..saya... "Kiran menjeda ucapannya.

Semua orang di sana terdiam ingin mendengar kelanjutan kalimat Kiran. Biar bagaimanapun mereka sangat penasaran dengan keberadaan Kiran yang tiba-tiba hilang. Apa gadis itu mempermainkan mereka?

"Apa di dekat sini ada sebuah taman bunga?"

Semua orang di sana masih terdiam. Tidak paham dengan pertanyaan Kiran.

"Iya kak...ada... itu sebelum dapat gedung sekolah. Emangnya kenapa?" Tanya Enok, salah satu anak penata panggung.

"Harmi.. apa kalian kenal gadis bernama Harmi?"

Semua orang di sana mengerutkan keningnya. Ada yang tidak mengenal gadis yang bernama Harmi, ada pula yang heran mengapa Kiran menyebutkan nama gadis itu.

Semua orang saling berpandangan.

"Saya kenal dia. Dia dulu dekat dengan Bang Randu."
Jawab Akli yang memang paling tahu sejarah Teater mereka, termasuk dengan semua orang yang terlibat di dalamnya.

"Lalu... Sekarang gadis itu di mana?"

Semua orang langsung memandangi Akli yang harusnya menjawab pertanyaan Kiran.

"Terakhir saya bertemu dengannya dua tahun yang lalu. Tapi, setelah hubungan Bang Randu dan Harmi tidak disetujui keluarganya, tidak lama, Harmi tidak diketahui kemana.
Ia menghilang, bagai ditelan bumi.."

Jangan lupa votment ya, maaf pendek dan sedikit aneh ya...

Pusara Tanpa NamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang