Kantor tempat Kiran sangat ramai siang ini.
Penemuan mayat adik sang pimpinan menjadi topik utama.
Hampir semua orang mengenal sosok Harmi yang sangat humoris dan mudah bergaul.Hanya beberapa orang karyawan baru saja yang masih awam dengan sosok yang baik itu. Termasuk Kiran.
Ternyata Harmi pernah menjadi fotografer magang di perusahaan penerbitan milik kakaknya sendiri, Dedy.
Entah ada masalah apa, tiba-tiba Harmi berhenti dengan alasan ingin fokus kuliah dan menekuni bidang teater.
Tidak lama, gadis berambut panjang itu menghilang tanpa ada kabar.
Bahkan keluarganya saja tidak tahu Harmi ke mana.
Setelah sebulan tanpa kabar, keluarga besarnya memutuskan untuk melaporkannya ke pihak kepolisian.
Tapi kasusnya belum bisa terusut karena tidak ada jejak yang berarti ke mana Harmi pergi.Bahkan kekasihnya juga tidak mendapatkan kepastian kapan bisa bertemu lagi dengan Harmi. Randu beranggapan keluarganya memutuskan akses agar mereka tidak berhubungan lagi.
Di antara beberapa teman dan keluarga yang akrab dengan Harmi, ada Lita yang terakhir bersama gadis berhidung mancung itu.
Malam itu, ia mendengar suara handphone Harmi berdering. Tak lama terdengar percakapan antara Harmi dan seseorang di handphone itu. Nampaknya mereka berdebat dan Harmi menangis sejadi-jadinya.
Tak lama setelah Lita keluar dari kamar mandi, Harmi pamit akan keluar sebentar, tapi setelah itu, Harmi tidak pernah kembali lagi.
Ketika Lita diintrogasi polisi, ia membenarkan memang bersama Harmi malam itu, dan Harmi tidak kembali.
Lita juga membenarkan kalau baju yang ditemukan bersama mayat di taman bunga adalah baju tidurnya.Sebenarnya Lita sangat penasaran kemana Harmi pergi, karena ia hanya menggunakan baju tidur panjang milik Lita. Sedangkan bajunya sendiri masih ada sampai mayat Harmi ditemukan, barulah baju setelan warna cokelat milik Harmi dikembalikan ke pihak keluarga.
Selanjutnya hanya Kiran yang tahu peristiwa berikut, sebab Harmi meninggal. Tapi wajah si pelaku tak bisa Kiran pastikan. Karena yang dilihatnya hanya gelap.
"Kakak!!! Kakak pulang?"
Suara polos Syisi mengagetkan Kiran. Nampaknya Eka juga baru pulang kerja dan dijemput Syisi di depan gerbang kost."Iya Syisi.... Kamu udah makan?"
Kiran mengelus rambut Syisi yang melambai tertiup angin."Belum kaaak! Kak Kiran, tolong hubungi ayah kak... Syisi kangen banget sama Ayah... Kok Ayah belum juga kasih kabar. Kata Digo, Ayah penjahat dan dibunuh orang.... Syisi takut Ayah kenapa-kenapa" Mata Syisi berkaca-kaca.
"Digo Syapa?" Tanya Kiran ke arah Eka.
"Anak pemilik warung depan kostan kak." Eka menjawab rasa penasaran Kiran yang belum mengenal pemilik warung yang baru buka depan kostan mereka.
"Syisi, tempat Ayah kamu tuh sangat jauh.. trus di sana sangat terpencil. Dan tidak ada signal di sana"
Kiran berbohong lagi untuk kesekian kalinya."Nanti, kalau kakak dapat kabar, pasti kakak bilang ke Syisi. Kakak kan suka cari berita. Syisi percaya kan sama Kak Kiran?"
Syisi mengangguk lemah dan mulai tersenyum tipis.
"Sekarang Syisi main dulu ya..."
Syisi pun berlari ke arah dua orang anak yang sedang duduk bermain masak-masak.
Kiran akan masuk kamar ketika seseorang seperti mengekorinya.
"Apa benar Pak Telor ke Kalimantan kak?"
Jangan lupa tekan bintang dan komentarnya ya.. see uu!
KAMU SEDANG MEMBACA
Pusara Tanpa Nama
Non-Fiction⚠️ Cerita ini tidak ada di aplikasi manapun selain di Wattpad. Jika ada di aplikasi lain berarti di plagiat⚠️ Kiran sangat tidak menyangka harus mengalami pengalaman mengerikan yang entah kapan bisa berakhir. Kiran hanya wanita biasa yang ingin ke...