Enam Belas

33 6 0
                                    


Bruk!!

Seseorang memukul Randu dari belakang. Kiran shock karena kejadian itu tepat di depan matanya.

Malam itu, ia janjian dengan Randu untuk nonton di bioskop dan akan bertemu di depan lorong kostan Kiran sekitar jam sembilan malam.

Tapi, ketika tiba di tempat yang dijanjikan Randu untuk bertemu, Kiran malah melihat Randu dipukul dengan balok kayu oleh seseorang dari belakang. Kiran tidak menyadari ada seseorang di belakangnya.

Tiba-tiba gelap yang dilihatnya ketika ia merasakan sebuah handuk kecil membekap mulutnya.

Dan di belakang Kiran, Ayah Syisi yang baru pulang memungut telur liar, menyaksikan kejadian tersebut. Ternyata hal sial juga menimpa Ayah Syisi.

Ia juga dibekap dari belakang menggunakan sapu tangan yang sudah ditetesi cairan bius.

Telur-telur yang telah diisi ke dalam kantong plastik jatuh dan pecah.

Lalu, mereka dibawa dengan mobil box menembus kegelapan malam.

😱😱😱

Kiran membuka matanya perlahan-lahan.

Nampak beberapa karyawan sibuk membangunkannya agar segera sadar dari pingsannya. Kiran tadi ditemukan tak sadarkan diri di balik meja kerjanya.

Kiran segera duduk dan mendapati Dedy yang khawatir sambil menyuguhkan air putih.

"Bagaimana... Apa yang sakit?"
Dedy nampak khawatir melihat wajah pucat Kiran.

Kiran hanya menggeleng. Ia masih mencoba mengingat-ingat apa yang dilihatnya tadi.

Setelah meneguk air beberapa kali. Kiran memutuskan untuk ke toilet diantar oleh seorang karyawan wanita.

Merasa risih, Kiran menyuruh karyawati itu untuk kembali bekerja karena dia sudah merasa mendingan.

Hampir tiga puluh menit, Kiran belum juga keluar dari toilet.

Karyawati tersebut berinisiatif untuk mengecek keberadaan Kiran yang belum juga keluar dari toilet. Sampai di sana, karyawati yang bernama Saras itu, tidak menemukan Kiran di semua bilik toilet.

Yang ia tahu, Kiran hanya akan mencuci muka di vestafel tapi Saras tidak menemukan siapapun di sana.

Dengan panik, Saras memberitahukan semua karyawan, termasuk atasan mereka Dedy. Mereka pun segera mencari Kiran di toilet perempuan, tapi nihil.

Seperti yang Saras katakan, Kiran tidak ada di sana.

Dedy berinisiatif untuk mencari Kiran di toilet pria, jangan sampai Kiran salah masuk karena nampak masih linglung akibat pingsan tadi.

Ketika membuka pintu toilet, Dedy menemukan Kiran sedang menunduk di depan cermin vestafel besar.

"Kiran..?"
Dedy nampak heran melihat Kiran di toilet pria.

Kiran tampak berdiri menghadap kaca toilet sambil menunduk. Wajah dan sebagian rambutnya basah dan sisa air di wajahnya menetes melalui dagu lancipnya.

Mendengar namanya disebut, Kiran mengangkat wajahnya. Pandangan Kiran kini bertemu dengan pandangan Dedy melalui pantulan cermin.

"AAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!"

PRANG!!!!!

Ssssstt! Jangan lupa tekan bintang dan tinggalkan komentarnya, supaya author cepat update

Pusara Tanpa NamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang