♧ ♧
"Nonton apaan nih?" tanya Asha ketika mereka sudah duduk kembali di sofa. Dengan camilan di meja depan mereka,
"Horor?"
Asha bergidik ngeri, "Gak ah, Xel. Gue takut nonton film begituan. Suka kebawa mimpi,"
Axel terkekeh. Ia lalu menarik tangan Asha yang semula berdiri hingga kini duduk di pangkuannya. Axel melilit pinggang Asha menggunakan kakinya agar gadis itu tidak berontak.
"Kalo sama gue, gak bakal takut," ujarnya lalu mengecup singkat leher Asha.
Asha kembali bergidik. Ini sekarang bukan takut ke film nya, tapi takut Axel nya. Memang abang laknat.
Axel kemudian menyalakan TV lalu melihat-lihat apa film horor terbaik untuk mereka tonton. Setelah dapat, Axel hubungkan ke TV di depannya.
Film pun di mulai. Asha mulai memakan camilan nya namun matanya tertuju pada tayangan di depannya. Asha memejamkan sebelah matanya ketika terdengar lagu horor di depannya. Ia tahu, ketika lagu horor bin penasaran di kumandangkan, maka itu pertanda bahwa hantu akan muncul dadakan.
Sedangkan Axel, lelaki itu terlihat santai bahkan matanya melotot melihat tayangan di depannya. Berbeda dengan tubuh Asha yang sedari tadi bergetar. Axel terkekeh melihat wajah Asha yang ketakutan. Ia lalu memeluk Asha dari belakang.
"Mau udahan aja nontonnya?" tanya Axel sembari menyeludupkan wajahnya di ceruk leher Asha dari belakang.
Asha menggeleng, "tanggung, Xel. Bentar lagi hantunya muncul tuh," ujarnya masih setia memandang layar di depannya.
Tubuh Asha menegang saking terkejutnya, "WOI! KOK MUNCUL GAK BILANG-BILANG, SIH?!" kesalnya saat melihat hantu berwujud pocong menampakkan dirinya tiba-tiba, mana mukanya hancur lagi.
"Gila aja tuh hantu. Gak bilang-bilang kalo mau muncul, mana mukanya gak elit," gerutu Asha masih menetralkan detak jantung nya yang berdisko ria.
Sedangkan Axel, lelaki itu tengah asik menghirup dalam leher terbuka Asha. Biarlah gadis itu fokus dengan tayangan di depannya.
Asha menutup matanya menggunakan tangan besar Axel ketika hantu tersebut mulai mengeluarkan cairan merah kental dari mulutnya. Gila saja, ada film se jijik ini. Tapi sialnya Asha suka. Gadis itu belum merasakan keliaran Axel.
"Sshhh..." Asha melenguh kecil merasakan leher nya di sesap oleh Axel. Lihat saja, pasti tanda di lehernya semakin banyak karena ulah lelaki itu.
Asha menggeplak pelan kepala belakang Axel sehingga gigitan lelaki itu terlepas. "Diem. Jangan banyak ulah, Xel. Gue mau fokus sama film ini," peringat Asha jengah.
Axel menghentikan kegiatannya namun kepalanya masih ia sungkepkan di leher Asha. Kali ini ia melilitkan tangannya ke pinggul Asha. Terlihat seperti Axel memeluk gadis itu dari belakang.
Asha tidak peduli apa yang lelaki itu perbuat. Matanya kini sudah seratus persen terkunci dengan film yang tayang di depannya.
"Bodoh! Itu di belakang lo ada hantu, anjir!"
"Katarak lo?! Masa gak keliatan!"
"Lah anjir itu hantu apa pesulap? Kok bisa teleportasi gitu?!"
"Nah gentayangin aja gentayangin! Suruh siapa bunuh orang yang gak salah. Mampus!"
Axel terkekeh mendengar gerutuan dan umpatan yang keluar dari mulut Asha. Katanya takut, kok sekarang malah banyak bacot. Banyak komen lagi. Pasti sutradaranya darah rendah mendengar cerocosan Asha.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAKAK TIRI GUE MESUM!
Teen Fictionmengandung kata kata kasar! dan mengandung adegan dewasa🔞! harp berhati hati dalam membaca! • • • • Jangan lupa vote yh guys!