Part8 [ Mama setuju Axel sama Kiran ]

1.8K 37 0
                                    

                                   ♧ ♧

Asha menatap datar pandangan di depannya. Oh ayolah, ini sangat menggelikan, memuakkan, dan juga menganehkan. Seumur-umur, baru kali ini Asha melihat ada orang yang PDKT dengan cara menggelikan seperti ini.

Sedangkan Axel, wajah lelaki itu sudah tertekan daritadi. Permintaan gadis di depannya sangat aneh-aneh. Belum apa-apa, tapi ia sudah bosan dengan ini.

"Udah?" tanya Kiran di balas anggukan malas oleh Axel.

Kiran lalu memastikan bahwa rambut yang di ikat oleh Axel itu rapi dengan cara merabanya. Setelahnya, gadis itu tersenyum senang, "makasih, kak!" ucapnya riang.

Axel berdehem singkat dengan wajah yang masih di tekuk. Lelaki itu menatap Asha meminta pertolongan. Tidak kuat menghadapi orang aneh seperti Kiran. Bayangkan saja, tadi Kiran meminta Axel men-cat kukunya, memujinya cantik atau tidak, dan tadi Kiran meminta rambutnya untuk di ikat. Kiran pikir Axel babu?

Melihat wajah Axel yang memelas, membuat Asha terkekeh. Sungguh, wajah Axel yang seperti itu sangat gemas bukan main. Apalagi melihat Kiran yang sangat menyiksa Axel. Semakin membuat Mood Asha naik. Mungkin yang berada di fikiran Kiran, pacar sama dengan babu.

"Apa?!" sentak Axel menatap tajam Kiran ketika gadis itu akan mencekal tangannya. Asha saja dibuat terinjak kaget mendengarnya. Bagaimana dengan Kiran? Gadis itu sudah menundukkan kepalanya sambil memainkan tangannya.

"M-maaf, kak. A-aku cuman pengen pegang tangan kakak," cicit Kiran takut,

"Asha, lo pindah ke sini," titah Axel sembari menatap Asha dalam,

Asha menggeleng pelan, "gue gak--"

"Gue bilang pindah ke sini, baby girl," ujar Axel penuh penekanan. Tatapan kepada Asha pun semakin menajam. Asha di buat kicep mendengarnya. Gadis itu lalu meneguk ludah susah payah. Gawat, kalau Axel sudah seperti ini, lelaki itu pasti susah di hentikan.

Kiran yang mendengar panggilan Axel kepada Asha membuatnya menggeram di dalam hati. Harusnya ia yang di panggil 'baby girl' oleh Axel. Karena dia yang lebih pantas dari Asha!

"Baby girl," panggil Axel lagi. Asha langsung menatap Kiran yang sedang menatapnya sendu.

Asha kemudian bangkit lalu menatap Kira, "pindahan, Ran," ujarnya sembari melirik Axel yang sedang menatapnya seolah ingin memakan saat ini juga.

Kiran tersenyum kecut, "o-oh. Iya, kak."

Axel mencekal tangan Asha lalu membawanya duduk di sampingnya setelah Kiran pindah. Kiran menatap mereka kesal. Harusnya dia bisa duduk di dekat Axel lebih lama lagi!

"Lo nakal, baby girl," bisik Axel tepat di telinga Asha,
"dan lo harus di kasih hukuman setelah ini," lanjut lelaki itu berat membuat tubuh Asha merinding seketika. Gadis itu menatap Axel takut lalu menggeleng lemah. Tapi Axel tidak peduli dan malah tersenyum miring.

Kiran mengepalkan tangannya sejak tadi melihat perlakuan Axel kepada Asha. Kenapa harus Asha? Di sini masih ada dirinya. Masih ada Kirana Adveika yang bahkan lebih cantik dari Asha, lebih segalanya dari gadis itu.

"Kak Asha kenapa pake baju rajut gitu?" tanya Kiran ketika melihat Asha memakai cardigan berwarna abu.

Atensi Asha dan Axel teralihkan saat Kiran bertanya. Asha tersenyum canggung. Apa lehernya kelihatan? "N-nggak papa, Ran. Gue dari tadi ngerasa hawanya dingin aja. Mungkin sedikit gak enak badan," bohong! Jelas ucapan Asha bohong. Gadis itu hanya tidak ingin Kiran mengetahui tanda di lehernya.

Axel menatap Asha malas. Kenapa tidak jujur saja, sih? Kalau jujur kan lumayan, Kiran akan langsung pulang karena tidak ingin mengganggu mereka. Tapi Asha malah membohongi gadis itu. Oh, apa Asha ingin dirinya tersiksa lebih lama lagi?

KAKAK TIRI GUE MESUM!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang