♧ ♧
Asha membuka pintu rumah dengan keras. Ia lantas mengusap air matanya yang sedari tadi berlinang deras dengan kasar. Sesak sekali rasanya.
Axel yang sedari tadi bermain HP langsung ketika melihat Asha yang sepertinya sedang menangis. Ia lalu mencekal tangan Asha yang hendak naik tangga.
Asha menghempaskan tangan Axel kasar. Ia menunduk dengan terisak kecil. Sungguh, cinta sialan ini sangat menyakiti hati kecilnya.
"Kenapa, baby girl?" tanya Axel lembut namun tidak di balas oleh Asha. Gadis itu hanya menunduk dengan bahu yang bergetar, petanda bahwa ia sedang menangis.
"Hei--"
"Gue mau sendiri Axel. Please, jangan ganggu gue dulu," ujar Asha dengan tidak menatap Axel.
Axel terdiam mendengar suara Asha yang bergetar. Ia yakin, pasti terjadi sesuatu kepada gadis itu.
Tanpa banyak kata, Asha lalu berlari menaiki tangga menuju kamar. Gadis itu menutup pintu kamar keras hingga menggema. Asha meluruhkan badannya di depan pintu. Gadis itu menangis sesenggukan, memukul dadanya yang terasa sesak.
Asha tidak menyangka, orang yang ia cinta ternyata bisa mengkhianati dirinya. Orang yang paling ia sayang, ternyata juga orang yang paling berpengaruh bagi rasa sakit di hatinya.
Asha mencintai Daniel. Lelaki itu sudah bersamanya selama satu tahun penuh ini. Suka dan duka sudah pernah Asha jalani bersama lelaki itu. Namun, yang di dapat Asha sekarang hanyalah pengkhianatan! Daniel menghianati cinta Asha yang begitu tulus.
Asha tersenyum lemah, apa tidak cukup dirinya selama ini selalu ada untuk Daniel? Mengizinkan lelaki itu untuk pergi dan tidak berhubungan dengannya? Apa cinta Asha hanya di anggap mainan oleh lelaki itu. Apa hubungan mereka hanya di anggap bercanda oleh Daniel? Jika iya, Asha adalah orang pertama yang akan berbicara bahwa itu tidak lucu.
Berbagai memori dirinya dan Daniel terus berputar di kepala bak kaset rusak. Perhatian Daniel kepada Asha terus di ingat oleh gadis itu. Asha tidak bohong, ia melihat cinta yang tulus dari Daniel saat bersamanya.
Sekarang, apa Asha bisa mengubur cinta nya kepada Daniel? Menghilangkan dan melupakan semua kenangan yang lelaki itu ciptakan? Asha rasa tidak bisa.
"Baby girl,"
Suara berat dan ketukan pintu sama sekali tidak di hiraukan oleh Asha. Gadis itu diam menunduk, menyembunyikan air matanya yang sangat nakal tidak ingin berhenti keluar.
"You okay? Baby girl," suara lembut di luar bagaikan angin lalu bagi Asha. Ia hanya ingin sendiri. Tidak ingin di ganggu. Asha ingin menikmati rasa sakit di hatinya sampai semua ini selesai.
"Cerita sama gue, siapa yang bikin lo gini, hm?"
Asha tidak menjawab. Gadis itu hanya terus menangis sesenggukan.
Axel yang mendengar itu terlihat frustasi sambil terus mengetuk pintu kamar Asha berulang kali. Ia tidak bisa melihat Asha seperti itu. Hatinya merasa sakit melihat Asha menangis, meskipun bukan karenanya.
"Gue mau meluk lo, mau nenangin lo.." ujar Axel lemah.
"Come on, baby girl. Gue cuman mau lo cerita sama gue," Axel terus berbicara sendiri di depan pintu berwarna putih gading milik Asha. Ia tidak peduli Asha mendengarnya atau tidak. Dia hanya mengutarakan perasaannya saja.
"Lo gak boleh kayak gini, baby girl. Gue gak suka," Axel menatap sendu pintu kamar Asha. Lelaki itu tidak kuat ingin memeluk Asha dan mendekapnya hangat. Ia ingin mengelus punggung gadis itu seraya berkata bahwa semuanya akan baik-baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAKAK TIRI GUE MESUM!
Teen Fictionmengandung kata kata kasar! dan mengandung adegan dewasa🔞! harp berhati hati dalam membaca! • • • • Jangan lupa vote yh guys!