Part9 [ Cinta Asha-Asha putus? ]

1.6K 33 0
                                    

                                   ♧ ♧

Axel menatap Asha dalam, "Kenapa? Karena gue gak suka sama Kiran,"

Asha yang di tatap seperti itu menjadi sedikit gugup. Ia lalu kembali menatap bintang di sana untuk menghilangkan rasa gugupnya, "kenapa lo gak coba buka hati aja buat Kiran, siapa tau dia cocok, 'kan?" tanya Asha.

Axel menggeleng lemah, "gue gak bakal bisa cinta sama orang lain. Karena cinta gue udah sepenuhnya milik lo," gumam Axel pelan bahkan sangat pelan. Asha pun tidak mendengarnya. Axel mencintai Asha, sangat. Itulah sebabnya mengapa ia sangat ingin membuat Asha menjadi miliknya.

Namun sepertinya itu tidaklah mungkin. Karena dirinya dan Asha selamanya akan menjadi seperti ini. Terjebak di antara hubungan adik kakak yang membuat mereka memiliki tembok yang sangat besar sebagai pembatas agar mereka tidak bersatu.

Axel terlambat, ya. Ia terlambat mengungkapkan rasa cintanya. Dan sekarang, semuanya mungkin sudah sia-sia.

Tak apa, ia akan mencoba ikhlas dengan menerima dan mengikuti alur kehidupannya. Namun untuk menganggap dan memperlakukan Asha layaknya adik pada umumnya, Axel sepertinya tidak bisa. Rasa cinta yang ia miliki kepada gadis ini sangat lah besar. Tidak mungkin di gantikan dengan rasa sayang sebatas adik.

"Axel!"

Lamunan Axel seketika buyar ketika Asha menatapnya kesal setelah berteriak. Axel menaikkan satu alisnya bertanya.

"Lo ngelamunin apa, sih? Dari tadi gue panggil gak nyaut juga!"

Axel tersenyum tipis, gemas sekali rasanya melihat Asha yang cerewet dan cuek seperti sekarang.

"Axel, ih!" Asha mencubit lengan Axel saking kesalnya. Lelaki itu kenapa, sih? Dari tadi di tanya tidak menjawab. Hanya senyum-senyum sendiri yang membuat nya bergidik aneh. Apa Axel kesurupan?

"Lo kesurupan, ya?-- aw!" Asha meringis sembari memegang dahinya yang nyeri akibat sentilan dari Axel.

"Jangan asal ngomong, baby girl."

"Ya terus apa? Lo dari tadi senyam-senyum sendiri. Gak jelas banget. Apa itu namanya kalo bukan kesurupan?" tanya Asha rada ngegas.

"Gue cuman ngebayangin--"
"--isep-isep an yang kita lakuin terjadi lagi," goda Axel sembari menyeringai genit membuat Asha bergidik ngeri.

"Itumah lebih serem dari pada kesurupan!"

"Udah ah, buang jauh-jauh fikiran kotor lo itu. Kita masuk ke dalem, udara di sini gak bagus buat lo. Nanti lo masuk angin gue yang repot," Asha mendumel di akhir kalimatnya.

"Gak mau isep-isepan dulu, baby girl?" tanya Axel masih gencar menggoda Asha.

"In your dream!" ketusnya sembari melangkah masuk meninggalkan Axel yang sudah terkekeh gemas di belakangnya.

"Baby girl," Axel mencekal tangan gadis itu ketika sudah sampai di kamar.

"Apa?"

"Tidur bareng, yok." ajak Axel sembari tersenyum genit. Asha menggeleng. Gadis itu sudah tahu tabiat buruk dari manusia seperti Axel ini.

"Lo udah gede, masa tidur aja harus di temenin," cibir nya dengan nada mengejek.

"Kalo di temenin sama lo sih gapapa. Malahan enak,"

Asha menatap Axel gemas, "udah, ah. Lo tidur sana. Gue mau keluar,"

Axel menggeleng sembari terus mengeratkan cekalan tangannya, "gue mau tidur sama lo, Sha."

"Bukan mahram, Axel."

"Kata siapa? Orang kita kakak adik," Axel rasanya tidak rela meluncurkan kata sialan itu kepada Asha. Namun hanya itu caranya agar Asha mau tidur dengannya.

KAKAK TIRI GUE MESUM!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang