Part14 [ Gue suka sama lo ]

1.3K 30 0
                                    

                              ♧ Happy Reading ♧

"Kiran udah pulang, nak?" tanya Nindi memastikan,

"Hm," dehem Asha malas.

Gadis itu lalu menaikki tangga untuk ke kamar Axel. Karena gadis itu akan kembali tidur bersama dengan Axel. Alasannya? Ya pasti nomor satu Axel yang mengajak. Asha iya-iya saja. Lagian, Axel menepati janjinya. Ia tidak melakukan apa-apa selain memelvk Asha, dan mungkin sedikit nyosor.

Tangan yang semula ingin membuka handle pintu tiba-tiba saja berhenti. Gadis itu teringat dengan ucapan Axel yang bilang akan memberinya hukuman. Tapi hukuman apa?

Asha jadi was-was sendiri. Gadis itu tahu hukuman yang di maksud Axel pasti tidak jauh dari naena. Salah nya sih berani menentang Axel. Kan lelaki itu jadi kesenangan.

Asha menghembuskan napasnya pelan. Dengan tubuh yang bergetar, gadis itu membuka handle pintu.

Cklek,

Asha masuk ke dalam kamar dengan hati-hati. Ia bisa melihat Axel sedang tidur di king size hanya menggunakan boxer biru navy tanpa atasan.

Asha menghela napas lagi. Kali ini ia bernapas lega. Jika Axel tidur, otomatis hukuman nya tidak jadi, bukan?

Dengan pelan, Asha menjatuhkan tubuhnya di samping Axel. Gadis itu geser dan terus menggeser hingga dirinya sampai di sisi ranjang, jauh dari Axel.

"Mau ngehindar, hm?"

Deg,

Suara bariton itu berhasil mengejutkan jantung Asha. Asha kembali memelototkan matanya yang tadi sudah menutup. Mampvs! Singa sudah bangun.

Asha perlahan membalikkan tubuhnya sampai bersitatap dengan manik mata hitam legam yang menatapnya tajam. Asha menyengir lebar kepada Axel.

Gadis itu semakin memundurkan badannya ketika badan Axel semakin maju. Sejengkal lagi badan Asha akan ambruk ke bawah bila saja tidak ada tangan besar yang menahan pinggang gadis itu.

Glek,

Asha menelan saliva nya susah payah. Ia menatap Axel takut. Lelaki itu kini menatap Asha intens, sama seperti tadi sebelum Asha di sosor oleh lelaki itu.

"Mau kemana, baby girl? Gak mau ngejalanin hukuman?" Asha merinding mendengar suara berat yang s!alnya sangat seks! itu.

Asha menggeleng pelan, "gue gak ngelakuin kesalahan, Xel. Gue gak mau di hukum," lirih Asha menatap Axel memohon.

Axel menatap manik Asha yang sangat dekat dengannya. Sejengkal saja Axel memajukan wajahnya, maka b!bir mereka di pastikan akan menyatu.

Axel menatap Asha lirih, "lo cantik, Sha. Gue-- gue pengen milikin lo," ujarnya getir.

Jantung Asha berdegup cepat. Ia menatap Axel bingung. Banyak pertanyaan yang langsung berseliweran di benaknya. Milik Axel? Apa maksudnya? Kenapa Axel ingin memilikinya? Kenapa Axel terlihat sangat frustasi? Kenapa dan kenapa terus melayang di fikiran Asha.

"Xel--"

"Gue tau ini gak mungkin, Sha. Gue tau kita gak pernah bisa bersatu. Mama papa kita pasti gak bakal suka gur kayak gini. Tapi, please, biarin gue ngerasain rasanya bahagia kayak gini." Axel memotong ucapan Asha sembari mengelus pipi gadis itu.

Tubuh Asha menegang mendapat elusan itu. Ini aneh, biasanya dia akan biasa saja jika Axel melakukan kontak fisik dengannya. Namun kali ini rasanya berbeda, rasanya seperti listrik yang menyengat seluruh hati Asha.

"Gue gak bisa nutupin semua ini lagi, Sha. Rasanya sakit, sesek, sama gak enak. Gue-- gue gak bisa, gue gak bisa biarin ini," Asha bisa melihat tatapan frustasi dari mata Axel yang biasanya hanya menatap datar itu.

KAKAK TIRI GUE MESUM!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang