5

211 33 2
                                    

" mama tolong jangan menangis.. " ucap Sam dengan begitu pelan dan lemah. Sementara Doyoung semakin terisak melihat kondisi putranya.

Sam dengan tangan gemetaran mengusap air mata mamanya dengan tersenyum lembut. " Sam anak mama harus kuat ya? " Ucapan milik Doyoung hanya di bahas anggukan oleh Sam.

Sementara Seum menangis di dalam hati dengan mengepalkan tangan nya menahan air matanya muncul. Junghwan menoleh ke Seum yang berada tidak jauh dari mereka.

Junghwan pun menghampiri putra bungsunya dan memeluknya dengan erat. Seum ikut membalas pelukannya tak kalah erat.

Sam pun mulai menutup mata tertidur akibat kelelahan. Keluarga nya pun keluar dari kamar Sam dengan air mata yang masih mengalir.

Putra mereka baru berusia 20 tahun. Tetapi hidup nya kenapa harus seperti ini, seharusnya di umur seperti ini Sam memikirkan tentang percintaan nya.

Tetapi tidak, Sam menolak tentang percintaan, meski ia sendiri menyukai Travis secara diam tetapi Sam belum ingin menjalani proses pacaran.

Ketika keluarga nya sudah keluar, Sam pun membuka matanya dan perlahan menutup mulutnya terisak pelan. " Mama,papa,kakak dan adek maaf jika Sam tidak bisa bertahan lama. " Dalam hati Sam yang paling dalam.






















































































































Pagi harinya sudah jam 07.30, keluarga So sedang sarapan dengan begitu tenang. Meski sesekali Doyoung menatap sendu ke Sam.

Sam hanya memakan makanan nya dengan tenang dan sesekali memikirkan apa yang akan terjadi di hidupnya selanjutnya. Sam hanya bisa pasrah ketika tuhan akan mencabut nyawanya.

Setelah Sam dan Seum selesai sarapan, si kembar pun pamit untuk pergi ke kampus. Meski Sam baru saja sakit tetapi ia tetap memaksa untuk pergi ke kampus.

Karena skripsi nya belom sempet kelar-kelar juga. Seum mengambil jurusan seni. Seum mempunyai bakat dalam melukis, terlihat juga lukisan nya di ruang tamu terpajang dengan di bawahnya dengan namanya.

Seum pun mulai menyetir mobil nya karena Seum yang maksa, ia tau kakaknya sedang tidak sehat, makanya Seum ingin menyetir dan tidak mau kakaknya kelelahan.

Sesampainya di kampus, Sam dan Seum turun secara bersamaan. Seum pun pamit ke kakak nya karena ada kelas pagi, sementara Sam ia ada kelas tetapi nanti siang.

Sam memutuskan untuk ke cafe terdekat kampus dengan jalan kaki. Sesampainya disana Sam langsung mengeluarkan laptop dan buku-buku disana.

Ia mulai serius mengerjakan skripsi, dan beberapa jam ia merasakan pusing. Sejenak Sam menyudahinya dan beristirahat. Sam menghela nafas nya kasar.

" Tinggal menunggu kapan aku di jemput oleh tuhan, tuhan ku mohon jaga keluarga ku dengan baik.. terutama mama. " Batin Sam sambil memejamkan matanya. Ia melihat ke jam tangan nya.

Ternyata sudah jam 10.00, dengan segera Sam kembali fokus ke skripsi nya,karena kelas nya akan di mulai pukul 11.30. Meski skripsi nya deadline mengumpulkan nya masih sekitar beberapa Minggu, Sam merupakan anak rajin.

Sam akan mengumpulkan skripsi nya dengan segera Tampa menunda-nunda. Karena menurut Sam menunda pekerjaan sama saja menunda jalan hidup.

Tiga puluh menit kemudian, sudah mulai jam 10.30, karena Sam mulai lapar pun memesan makanan, sesusah memesan dan memakan makanan nya Sam membereskan skripsi nya dengan segera Meski belum selesai.

Sam pun berjalan kaki menuju kampus, ia melihat sekilas dua orang yang ia kenal. Iya mereka adalah David dan Travis sedang berjalan menuju kampus.

Tetapi Travis sudah dengan segera meninggalkan David di sana, Travis baru saja selesai kelas nya, sementara David yang seangkatan dengan Sam pun menghampiri David.

" Vid... Travis ada kelas kah? " Tanya Sam yang muncul tiba-tiba di hadapan David. Sementara David mengelus dadanya terkejut.

Sedangkan Sam hanya terkekeh melihat sahabat nya ini mengelus dada. " Tidak, Travis kelas nya sudah selesai, malahan dia ada kelas pagi banget, masa jam 07.00. " gerutu David dengan kesal dengan dosen Travis.

Sam yang mendengar nya hanya mengangguk kan kepalanya paham. Mereka pun jalan beriringan untuk menuju kelas. Karena sekarang jam sudah mulai pukul 11.00.









































































































































" Mas ayolah.. Biarkan Kyle menemukan orang yang dia suka, kasihan dia anak semata wayang kita anak satu-satunya. " Jelas Yedam sambil membujuk suaminya supaya membatalkan perjodohan antara anaknya dan anak Haruto.

" Tidak dam.. aku sudah berjanji ke Haruto salah satu anak ku akan ku nikahkan ke anak mereka. " Jawaban milik Mashiho membuat Yedam mendesah pelan tidak percaya.

Yedam mengacak-acak rambut nya frustasi dengan tingkah suaminya. Ia tau jika mashiho dan Haruto bersahabat baik sejak kecil. Tetapi tidak seperti ini juga kan?

Mashiho menghampiri istri nya dan memeluk nya dengan erat. " Maaf.. " bisik Mashiho sambil mengecup kening yedam. Yedam hanya mengangguk kan kepalanya.

Mashiho pun mulai menempelkan bibir mereka, mereka saling melumat dan kejadian panas mulai terjadi. Mari kita tinggalkan mereka berdua.

















































































































" Meski aku sudah tua aku masih kuat tau sayang.. " rengek seorang Park Jihoon ke istrinya yang sedang ngambek. Hyunsuk hanya diam dan memakan cemilan nya sambil menonton TV.

Park Jihoon bukan orang suka menyerah. Ia akan melakukan banyak cara untuk tidak membuat istrinya marah. sedangkan Hyunsuk hanya diam.

" Aku ingin mengunjungi Doyoung.. " jawab Hyunsuk sambil menatap mata tajam Jihoon, Meski wajah Jihoon sudah mulai tua Hyunsuk akan tetap bilang Jihoon orang paling tampan.

" Baiklah? Bersiaplah nanti sore kita berangkat.. " final Jihoon supaya istrinya tidak marah lagi, dengan segera Hyunsuk memeluk tubuh Jihoon dengan erat.

Setelah anak-anak nya menikah, Hyunsuk menjadi kesepian, tetapi ada Jihoon, sedangkan perusahaan di urus oleh Jeongwoo.

Hyunsuk amat merindukan anak-anak nya. Hyunsuk menghela nafasnya kasar. Perlahan air mata milik Hyunsuk jatuh Tampa permisi membuat Jihoon panik.

" Sayang ada apa? " Tanya Jihoon begitu panik dan menanangkup wajah sang istri. sementara Hyunsuk hanya menggeleng kepalanya dengan cepat.

" Aku hanya rindu anak-anak.. " jawaban milik Hyunsuk pun membuat hati seorang ayah tercubit. Dengan segera Jihoon memeluk erat tubuh Hyunsuk, Jihoon juga mengecupi kening milik Hyunsuk berkali-kali.

" Aku juga sayang.. tetapi mereka susah berumah tangga, kita hanya bisa menjenguk mereka beberapa kali saja. " Ujar Jihoon dengan pengertian.



TBC.

Ini ak mau Hiatus dulu gapapa? Lagi capek-capek nya kskskskks..

TMIB S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang