14

153 21 0
                                    

" aku tidak mau mengungkit masalah dimana Justin bukan anak kandung kita Jeongwoo. " Mata Yoshi terlihat jika ingin menangis. Jeongwoo yang mendengar nya diam dan hanya menatap sang istri.

" Kita belom mencoba lagi kan tes DNA nya? Siapa tau tes 12 tahun lalu salah. " Jawab Jeongwoo dengan tegas. Yoshi merasa tidak nyaman dengan topik mereka.

Justin itu kemunggkinan besar anak kandung Jeongwoo, tetapi 12 tahun lalu ketika Justin masih 8 tahun ia di tes DNA oleh orang tua nya. Karena ada seseorang yang meneror nya jika putra pertama mereka bukan putra mereka melainkan putranya

" Ayolah sayang.. aku hanya ingin memastikan lagi jika dia anak aku atau bukan. " Jawab Jeongwoo. Memang sikap Justin dan Jeongwoo sama itu pun membuat Jeongwoo jadi makin tidak paham.

Jika memang mereka bukan ayah dan anak kandung bagaimana bisa sikap mereka semirip itu, bahkan wajah saja mirip. Yoshi hanya bisa pasrah, ia tidak tau lagi reaksi milik Justin ketika ia di tes DNA.

Fikiran negatif selalu bermunculan di benak Yoshi. Ia takut jika benar Justin bukan anak mereka. Yoshi sebagai ibu juga takut anaknya meninggalkannya. Ia merawat nya sampai belasan tahun cukup tidak rela.

" Semua keputusan ada di Justin sayang. Kita tidak boleh mengekang dia jika memang keputusan nya menentang kita. "

Yoshi hanya mengangguk kan kepalanya mendengar kan nasehat sang suami. Mereka pun berpelukan. Tampa mereka sadari ada yang menguping pembicaraan mereka.

" Bagaimana bisa? " Gumam Jaden sambil menutup mulut nya. Ternyata sang kakak bukan Kaka kandung nya? Jaden hampir schok mendengar nya.

Dengan segera ia pergi dari sana takut ketahuan nguping pembicaraan orang tuanya.












































































" Dia berangkat nya bareng gue, dan pulang juga harus bareng gue, udah di kasih kepercayaan juga sama mama Doyoung dan papa Junghwan. " Ucap Justin sambil menarik tangan milik Sam untuk pulang bersamanya.

Sedangkan Travis merasa sangat kesal, akibat Justin waktu yang ingin ia buat jalan-jalan dengan pacar nya jadi renggang alias terganggu. Sam hanya diam ketika dua pria ini merebutkan dirinya ingin pulang bersama siapa.

" Aku pulang sama Justin Vis.. takutnya nanti Justin di pandang ga baik sama keluarga aku pas aku pulang nya ga sama Justin. " Jawab Sam dengan halus, sementara Justin terkekeh pelan dan langsung menggandeng tangan Sam.

Travis yang melihat gandengan tangan itupun melotot tidak percayanya. Ini sepupuan atau pacaran mereka! Perasaan aku disini yang pacar nya. Batin Travis.

" Arghh.. lagian papah kenapa segala jodohin aku segala sih? " Dumel Travis sambil mengepalkan tangannya kesal. jika saja perjodohan ini di batalkan pastinya semua sudah ada di semestinya.
Dimana dirinya bersama Sam, dan Justin bersama dengan Kyle.

Youngwa yang sedang berada di parkiran menunggu Seum untuk pulang tidak sengaja melihat pertengkaran antara Travis dan Justin. Ia lumayan bangga dengan Justin yang bertanggung jawab.

Andai saja jodoh adiknya mendapatkan satu seperti Justin pasti bahagia. Youngwa sedang bersantai di mobil terkejut ketika melihat Adiknya Seum di Jambak oleh seseorang.

Dengan segera Youngwa menghampiri mereka. Orang yang menjambak rambut Seum hanya terkekeh. " Aku kira nanti Sam yang akan jadi sok pahlawan, nyatanya pacarmu Seum? " Tanya Jihoo sambil terkekeh. Niatnya Jihoo ingin memancing Sam dengan Seum.

" Siapa kau? Kenapa menjambak Seum. " Tanya Youngwa dengan tegas. Seum yang menyadari kakaknya akan marah pun memegang lengan sang kakak.

" Udah kak.. itu salah paham, ayo kita pulang. " Ujar Seum sambil menarik tangan Youngwa. Sementara Youngwa menatap Jihoo dengan tatapan tajam.

Tampa mereka sadari disitu sudah di lihat oleh Justin sendiri. Tangan nya terkepal kuat menahan emosi tetapi ia teringat akan Sam yang menunggu nya di luar parkiran.

Dengan segera Justin melajukan mobilnya untuk keluar dari parkiran meninggal nya mereka.

Disini sekarang, Youngwa mengomel tentang masalah apa dengan pria yang menjambak rambut Seum. " Siapa sih dia? " Youngwa terlihat sangat kesal sekali.

Sementara Seum hanya diam dan berusaha menetralkan detak jantung nya yang berdetak kencang. Ia takut jika kakaknya akan marah. " Dia teman kak Sam kak. " Jawab Seum seadanya. Memang iya Jihoo dan Sam temanan.

" Kenapa sampai menjambak rambut mu hah? Apa pantas di sebut temen? Lagian Sam dapat dari mana temen kaya gitu. " Dumel Youngwa sambil menyetir.



























































































" Buku apa yang kau cari sam-sam. " Ringkis Justin ketika ia hanya di ajak mutar-mutar di perpustakaan. Sementara Sam menoleh ke belakang.

" Aku butuh banget buku itu tin. " Jawab Sam kembali mencari buku yang ia inginkan. Justin hanya diam dan membiarkan si manis memilih buku.

Beberapa menit kemudian Sam mulai menemukan bukunya. " Ketemu hehe. " Sam langsung mengambil nya. Sementara Justin hanya mengekori Sam.

Setelah acara meminjam buku, Justin menawarkan untuk makan sore. Tetapi Sam menolak, Sam type jarang makan juga. Justin sedikit memaksa Sam untuk makan, karena ia tau jika Sam tadi siang belom makan.

Sam hanya menurut saja dari pada Justin marah. " Pizza? Hamburger? Pasta? Pilih aja Sam tenang nanti gue yang bayar. "

Sam menganggukan kan kepalanya. Mayan rezeki tidak boleh di tolak. Ia memesan dia pizza satu nya nanti ia akan bawa pulang satunya ia makan bersama Justin. Beserta jus buah.

Di handphone nya Sam terdapat notifikasi. Sudah pasti itu adalah Travis. Travis mengirim pesan singkat dan bertanya apakah Sam sudah sampai. Tetapi Justin langsung menyangkalnya.

" Jika makan jangan memegang hpmu Sam. " Ingat Justin dengan tegas. Sam yang ingin membalas pesan itu pun mengurungkan niatnya. Sam menganggukan kan kepalanya singkat.

Keluarga Park memang susah memberikan peraturan, tidak di rumah atau di dalam rumah ketika makan jangan memegang handphone. Karena itu akan menganggu aktivitas makan.

Entah kenapa sepupunya akhir-akhir ini sangat perhatian kepadanya. Apakah ada rahasia? Entahlah Sam juga tidak tau.

Ketika sudah selesai memakan makanannya. Justin segera membayar nya. Justin juga mendapatkan notifikasi telpon dari adiknya. Ia mengangkat nya dengan membayar makanannya di kasir.

" Aku tau. " Ucapan singkat itu keluar di bibir Justin. Dengan segera ia mematikan telepon nya.

" Awalnya memang aku menyukai Kyle. Tetapi sekarang tidak lagi. " Gumam nya sambil Keluarga dari restoran. Ia juga melihat Sam sudah menunggu nya di luar. Hati Justin cukup kecewa dengan semua itu. Justin juga tidak ingin merusak hubungan siapapun, Travis dan Justin sudah bertunangan, selangkah lagi mereka melangkah maka di jenjang yang amat penting.

Yaitu altar pernikahan. Justin juga tau semua itu sudah jadi rencana. Seberusaha apapun ia mencegahnya tak akan bisa. Karena kedua orang tua sudah berkomitmen untuk semua itu. Dan perjodohan antara Travis dan Kyle sudah amat matang.

Perlahan tercetak senyuman tipis di bibirnya.















TBC

TMIB S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang