10 + 4= 2

10.2K 884 108
                                    

         Bangunan itu sudah berdiri kokoh lebih dari puluhan tahun di pinggiran kota, tepatnya sekitar satu kilometer dari perempatan jalan menuju ruko-ruko bimbel anak sultan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

         Bangunan itu sudah berdiri kokoh lebih dari puluhan tahun di pinggiran kota, tepatnya sekitar satu kilometer dari perempatan jalan menuju ruko-ruko bimbel anak sultan. Mewah dan lebih tampak seperti universitas daripada umumnya sekolah anak SMA. Warna dindingnya juga didominasi putih tulang, bukan lagi hijau daun-biasa disebut penerima bantuan BOS, yang ada mereka adalah salah satu penyumbang dana terbesar.

        Alpha High School. Masyarakat seringkali menyebutnya sekolah elit. Mengesampingkan lengkapnya segala fasilitas, termasuk laboratorium dan segala peralatan praktik mahal, siswa-siswi mereka memang sudah dibekali kepandaian di atas rata-rata dan tidak bisa menerima sembarang orang agar berstatus sebagai pelajar di sana.

        Gerbang menuju halaman dengan ukiran padi kapas tercetak jelas di sana, melambangkan sila kelima Pancasila yang sayangnya hanya bersifat sebagai pajangan karena nyatanya justru sekolah elit dan kecerdasan para siswa membuat mereka merasa kurang dan terus bersaing tanpa peduli satu sama lain.

         Di rooftop-tepatnya gedung jurusan IPA, seorang siswa mengenakan hoodie abu-abu sedang duduk bersantai di sofa kosong yang lama tidak digunakan. Jarinya mengapit puntung rokok menyala, sesekali melirik jam digital yang tersemat di tangan kiri, menunjukkan angka minus tiga dengan warna merah.

         "Dia datang," gumamnya, tersenyum miring.
Sepersekian detik, suara derit pintu besi yang terbuka sama sekali tidak memengaruhi arah pandangannya. Dia terus menyadarkan diri pada sofa, mendongak sambil menatap langit dengan dihiasi awan putih berbentuk kelinci menggemaskan.

          "Adelio Barat Wesley, ke ruang BK sekarang!"
Suara dengan nada tegas itu langsung terdengar oleh telinga. Tanpa basa-basi, siswa itu-Barat bangkit dan membuang puntung rokok asal, kemudian menginjaknya kasar. Dengan santai, dirinya berjalan melewati guru wanita yang merupakan guru keamanan sambil memasukkan kedua tangan dalam saku. Namun, begitu tubuh mereka sejajar, Barat dengan kurang ajar menepuk bahunya dan tertawa meremehkan.

          "Oke," ucapnya, berlalu begitu saja.

          Si guru hanya menghela napas lelah, masih pagi, dan sudah ada murid yang melanggar peraturan sekolah, terlebih murid tersebut adalah salah satu dari si penyandang status jenius. Memuakkan.

          "Astaga! Bagaimana bisa sekolah ini masih mempertahankan pembuat onar sepertinya?"

         Di ruang BK, Barat asal masuk dan mengambil tempat duduk tanpa dipersilakan. Dia terkekeh, menatap Samudera dan tiga orang lain dengan kondisi babak belur, kecuali Samudera yang hanya berpenampilan berantakan. Seragamnya keluar, bahkan disertai noda darah di bagian lengannya.

         "Astaga! Masih pagi, dan kamu juga kena masalah?" tanya Pak Arya pada Barat yang sudah duduk rapi di kursi. Pemuda itu tidak menjawab.
Pak Arya lantas beralih pada keempat murid lain. Dia tak habis pikir, bagaimana bisa mereka membuat masalah bersamaan tanpa henti.

[✓] Genius Dangerous 2023 : Alpha High School [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang