Bug!
"Akh....!"
Bumi memegangi perutnya yang terasa sakit kala seorang pria—Papanya terus-terusan memukul tanpa ampun, tanpa alasan yang jelas. Mudah saja. Papanya pasti tahu kalau skornya berkurang karena Bumi membuat masalah. Pihak staff atau dewan guru terlalu cepu untuk ukuran sekolah bergengsi. Drop-out tidak semudah yang dia kira.
Lama-kelamaan Bumi akhirnya malah risih sendiri. Belum lagi papanya juga menjadi salah satu donatur terbesar di sekolah, membuatnya tidak bebas karena harus terus menjunjung citra baik keluarga.
Pria dengan setelan jas kantor itu menatap tajam dan remeh. Kepalanya menunduk, seolah memberi ancaman pada putranya yang saat ini terbaring di atas lantai dingin sambil memegangi perutnya. Dia yakin, sesuatu berwarna biru abstrak tergambar di beberapa bagian tubuh yang masih tertutup seragam.
"Saya sudah menuruti semua kemauan kamu, tapi kenapa kamu tidak bisa membalas perbuatan saya? Ternyata, kamu lebih tidak berguna daripada Kakakmu itu!" Tidak ada nada membentak, hanya saja intonasinya datar dan langsung berhasil melaju cepat menusuk ulu hati Bumi.
Bumi mengangkat muka, memberanikan diri untuk menatap Papanya yang sama sekali tak merasa iba. "Tapi, Papa juga mengambil keuntungan dari permintaan Bumi!" balas Bumi. Air matanya sudah turun membasahi pipi itu tanpa sengaja. Tatapannya begitu kosong dan hampa, tak memiliki binar apa pun di sana.
Pria itu membenarkan jas. Sorot matanya kian menajam. "Terserah. Jika kamu tidak bisa memperbaiki skor semestermu kali ini, jangan harap saya mau menuruti semua keinginan kamu lagi."
Setelah berucap demikian, papanya pergi begitu saja. Bumi yang masih terduduk di depan pintu rumah segera bangkit dan mengambil tas yang tak sengaja terlempar acak kala dia dipukul. Berjalan dengan gontai menuju kamarnya sembari memegang perutnya, Bumi menghapus air matanya."Ternyata kamu lebih tidak berguna daripada Kakakmu itu!"
Tangannya menggenggam knop pintu, matanya terpejam. Kata-kata itu masih terngiang di kepalanya. Dia tak bisa menghitung, sudah berapa kali kata tersebut terucap dari mulut sang papa.
"Apa yang gue lakuin selama ini salah?" tanyanya pada diri sendiri, bergumam.
Di dalam kamar, Bumi langsung menelepon seseorang. Dia duduk di sisi ranjang sambil membuka kancing bajunya perlahan. Benar saja, memar biru keunguan itu tercetak jelas di beberapa tempat dan mendominasi perut atletisnya.
Bibirnya sedikit dimajukan, mendengar ocehan pemuda lain sambil sesekali tertawa pelan.
"Pliss, Tuhan! Gue baru aja sampe rumah, masih di parkiran. Bahkan nih, ya, kaki cantik gue aja belum masuk ke dalam. Eh, ada aja yang kangen."
Bumi tertawa pelan. "Eh, lo don’t drama! Gue lagi butuh ketenangan," jawab Bumi sedikit meringis, meraba beberapa tempat yang terasa sedikit nyeri akibat duduk salah posisi.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Genius Dangerous 2023 : Alpha High School [Terbit]
Mystery / ThrillerPanduan baca bisa cek akun ini! Alpha High School adalah sekolah bergengsi yang terletak di Jakarta pusat. Di sekolah ini bukan orang yang punya uang yang berkuasa, melainkan yang jenius lah yang berkuasa. Simpelnya lo jenius o berkuasa. Sekolah ini...