Hari berikutnya, seluruh pelajar kelas XII-IPA 1 dilanda panik luar biasa karena si Guru Botak yang mengajar mata pelajaran Matematika tiba-tiba datang tanpa diundang dan langsung mengadakan ulangan harian mendadak. Kalau kata Samudera, itu sih merusak hari pagi yang cerah.
"Kumpulkan semua tas dan ponsel kalian ke depan, tanpa terkecuali. Dan sisakan pena serta kertas saja. Jika melanggar, silakan keluar."
Mereka berbondong-bondong menahan napas kala guru laki-laki itu mulai menuliskan soal di papan. Hanya lima, tapi sudah pasti jawabannya beranak-pinak. Belum lagi nanti rumus yang digunakan pasti tidak mudah, membuat otak kecil nan mungil milik Tenggara dan Atlas menangis sedih, meratapi realita bahwa mereka harus kerja ekstra bagai kuda.
"Lalu yang sudah selesai boleh keluar."
Setelah memberikan soal, guru itu langsung pergi keluar, meninggalkan para murid yang menatapnya dengan sorot mata tidak suka, tetapi mereka menahannya di balik raut datar tanpa ekspresi. Bahkan Timur pun, si jenius Fisika juga ingin menangis melihat sederet angka tak dikenal. Kenapa soalnya jadi beda? Perasaan kemarin gak gini di buku latihan.
Matanya melirik ke arah luar, menatap pantulan sinar matahari menyilaukan melalui kepala gurunya. "Pantesan botak, tiap hari mikir terus. Makanya itu rambut rontok 7/7."
"Oh Yesus, kenapa Engkau tidak berikan kesempurnaan dalam hidup anakmu ini? Padahal Engkau sudah memberiku ketampanan, kekayaan harta benda, pandai Fisika, dan banyak diincar para wanita. Tapi kenapa ... kenapa Engkau tidak secara sempurna memberikan anugerah kepandaian all item? Oh, aku tidak tahan. Otakku terlalu imut untuk kemusuhan dengan Matematika." Timur menengadahkan kepala dan tangan, berdoa meminta petunjuk sekaligus mengeluh.
Samudera dan Bumi terus menatap tidak percaya dengan raut muka aneh mereka. Kepalanya menggeleng bersamaan, melihat Timur terlalu mendramatisir. Mereka berdua pun sebenarnya juga pintar, tapi untuk Matematika sepertinya harus dibicarakan terlebih dulu.
"Temen lo, Bum," ujar Samudera, jengah melihat kelakuan Timur.
Bumi hanya tertawa pelan. "Bukan, itu peliharaan gue yang lepas dari kandang." Mereka tertawa.
Sepuluh menit berlalu, Barat akhirnya memutuskan bangkit dari tempat duduk dan berjalan ke arah meja guru sambil meletakkan kertas ulangan. Semua murid langsung menatapnya tak percaya. Mereka memang mengakui kalau Barat adalah si jenius Matematika. Tapi tolonglah, setidaknya berikan contekan meski hanya satu nomor. Lagi pun itu juga pasti tak memiliki banyak pengaruh pada nilai. 90,00 nilai yang dibebankan pada tiap siswa per semester, lalu agar bisa mendapatkan skor tersebut mereka setidaknya harus mendapat nilai B atau setara dengan 85,00 di setiap ujian.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Genius Dangerous 2023 : Alpha High School [Terbit]
Mystery / ThrillerPanduan baca bisa cek akun ini! Alpha High School adalah sekolah bergengsi yang terletak di Jakarta pusat. Di sekolah ini bukan orang yang punya uang yang berkuasa, melainkan yang jenius lah yang berkuasa. Simpelnya lo jenius o berkuasa. Sekolah ini...