☆T . I . R . E . D☆
•
•
•HAPPY READING
Pagi ini Asahi bangun lebih cepat, karena Asahi akan menjeput teman lamanya, Arina. Semalam Arina menelponnya lalu berkata kalau ayahnya sedang sakit jadi gadis itu tidak memiliki pilihan lain selain meminta tolong kepada Asahi.
Sudah biasa, Asahi sudah menganggapnya seperti adik sendiri, jadi tidak mengapa jika Arina menyusahkannya.
Saat selesai menggunakan dasi, Asahi langsung bergegas ke lantai bawah. Pria itu manuruni tangga dengan lari-lari kecil.
Saat baru ingun melangkah menuju dapur, ia melihat sang ibu yang tengah memasak sarapan.
"Tumben cepet bangun?" Tanya wanita paruh baya itu.
"Sahi mau jemput Arina, jadi cepet-cepet" jawab Asahi.
"Keluyuran aja sana sama cewek, nilai gak nambah-nambah!" Sinis Gina -ibu Asahi-
Rasanya Asahi kehilangan mood untuk makan, ia sudah malas untuk meladeni sang ibu yang tak kunjung berhenti membahas nilai.
"Sahi, berangkat dulu ya mah" pamit Asahi, seraya menyalimi punggung tangan wanita paruh baya itu.
"Bagus. Jangan mau jadi beban keluarga kamu makan di sekolah aja"
Ya, Asahi sudah biasa dengan sikap ibunya. Tapi walau terbiasa, ia juga tetap merasa sakit hati dan kecewa.
Asahi mengeluarkan kunci motornya yang sedari tadi menganggur di saku celananya. Pria itu menyalakan motornya. Motor hasil dari keringatnya sendiri.
Ia mulai melaju meninggalkan area rumah.
☆T . I . R . E . D☆
Rumah Arina cukup jauh. Asahi harus menempu waktu kurang lebih 20 menit untuk ke rumah Arina.
Asahi membunyikan klakson motornya. "AR!" panggil Asahi, karena Arina tak kunjung keluar.
"Eh, nak Sahi" sapa seseorang dari belakang motor Asahi.
Asahi langsung turun dari motor kawasaki nya itu. "Pagi tante Aran" sapa Asahi dengan ramah.
"Pagi juga" balas Aran -ibu Arina-
Jangan heran Aran memang dekat dengan keluarga Asahi, Ia tau keadaan Asahi di rumahnya, jadi ia selalu memberikan kehangatan kepada Asahi setiap kali pria itu berkunjung kerumahnya.
"Ayo berangkan Sa"
Tiba-tiba Asahi di kagetkan dengan seseorang yang berada di sampingnya. Oh, dia Arina.
"Yaudah, saya pergi dulu ya tante" pamit Asahi.
Aran hanya tersenyum sebagai jawaban.
☆T . I . R . E . D☆
Mereka berdua kini sudah sampai di halaman sekolah. Asahi membantu Arina untuk membuka helmnya.
"Thanks Sa" ucap Arina.
"Sans aja" jawab Asahi.
Kebetulan Asahi dan Arina satu kelas, sama-sama berada di kelas unggulan tingkat teratas.
KAMU SEDANG MEMBACA
T . I . R . E . D || Asahi
FanfictionTrauma seorang terbesar seorang anak adalah, ketika ia diperlakukan buruk oleh kedua orang tuanya. HAMADA ASAHI, ia sudah merasakan itu semua, ia adalah anak terakhir dari dua bersaudara. Asahi selalu dituntut oleh orang tuanya agar bisa mendapatkan...