||06||: TIDAK TERIMA

96 20 1
                                    

☆T . I . R . E . D☆

[Happy Reading]

"Kok malah diluar kamu?,udah belajar hm?!" Celetuk Gina yang ditujukan pada Asahi.

Asahi mengangguk lemas, sudah bisa diduga ibunya akan mempertanyakan hal konyol itu terlebih dahulu.

"Mah, biarin Sahi keluar sama Ajun ya?" Bujuk Junkyu. Gina mengangguk walau masih menatap Asahi dengan sinis.

Junkyu menarik tangan Asahi kemudian berlalu dari hadapan Gina.

Asahi mengerutkan alis saat dibawa ke satu cafe minimalis di dekat kompleks nya.

"Cafe baru?" Ucap Asahi.

"Iya, udah janjian juga kok sama Hyunsuk sama Yoshi" jawab Junkyu.

Asahi mengangguk mengerti. "ASAHI!" sapa seseorang dari dalam cafe.

Asahi merotasikan mata saat mendapati ketiga sahabatnya didalam cafe tersebut.

"Bukannya lo di kurung ya?" Tanya Arina to the point.

Asahi lantas terkekeh saat mendengar pertanyaan Arina. "Nggak tuh"

Arina mengerucutkan bibir membuat mereka semua bergidik geli. "Anjrr, bisa gak sih jangan manyum-manyum gitu, jijik najiss" ketus Yedam.

"Dih siapa lo ngatur-ngatur hidup gue kayak gitu?" Ucap Arina tak kalah ketus.

Yedam menghiraukan ucapan Arina, pemuda itu malah menarik tangan Asahi agar duduk di sebelahnya. "Gimana rencana lo?" Bisik Yedam kepada Asahi.
"Rencana apa?" Tanya pria itu kembali.

"Kutu masat lo berdua, gosip kaga ajak-ajak" kata Mashiho. Yedam berbalik menatap Mashiho dengan cengiran canggungnya.

"Eh gue duluan ya, mau bersih-bersih dulu" celetuk Arina berpamitan.

"Heejung mana?" Tanya Junkyu.
"Katanya ada janji sama temen jadi gak ikut gue deh" jawab Hyunsuk. Junkyu mengangguk mengerti.

☆T . I . R . E . D☆

Setelah pulang dari cafe Asahi memutuskan untuk pergi ke perpustakaan kota. Junkyu ingin langsung pulang kerumah agar bisa langsung beristirahat membuat Asahi harus pergi seorang diri ke perpustakaan itu.

"Selamat datang di perpustakaan buku" sambut seorang penjaga pintu.Asahi hanya menjawab seadanya, yaitu tersenyum.

Asahi memilih tempat yang berada di bagian paling pojok agar tidak terlalu ramai, karena rata-rata para pembaca membawa teman atau pasangan mereka ke perpustakaan ini, jadi Asahi akan merasa risih jika harus sendiri di kalangan perbucinan para pembaca.

Pria itu mulai membaca buku dengan serius, sambil mencatat beberapa hal penting yang terdapat didalam buku itu. Kebetulan penjaga pintu tadi memberikannya satu buku catatan dan pulpen, jadi lebih mudah bagi Asahi walau tidak mebawa buku dari rumah.

T . I . R . E . D || AsahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang