Kayaknya chapter ini lebih masuk sama lagunya Bang Yedam, WAYO.
"Kenapa aku tidak bisa berjalan tanpamu?,"
"Bisakah aku bertanya kepada langit?,"
"Apakah aku bisa melangkah tanpamu?"
WAYO-BANG YEDAM•
•
•
☆T . I . R . E . D☆HAPPY READING
"Rencana?"
"Iya rencana lo, yang bilang mau nembak Heejung" bisik Yedam lagi.
"Gue duluan," cicit Arina yang langsung melesat pergi dari kantin.
Asahi mengerut, kenapa Arina tiba-tiba pergi?, biasanya gadis itu tidak ingin pergi sebelum Asahi benar-benar meninggalkan tempat itu.
"Jangan bilang Arina denger?" Celetuk Yedam ditengah lamunan Asahi.
Asahi mengangkat kedua bahunya, ---ah sudahlah---
TRINGG!!
Ah, bell sudah berbunyi. Waktu istirahat telah habis dan saatnya kembali dengan pelajaran yang sangat memusingkan, yaitu, matematika.
"Sialan, udah bell!!" Umpat Yedam.
Asahi hanya bisa menggeleng melihat tingkah laku sahabatnya yang sedang kesal, saat mendengar bell berbunyi.
"Yaudah ayo" ujar Asahi.
"Makanan gue belum abis"
"Yaudah bolos aja kita" mendengar itu Yedam menjadi berhenti mengunyah makanan dan terdiam. Ini pertama kalinya Asahi mengajaknya untuk bolos bersama.
"Sekalian refreshing" lanjut Asahi.
...
"Cape banget Dam" keluh Asahi tiba-tiba.
Yedam menyirit seolah tidak mengerti dengan apa yang dikatakan Asahi.
Asahi terkekeh kemudian memukuli lengan Yedam dengan pelan. "Ga usah sok gak tau deh"
"..."
"Kenapa diam?" Tanya Asahi.
"Gue salut sama lo, yang alur hidupnya gak lurus" ucap Yedam.
[Pov author: Emang gak lurus ya Dam, deskripsi nya apa, isinya apa. Hadeh]
Asahi semakin menyirit saat Yedam mengatakannya, walau sebenarnya ia tau apa yang dimaksud oleh Yedam.
"Lo kuat Sa".
Asahi tersenyum, ia merasa sangat hangat ketika berada disisi Yedam maupun Mashiho. Yang bikin kecewa sih, Mashiho karena udah sibuk sama gelarnya sebagai osis. Mau gitu juga gak papa bagi Asahi, karena masih ada Yedam juga yang selalu ada buat dia, bukan DPB, (Datang Pas Butuh).
"Kangen Mashi yang dulu gak sih?" Tanya Yedam secara tiba-tiba.
Sebenarnya, menjawab pertanyaan tadi menurut Asahi sedikit rumit, antara kangen sama males, soalnya, setiap Asahi tidak sengaja bertatap mata sama Mashiho rasanya kayak Mashiho udah tidak memperdulikannya.
"Enggak tau juga sih" lirihnya, nyaris tak terdengar.
"Jadi kalian disini?"
Asahi dan Yedam sontak mengalihkan pandangan dari pemandangan roftop itu. Mereka terkejut saat mendapati Mashiho dengan wajah kesalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
T . I . R . E . D || Asahi
Fiksi PenggemarTrauma seorang terbesar seorang anak adalah, ketika ia diperlakukan buruk oleh kedua orang tuanya. HAMADA ASAHI, ia sudah merasakan itu semua, ia adalah anak terakhir dari dua bersaudara. Asahi selalu dituntut oleh orang tuanya agar bisa mendapatkan...