||05||: MAAF

113 21 0
                                    

Happy Reading!!


✩T  .  I  .  R  .  E  .  D✩

"Jadi maksud kamu, kamu mau jagain aku sama Heejung gitu?" tanya Arina.

"Lo gak berubah ya Rin, tetap o-on ternyata" Asahi mengukir senyuman.

Arina terkekeh kemudian mencubit pelan lengan milik Asahi. "Iya, gue bakalan jagain lo sama Heejung" lanjut pria itu.

Arina hanya tersenyum walau dalam hatinya sudah terasa sesak. Gadis itu mengira kalau Asahi akan menjaganya seorang diri, namun Heejung tidak akan pernah terlupakan oleh lelaki itu.

Sebenarnya Asahi juga tidak memiliki niat karena sudah terlanjur kecewa dengan perbuatan Arina kemarin, tapi mengingat lontaran seseorang ditelinganya membuat pria itu mau tak mau harus menurut.

Asahi melirik tangan Arina, Arina yang menyadari kalau Asahi tengah meliriknya dengan segera menutupi tangannya dengan selimut.

Asahi mengernyit saat sempat melihat luka ditangan gadis itu. "Lo luka?" tanya Asahi prihatin.

Arina menggeleng lalu mendorong Asahi untuk keluar dari kamarnya. Apa daya, Arina tetaplah seorang wanita yang lebih lemah dari Asahi. Pria itu menahan dirinya agar tidak dapat diseret oleh Arina.

Dengan lembut Asahi menarik tangan Arina dan menyingkirkan selimut yang menutupi lengan gadis itu.

Asahi membelalak kala melihat banyak goresan di tangan Arina. "Rin?" panggil Asahi.

Bukannya menjawab Arina justru menunduk. "Maaf" lirihnya.

Asahi menatap gadis itu dalam. "Kenapa minta maaf?, maaf ke siapa kamu?" tanyanya.

"Aku takut kamu marah"

Asahi tersenyum kecut dan terkekeh pelan. "Yang di sakitin siapa?, yang nyakitin siapa?, yang ngerasain siapa?, kok takut aku marah?" ujar pria itu.

"Aku cape Sa," lirih gadis itu lagi.

Asahi merasa kasihan dengan Arina. Pemuda itu mengusap pelan rambut panjang milik Arina.

Arina mendongak untuk memandang Asahi, tanpa sadar gadis itu sudah berkontak mata dengan Asahi. Asahi yang tersadar pun langsung membuang pandangan.

"Sa," panggil gadis itu.

"Iya?" sahut Asahi.

"Aku tau kamu bakalan jawab apa, tapi aku gak bisa terus-terusan mendam ini semua"

"Gue suka sama lo" lanjutnya.

Asahi yang tadinya terlihat hangat kian menjadi pucat. "Maaf" gumamnya, kemudian pergi meninggalkan tempat Arina.

Gadis itu sudah menyangka itu yang akan dikatakan Asahi, namun perasaannya sudah melega karena dapat kembali menyatakan rasanya kepada Asahi.

Arina tersenyum hambar, kemudian kembali meneteskan air mata.

...

T . I . R . E . D || AsahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang