||15||: KELULUSAN?

90 9 1
                                    

☆T .  I  .  R  .  E  .  D☆

Happy Reading

"Ibu gak seharusnya kayak gini" sedari tadi Junkyu tak henti-hentinya mengumpati ibunya, masa bodoh jika ibunya mendengar umpatannya, toh juga udah dari tadi di bilangin.

"Kim Junkyu, Asahi belum pulangkah?" Tanya Han yang sudah khawatir.

Dari sejak kejadian tadi sore hingga sekarang Asahi masih tak menampakkan dirinya.

Jam sudah menunjukkan jam 7 lewat. Han tidak ingin meninggalkan rumah, karena takut jika Gina melukai dirinya sendiri di rumah.

Disisi lain kaki pria paruh baya itu sudah sangat gatal untuk melangkah jauh kearah Asahi berada, pria itu tau di mana Asahi sekarang.

"Kim Junkyu, jemput adikmu di taman lama, sekarang juga!" Titah Han.

Tanpa penolakan Junkyu langsung mengambil kunci mobil dan bergegas pergi ke tujuan utama.

"Tidak seharusnya kamu menyuruh anakku untuk mencari anak sialan mu itu!" Celoteh Gina.

"Kau tidak seharusnya tinggal disini karna ini rumah milikku dan juga Asahi!" Ketus Han yang tak mau kalah.

"Tapi aku istrimu!"

"Asahi juga anak tiri mu!" Setelah itu Gina memilih untuk diam.










...

Disisi lain, seorang pemuda menatap langit malam yang gelap namun memberikan sedikit cahaya tepat di depan mata pemuda itu.

Angin malam berhembus menembus kulit tipis pemuda bermarga Hamada itu.

Dengan keberanian yang dibangun sendiri, Asahi memberanikan diri untuk pergi ke taman lama setelah pulang dari rumah Yedam.

Samar-samar Asahi mengingat pesan Irene -mamah Asahi-, disaat-saat terakhir mereka bersama.

'Tidak ada satupun orang yang berhak menjatuhkan air mata putra mamah dan ayah, Asahi, jadi anak yang kuat ya?. Nanti kalau sudah besar Asahi yang harus menjaga mamah sama ayah, oke?'

"Mah, mamah" lirih Asahi.

"Sa, ayo pulang" yang diajak pun tak menggubris nya.

Asahi tau kalau Junkyu yang menyuruhnya pulang, tapi Asahi masih berat untuk masuk kedalam rumah yang seharusnya menjadi tempatnya untuk pulang.

"Sa," kukuh Junkyu.

"Pergi," Junkyu membelalak tatkala mendengar kata 'pergi'.

"Sa, ayah udah khawatir sama lo, ayo kita pulang, kita selesaiin masalah ini sama-sama" bujuknya.

Dengan berat hati, Asahi beranjak dari duduknya dan menurut dengan Junkyu.


"Asahi, nak, kamu dari mana?" Baru saja Asahi datang, Han dengan cepat memeriksa keadaannya.

"Maaf ayah saya mau tidur," dengan cepat Han mempersilahkan Asahi untuk pergi.

T . I . R . E . D || AsahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang