A little Butterfly

37 5 3
                                        

"Apa dia benar ingin membunuhku?"

Mira kehabisan tenaga. Setelah kurang lebih 12 jam ia di kurung di kamar dengan tanpa makanan, hanya segelas air minum yang selalu Mira sediakan di atas nakas. Minum itupun sudah habis dari 5 jam lalu. Kini tubuhnya benar-benar lemas, pasalnya pagi tadi ia pun belum sempat sarapan, malah langsung di seret dan di kurung di dalam kamarnya.

Kamarnya pun sekarang tampak seperti kapal pecah. Karena selama itu ia benar-benar mengamuk seperti orang kesetanan, menuntut Suga untuk mengeluarkannya. Namun, usahanya tidak membuahkan hasil sama sekali. Tenggorokannya kering, perutnya terasa nyeri sedari tadi akibat belum di kasih makan.

'Iblis macam apa dia?' Batin Mira.

Mira terkulai lemah di lantai dekat pintu.
"Minnnnhhh sugaaahh, kauuuu akaann membuatku matiiii kelaparaannn..." Mira berusaha untuk mengeluarkan suara, namun ia sudah benar-benar tak bertenaga. Tangannya merayap ke pintu berusaha menggedor dengan lemasnya.

Lalu tiba-tiba semuanya terlihat memutar dan berakhir gelap.

Hari mulai malam. Jarum jam menunjukan pukul 9 malam. Suga terbangun di atas meja kerjanya. Sudah 30 menit ia memutuskan untuk beristirahat dari pekerjaan yang sedang ia kerjakan sedari tadi di ruang kerjanya. Tiba-tiba ia teringat sesuatu. Suga segera melangkah keluar ruangan kerjanya. Sepi, tidak ada lagi teriakan dan gedoran pintu.

Suga memutuskan untuk mengecek kamar Mira.
"Apa kau menyerah?"

Tidak ada jawaban. Akhirnya Suga memutuskan untuk membuka pintu kamar Mira. Sesaat ia sedang mendorong pintu kamar, belum setengah terbuka pintu tercekat, terhenti, terhalang benda yang berat.
Suga mengerutkan alisnya, dan kepalanya mengintip ke dalam.

Mata Suga melotot melihat kamar yang seperti kapal pecah dan seseorang yang tergeletak dengan penampilannya yang sangat menyedihkan.

Suga pun melangkah masuk kedalam. Ia terduduk di samping Mira yang tengah pingsan. Telunjuknya ia simpan di bawah hidung Mira.
"Masih hidup."
Segera ia mengambil satu tangan Mira, menarunya di pundak Suga dan satu tangan Suga melingkar di ketiak Mira, tangan satunya lagi ada di balik lutut Mira. Suga membopong tubuh Mira memindahkannya ke kamar miliknya, karena kamar Mira yang sudah hancur, kasur yang sudah tanpa sprei, dan bantal yang berceceran. Suga memutuskan untuk memindahkan Mira ke kamarnya.

Setelah menaruh Mira di atas kasurnya ia membenarkan rambut-rambut yang menempel di wajah Mira akibat wajahnya basah karena keringat dan air mata. Jari Suga menyentuh wajah Mira. Hal baru untuknya, membuat darahnya tiba-tiba berdesir. Rasa yang ia tidak tau apa maksudnya. Suga tidak memikirkan hal itu, ia lalu menutupi tubuh Mira dengan selimut abu miliknya.

Suga memesan cleaning service untuk membereskan kamar Mira yang hancur. Tak lama seseorang yang di pesanpun datang dan membereskan kamar. Suga dengan inisiatifnya berjalan ke dapur untuk membuatkan masakan. Ia membuat bubur udang dan soup kepiting.

Mira tersadar akibat bau harum makanan yang menyelundup ke lubang hidungnya. Perlahan ia membuka matanya memperlihatkan Suga yang sedang berdiri dengan meja nampan dan 2 mangkuk, satu gelas berisi air mineral di tangannya.

"Pintar sekali, kau langsung terbangun hanya karena aku membawakan makanan." Ucap Suga sambil menatap Mira yang sekarang berusaha duduk.

"Apa kau berniat membunuhku secara tidak langsung?"

"Kau tidak akan mati hanya karena tidak makan selama setengah hari." Suga menyimpan meja nampan di atas kaki Mira. "Jangan sok dramatis." Lanjutnya, dan berjalan menuju sofa di sudut kamar. Ia menidurkan tubuhnya di atas sofa dengan satu tangan di bawah kepala, Suga hendak meneruskan tidurnya.

AmygdalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang