Feeling

27 4 1
                                    

Mereka sampai di parkiran. Jay berpamitan akan segera pulang keapartemen miliknya. Suga pun mengijinkannya setelah berterimakasih terlebih dahulu.

"Apa kau bisa berjalan?" Tanya Suga dengan lembut kepada Mira yang masih terduduk di dalam mobilnya.

Mira mengangguk. Suga mengulurkan tangannya untuk membantu Mira berdiri keluar dari Mobil. Setelah itu Suga menutup mobilnya, dan memapah Mira berjalan masuk kedalam apartemen.


Sesampainya di dalam apartemen Suga mengantarnya hingga masuk ke kamar Mira. Ia membantunya membaringkan badan di atas tempat tidur, dan menarik selimut menyelimuti tubuh Mira.

Mira melirik Suga yang akan beranjak pergi dari kamarnya.

"Mau kemana?"

"Mengambilkan minum." Lalu pergi keluar kamar dan benar tak lama Suga kembali lagi dengan segelas air di tangannya.

Suga duduk di samping ranjang dan memberikan gelas berisi air minum kepada Mira. Mira menerimanya dan meminumnya hingga habis. Ia lalu menyimpan gelas itu di nakas.

Suga menatap Mira.
"Istirahatlah."

Suga akan beranjak dari duduknya namun tangannya di tahan oleh Mira.

"Jangan tinggalkan aku."

Mira menatap Suga dengan tatapan memohonnya.
Suga akhirnya duduk kembali di samping kasur. Namun, Mira menggeser tubuhnya mengisyaratkan Suga agar tidur di sampingnya.

Suga sedikit terkejut tapi akhirnya menuruti permintaan Mira. Kondisi Mira saat ini memang sangat tidak baik-baik saja, ia terlihat sangat trauma dengan apa yang sudah ia alami.

Suga sudah berbaring di samping Mira, ia berbaring dengan kaku. Tentu saja karena rasa aneh itu, dan jantungnya yang terus berdetak kencang.

Mira membalikan badannya untuk menghadap Suga.
"Aku tidak bisa tidur." Mira berucap sambil menatap lekat wajah Suga yang masih menatap langit-langit kamarnya.

Akhirnya Suga melirik ke arah Mira. Ia membalikan tubuhnya menghadap gadis yang kini masih menatapnya. Suga menarik nafasnya.

"Lalu apa yang harus aku lakukan?"

Mira mengerjapkan matanya.
"Apa aku boleh memelukmu?"

Suga menatap lekat gadis yang sudah berani meminta pelukannya. Akhirnya Suga merengkuh tubuh mungil itu. Mira menenggelamkan wajahnya di dada bidang milik Suga. Ia menghirup bau alami tubuhnya. Sangat membuatnya nyaman.

Suga mendekap erat tubuh kecil itu, mengelus lembut rambutnya dan mencium pelan pucuk kepala Mira.

"Jangan pernah berpikir untuk meninggalkanku lagi."

Mira mengangguk pelan.

Pada akhirnya mereka terlelap dalam pelukan yang saling memberi nyaman satu sama lain. Suga yang beberapa hari terakhir merasa hancur setelah kehilangan Mira. Dan Mira yang masih tidak bisa mencerna dengan apa yang telah terjadi kepadanya, membuatnya terkejut dan mengakibatkan Gangguan kecemasan yang di deritanya kembali kambuh.

Satu hal yang terungkap, ternyata Suga tidak bisa menerima dengan mudah atas kehilangan yang ia rasakan saat Mira memilih pergi dari hari-harinya.
Suga tau, Mira dengan sadar menerima tawaran Jimin untuk pergi dari kehidupannya, dengan alasan dia sudah muak dengan kehidupannya bersama Suga. Dan, Suga menyadari jika sakit yang ia rasakan saat kehilangan Mira, sakitnya berkali-kali lipat daripada sakit yang sering ia rasakan ketika penyakit mentalnya kambuh. Lebih menyakitkan daripada itu. Ketika penyakitnya kambuh, tidak ada pelukan yang sehangat dan senyaman yang Mira berikan kepadanya, hal itu membuat Suga sadar akan perasaanya.








AmygdalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang