eps 14

14 0 0
                                    

jeano dan Zara tertidur di kursi panjang tersebut mereka sudah menunggu selama 2 jam tapi setelah perawat yang 1jam yang lalu masuk kembali tak ada satu pun perawat maupun dokter yang menangani keirena keluar dari ruang UGD tersebut, tak berapa lama dokter keluar dari ruang UGD "tuan alrichardion" kata dokter tersebut, jeano yang merasa di panggil lalu Bangun dari tidur nya "iya dok bagaimana anak saya" kata jeano "anak anda selamat dari kondisi yang sempat di ujung tanduk, dan sekarang anak tuan sudah bisa kami pindah ke ruang inap" kata dokter tersebut "Alhamdulillah ya Allah kau kabulkan doa hamba mu ini ya Allah" kata jeano lalu sujud syukur karena anak nya bisa selamat dari maut yang hampir merenggut nyawa anak nya itu "tolong pindah kan anak saya ke ruang VVIP" kata jeano "baik tuan kalau begitu saya permisi" kata dokter tersebut lalu pergi meninggalkan jenoo, jeano menghampiri Zara yang masih nyenyak tertidur "mama, ma bangun yuk" kata jeano membangun Zara dengan lembut, Zara perlahan membuka mata nya "ada apa pa" kata Zara lalu mengucek mata nya "kakak udah mau di pindahkan ke ruang inap ma" kata jaeno "hah gimana keadaan nya pa" kata Zara langsung berdiri dari duduk nya "mama baru bangun loh masa langsung berdiri pusing nanti kamu nya" kata jenoo langsung singap membantu Zara berdiri dengan baik "gimana keadaan Rena pa" kata Zara "sekarang keadaan nya sudah membaik ma dan kita tinggal nunggu Rena sadar ma" kata jeano "Alhamdulillah ya pa Rena baik baik aja" kata Zara "iya ma, sekarang yuk kita ke ruang inap Rena kasian dia nanti saat bangun gak ada kita nya" kata jeano "ayo pa" kata Zara langsung menarik tangan jeano, mereka berdua berjalan di lorong rumah sakit, mereka berdua menuju lantai 12 menuju di mana ruangan keirena berada, pintu lift pun terbuka Zara dan jeano sudah sampai di lantai 12 mereka berjalan keluar dari lift dan menuju ruangan keirena, saat mereka berada di depan pintu kamar inap keirena mereka mendengar suara kaca yang jatuh, mereka berdua kaget mendengar sebuah kaca yang jatuh, mendengar itu Zara dan jeano masuk ke dalam kamar keirena, mereka berdua kaget melihat perawat yang berada di sana menenangkan keirena "ada apa ini" kata jeano "nona muda baru saja bangun dari obat bius yang di yang di berikan sebelum nya, dan tiba tiba nona muda berteriak ketakutan" kata perawat tersebut "Rena sayang kamu kenapa" kata Zara mendekati brankar keirena "PERGI KALIAN, JANGAN MENDEKAT" teriak keirena ketakutan "hey ini mama nak, mama kamu" kata Zara semakin mendekat ke arah keirena "GAK AKU GAK MAU IKUT KALIAN"  teriak keirena semakin ketakutan "Rena, ini mama sayang" kata Zara "m-mama" kata keirena masih ketakutan "iya nak, ini mama sayang" kata Zara sudah berada di dekat keirena "mama Rena gak mau ikut mereka ma, mereka jahat sama Rena ma" kata keirena memeluk zara dan menangis, Zara membalas pelukan keirena dan mengelus kepala atas keirena "kamu aman disini sayang, gak akan ada yang bawa Rena" kata Zara "udah ya gak usah nangis lagi mama di sini" lanjut Zara melihat ke arah keirena "sayang nya papa" kata jenoo, keirena melihat ke arah jenoo "PERGI lo AIDEN" teriak keirena kembali histeris, bayangan Aiden kembali muncul di ingatan keirena saat melihat papa nya sendiri "sayang" kata jenoo "PERGI, PERGI AIDEN" teriak keirena histeris "pa mending papa keluar aja deh" kata Zara memeluk erat tubuh keirena "tapi ma" kata jeano terhenti "pa demi Rena" kata Zara "iya ma" kata jeano, jeano keluar dari ruangan keirena dan duduk di kursi panjang depan ruang keirena, jeano menundukkan kepalanya, jeano kaget mendengar handphone nya berdering, jeano pun mengangkat telfon dari charrene "hallo assalamualaikum" kata jeano "waalaikumsalam pa, papa di mana aku baru aja sampai apartemen keirena, terus di depan apartemen banyak banget orang suruhan papa jaga di depan, terus di dalam hanya ada 4 bocah lumba lumba, papa mama dan keirena di mana mereka berempat nangis terus cariin rena pa" kata charrene memberikan pertanyaan bertubi tubi "kamu tenang ya teh" kata jeano "pa gimana aku mau tenang, dari tadi aku itu merasa gak enak, aku aja sampai gak sengaja jatuhin Gelas saat ketemu sama teman teman aku pa" kata charrene di sebrang telfon "Rena masuk rumah sakit lagi" kata jeano "what, Rena kenapa pa" kata charrene "tadi Rena saat masih di kampus di culik" kata jeano "Tut Tut tuuut" suara telfon yang di matikan secara sepihak "kak rene" kata jenoo "hallo kak, kak rene" lanjut jeano, jeano melihat ke handphone nya telfon dari charrene sudah di matikan oleh charrene secara sepihak "Emang benar ya sifat orang tua bisa nurun ke anak anak nya dan sekarang semua anak anak gue nurun sifat mama nya yang suka matiin telfon secara sepihak" kata jeano ngomong sendiri "gue gak punya pilihan lain selain publish Rena" kata jenoo lagi, jenoo menelfon seseorang "hallo besok siap kan semua nya dan bilang lyonjunie buat publish Rena di Indonesia papa akan urus yang ada disini" kata jeano "baik pa" kata seorang laki laki di sebrang telfon, jeano pun menutup telfonnya

di dalam ruang Rena, keirena sedang di suapkan makan oleh Zara "ma" kata keirena "iya sayang" kata Zara "mau papa" kata keirena "kamu yakin sayang" kata Zara melihat anak nya, keirena mengangguk "yaudah mama panggil papa ya" kata Zara "iya ma" kata keirena tersenyum manis, Zara bangkit dari duduk nya dan berjalan menuju pintu ruang tersebut dan keluar

Zara pun keluar dari kamar Rena "pa" kata Zara memanggil jenoo "loh ma ada apa kok keluar Rena kenapa" kata jeano "Rena gapapa kok, Rena pengen ketemu kamu" kata Zara "beneran?" kata jeano kaget mendengar penuturan Zara "iya mas, masuk gih kasian Rena nungguin di dalam" kata Zara "yaudah mas masuk ya sayang" kata jenoo, jeano pun masuk ke dalam kamar Rena, jeano melihat anak nya terbaring lemah menutup mata nya "kakak" kata jeano memanggil keirena, keirena perlahan membuka mata nya dan melihat ke arah jeano "papa" kata Zara menangis "hey kenapa nangis sayang nya papa" kata jeano mendekat ke arah brangkar keirena, keirena semakin menangis "papa keluar aja ya kak" kata jeano sedikit menjauh "papa sini Rena mau peluk papa" kata keirena semakin menangis "astaga Rena papa kira kamu masih takut sayang" kata jeano mendekat dan langsung memeluk anak nya "papa jangan di tinggalin Rena ya" kata keirena memeluk jeano "papa gak akan tinggalkan Rena, papa akan selalu jagain kamu" kata jeano "udah dong anak cantik nya papa jangan nangis lagi entar tambah cantik loh" kata jeano mengusap air mata keirena "yaudah Rena nangis lagi aja biar tambah cantik" kata keirena tersenyum manis "hahaha jangan dong entar papa juga ikutan sedih" kata jenoo "iya Rena gak akan nangis lagi" kata keirena kembali memeluk jeano, jeano membalas pelukan dan mengelus kepala keirena dan tak lupa mencium puncak kepala keirena 'kamu adalah anak pertama papa, kamu akan tetap menjadi anak perempuan pertama yang papa harapkan dari dulu nak' dalam hati jeno, di luar ruangan Zara melihat kejadian itu 'papa benar benar sayang sama kamu Rena, karena kamu adalah anak yang benar-benar papa kamu inginkan' dalam hati Zara

ada rahasia apa di balik itu semua, dan kenapa keirena adalah anak pertama dari jenoo? sampai jumpa di part berikutnya

my bodyguards||YorinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang