• Momo's Pov
Pada saat tahun pertamaku di Korea, aku adalah gadis yang sangat kacau. Sebelumnya aku memang berulang kali berulah di sekolah SMA Jepang dengan hasil yang harus memanggil orang tua ke sekolah.
"Ini sudah ketiga kalinya putri Ibu membuat onar, dan sekolah punya konsekuensi untuk itu" ucap Kepala Sekolah pada saat itu.
Ibu Kandungku dengan sabar terus membujuk Kepala Sekolah untuk tidak menghukumku. "Saya mohon, Pak. Anak saya memang tempramental, tolong beri keringanan sekali lagi setelah ini saya akan memberitahu anak saya untuk tidak berkelahi dengan anak lelaki lagi"
"Maaf Ibu, hukuman tetap hukuman"
Ibu kandung menghela nafasnya.
"Apa sekolah ini menerima uang sumbangan?"
Nah ya, itu selalu menjadi cara yang ampuh untuk menyelamatkan nyawaku. Dan sekolah bodoh itu langsung mengiyakan saat Ibu Kandung menawarkannya. Masalah selesai dengan mudah.
"Kenapa kau selalu berkelahi dengan anak-anak itu, Momo? Kau ini perempuan" ucap Ibu Kandung.
"Memangnya kenapa? Itu menyenangkan dan aku dapat belajar"
"Belajar apanya?"
"Aku jadi bisa membalas serangan mereka dengan mudah, tidak seperti Ibu yang hanya diam saja saat Ayah memukulimu" jawabku yang membuat Ibu Kandung terdiam. Aku tahu ucapanku memang menusuk hatinya, namun bagiku itu semacam korek api semangat.
"Kalian berdua selalu bertengkar di rumah meributkan hal yang tidak perlu, dan tangan Ayah sangat ringan juga untuk menyakitimu, tapi kenapa kau tidak melawan, Bu?" Tanyaku lirih.
Aku langsung meraih tangannya dan menyingkap pakaian bagian tangan. Kebetulan saat itu Ibu Kandung memakai kemeja panjang.
"Lihat, Bu. Banyak sekali memar dan luka, apa kau tidak merasa kasihan pada dirimu sendiri?"
"Momo, ini urusan Ibu dan Ayah, kau tidak perlu memikirkannya sampai sejauh ini" ujar Ibu menghentikanku.
"Aku adalah anak kalian, seorang anak mungkin belum tentu menjadi seperti orang tua mereka, tapi anak adalah peniru yang handal. Tidakkah kau memikirkan itu sejenak, Bu?"
Ibu hanya diam, ia menelan ludah paksa sambil berusaha menahan tangis. "Jangan khawatir, setelah aku punya cukup tenaga aku akan melawan Ayah jika nanti ia berani memukulmu lagi"
♧
Tapi, ternyata Tuhan tidak berencana demikian.
Aku tidak pernah membalas lawanan Ayah dan mereka malah bercerai. Bercerai dengan cepat dan aku tidak sempat melakukan itu.
Dan sialnya lagi, mungkin karena Ayah lebih kaya dari Ibu, hak asuh malah jatuh ke tangan Ayah, dan itu menyebabkan aku harus berpisah dari Ibu karena di Jepang ada suatu aturan dimana anak yang sudah jatuh ke tangan hak asuh salah satu pihak, pihak yang lain tidak boleh bertemu lagi dengan anaknya. Cukup miris memang namun kurasa budaya itu sudah perlahan meluntur.
Mengejutkannya lagi ternyata Ayah langsung menikahi selingkuhannya yang ia temui di Korea, menjadikan aku harus pindah ke negara itu saat sudah menyelesaikan masa SMA ku.
Ayah menikah dengan Ibu Tiri dan disitulah aku dan Dino bertemu. Awalnya aku tidak menyukainya karena ia tak banyak bicara, tapi setelah beberapa bulan kami bersama, mungkin alam mendorong kami untuk semakin dekat. Aku yang anak tunggal dan Dino juga, membuat kami senang karena untuk pertama kali mendapatkan saudara.
Tahun kedua juga dilalui dengan lancar, tapi sifat Ayah yang sedikit bajingan sepertinya kambuh. Dari situ Ayah dan Ibu Tiri mulai rutin bertengkar.
Tapi, satu fakta yang bagiku sangat disayangkan adalah, Ayah sudah tidak melakukan kekerasan dalam pertengkaran rumah tangganya. Itu sangat membuatku sakit hati karena mengingat ia selalu menghabisi Ibu Kandung tanpa ampun. Tapi, kepada istri barunya ia hanya menyiksanya dengan kata-kata.
KAMU SEDANG MEMBACA
momo josh : those eyes
FanfictionEvery "hi" Every "bye" Every "I love you" you've ever said 'Cause all of the small things that you do Are what remind me why I fell for you. __________________________________________ Completed! Begin: Saturday, 4 March 2023 End: Saturday, 1 July 20...