15 ▪︎ Chaotic 2

30 6 0
                                    

• Momo's Pov

Aku diam termenung saat mendengar perkataan Vernon.

Vernon menarikku keluar dari ruang rias, namun, belum kami berjalan lama, telepon masuk ke ponsel Vernon. Kami berhenti karena ia harus mengangkat teleponnya dulu.

Aku tidak terlalu mendengarkan apa yang Vernon bicarakan di telepon, aku hanya salah fokus pada tangannya yang senantiasa menggenggamku erat, bahkan ia tak melepaskannya sama sekali.

Aku berpikir, apa dia menaruh perasaannya terhadapku sampai ia melakukan ini?

Ia seperti tidak mau kehilanganku, tapi apa mungkin?

"Kkaja" ajaknya setelah selesai menelepon.

Tapi, aku langsung melepaskan tanganku, dan itu membuatnya bertanya-tanya.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya nya kecewa.

"Kau, benar-benar akan melakukan ini?" Aku masih ragu tentu saja. Demi tuhan aku memikirkan Joshua.

"Kau terlalu banyak tanya" ungkap Vernon dan menarikku lagi.

"Ah tunggu sebentar, sepertinya kita harus memikirkannya lagi"

"Momo ayo"

"Vernon"

"Tutup mulutmu atau kucium disini?" Ancamnya.

Aku menghela nafas. "Jangan mengancamku begitu, aku- mmmhh"

Sialan, salah aku juga kenapa berbicara, dia memang tidak pernah bermain-main dengan ucapannya.

Ia mendekap tubuhku dengan bibir kami yang masih terpaut.

"Ver-"

"Kumohon-"

Aku berulang kali memohon kepadanya untuk berhenti, pasalnya ini masih di lorong, rawan sekali takut ada orang lihat.

Pada kesempatan yang tepat, aku melepaskan ciumanku dan di ujung lorong kulihat ada seseorang.

Mataku langsung melotot melihatnya, itu Joshua.

Tak pernah aku lihat dia semarah ini.

Gawat.

Aku pasti mati malam ini.

Brukk

"Joshua!" Teriakku menyebut namanya.

Vernon terkapar di lantai setelah Joshua meninjunya dengan keras. Vernon memegangi rahang jantannya itu yang barusan kena pukul.

"Berani sekali kau menyentuhnya" ucap Joshua.

Vernon hanya tersenyum jahat. "Ku peringatkan kau untuk tidak ikut campur" kata Vernon.

"Aku berhak, aku kekasihnya, kau siapa?"

Tamatlah aku, akankah Vernon mengakui kalau dirinya adalah fwb ku?

"Cih" Vernon hanya mendecih, kemudian ia menatapku.

"Kau harus pintar harus memilih siapa" ucapnya lalu pergi.

Aku tak bisa menahan diriku, aku menangis disana. Ini sangat memalukan, menyedihkan, mengecewakan di waktu yang bersamaan.

Aku berjongkok dan menangis kencang.

Tapi, Joshua menarik tanganku untuk bangun.

"Kau harus menjelaskan semuanya"

Di mobil Joshua.

Aku masih sesegukkan dan kami belum memulai percakapan apa-apa. Aku terlalu takut.

momo josh : those eyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang