Langitku Jauh

214 12 1
                                    


Senja menjadi dirinya sendiri ketika bertemu Akasa.

Dari kecil, Senja adalah anak yang penurut, bertutur kata lembut juga sangat baik. Ia tumbuh menjadi pribadi yang sangat patuh, namun ketika tahu latar belakang keluarganya yang asli, Senja menjadi kacau.

Saat itu, saat Senja berusia 13 tahun, ia tidak sengaja mendengar percakapan Papa dan Mamanya. Harusnya dulu Senja mencoba abai dan tidak perlu memikirkan lebih jauh, namun malah ikut terseret akibat rasa ingin tahu itu.

"Aku tidak bisa melepaskan putriku, cukup kamu saja yang ada di sana, jangan libatkan dia!"

"Tidak bisa, itu sudah konsekuensi menjadi anak seorang mata-mata dan pembunuh bayaran. Kamu tidak bisa lari dari takdir."

"Ini bukan takdir, tapi sebuah titik dimana seorang Ayah tidak perduli lagi dengan masa depan putrinya!"

"Terserah, tapi nanti saat dia berusia 20 tahun, dia harus memilih menjadi mata-mata atau pembunuh bayaran."

Iya, saat itu Senja membenci takdirnya.

Saat sedang menguping percakapan Papa dan Mamanya, Senja tidak sengaja terdorong ke depan yang mengakibatkan ia ketahuan. Papanya terlihat tidak terkejut, bahkan pria paruh baya itu mempersilahkannya masuk.

"Sudah punya sedikit kemampuan, tapi harus di perbanyak latihan agar tidak mudah ketahuan."

Senja meremang kala mendengar yang Papanya katakan barusan. "Maaf, Senja nggak sengaja lewat terus kesandung."

Senja kecil berbohong, berharap Papanya percaya, tapi tidak mudah membohongi mata-mata. "Kemampuan beralibi, sangat buruk. Ini juga harus dilatih."

Untuk seukuran anak yang cepat tanggap dan paham banyak, Senja tentu tahu kemana arah pembicaraan ia dan Papanya.

"Seperti yang Senja dengar tadi, Papa adalah seorang Mata-mata dan juga pembunuh bayaran. Sepuluh tahun kedepan, Papa sudah semakin tua dan susah untuk menyamar. Jadi Senja yang akan menjadi penerus Papa. Papa tidak perduli Senja setuju atau tidak, tapi ini adalah keputusan akhir. Nanti ketika Senja berusia 20 tahun, Senja akan mulai latihan menjadi seorang Mata-mata dulu, lalu kemudian pembunuh bayaran."

Tentu Senja merasa sangat syok, belum bisa menerima takdir ia adalah seorang anak mata-mata dan pembunuh bayaran, Senja kembali di kejutkan dengan fakta bahwa setelah tujuh tahun dari sekarang, ia harus menjadi pengganti sang Papa.

Bagaimana mungkin? Senja adalah perempuan dan ia bahkan tidak bisa berkelahi. Lagipula, bukannya membunuh dilarang oleh agama juga negara?

"Papa kasih kesempatan Senja hidup normal mulai dari sekarang, sampai diumur 19 tahun. Dengan syarat kita semua harus ganti identitas, jangan pakai nama Senja jika diluar, sekarang nama Senja, Karin."

"T-tapi.. Pa--"

"Tidak ada tapi, Senja. Senja harus mulai menerima dari sekarang, ini takdir. Sekarang siap-siap, kita akan pindah ke Sulawesi besok siang."

Saat itu benar-benar membuat Senja terpuruk, ia bahkan menjadi sangat pendiam. Namun, Mama berusaha menguatkan Senja, beliau juga menyuruh Senja untuk tidak menyia-nyiakan hidup normal yang masih Papanya berikan.

Usianya 13 tahun, dan Ia harus pindah ke Sulawesi bagian tengah demi mengasingkan diri apa yang akan menjadi masa depannya nanti.

Hari-hari sebagai Karin selalu Senja lewati dengan mulai menerima, gadis itu bahkan mendalami hobi fotografi ketika ia masuk SMA elit di kota Palu. Ia juga masih sangat bersyukur Papanya memberi Izin untuknya berkuliah, walau Senja yakin waktunya untuk menempuh pendidikan tinggi tidak banyak, tapi ia ingin membuat kenangan disana.

Senja selalu menutupi dirinya yang asli, ia menjadi Karin dengan pribadi yang pemalu, berambut panjang, dan seolah kutubuku walau tanpa kacamata.

Senja yang asli berambut pendek, benar. Karin dengan rambut panjang yang menjuntai juga tahi lalat di pipi begitu beda dengan Senja.

Namun untuk pertama kalinya, ia memperkenalkan diri sebagai Senja di hadapan Akasa. Entahlah sihir semacam apa yang Akasa miliki, yang jelas Senja bisa melihat guratan lain di mata Akasa kala menatapnya.

Saat itu kebetulan Senja sedang tidak memakai rambut palsu, karna memang ia selalu melakukan hobi fotografinya saat menjadi diri sendiri. Senja merasa nyaman bersama Akasa, karna ia tahu latar belakang Akasa dan laki-laki itu tidak akan membahayakan posisi Senja. Akasa hanya orang biasa, tanpa latar orang pemerintahan. Senja terlena dengan kedekatannya bersama Akasa, sampai ia lupa bahwa Papanya tahu segalanya.

Beliau tentu merah pada Senja dan merasa Senja sudah lalai, tapi ia masih memberikan kesempatan terakhir Senja sebelum benar-benar mengubah seluruh hidup putrinya. Senja diberikan kesempatan bersama Akasa, hingga hari dimana gadis itu berusia tepat 20 tahun.

Benar, hari dimana Senja melepaskan Akasa. Walau hatinya merasa berat, tapi takdir tetaplah takdir.

Senja tidak bisa menjadi Senja lagi mulai besok, entah identitas bagaimana yang akan Papanya siapkan untuknya. Identitas yang akan benar-benar membuat Senja jauh dari Akasa, bahkan mungkin pergi dari pulau indah ini.

"Akasa, suatu hari nanti jika takdir ini sudah selesai, aku akan menemui kamu."
























Aku kebingungan:")

Senja Dan Langit [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang