Malam ini, Akasa pergi mencari udara segar. Kata salah satu seniornya di tempatnya bekerja, ia harus setidaknya menikmati udara malam bila ia tidak suka saat siang. Setidaknya kulitnya merasakan udara luar ruangan, bukan hanya ruangan kerja saja.
Akasa memang sudah hidup dengan sangat tidak baik, iya terlalu sering terlihat murung, bahkan sekarang julukannya adalah manusia setengah mayat karna penampilannya yang terlalu pesuh. Tidak jarang para rekan-rekan kerjanya merasa merindukan Akasa yang beberapa bulan lalu sempat ceria, tapi sekarang kembali lagi menjadi Akasa yang pemurung bahkan lebih parah.
Karna merasa hidupnya juga semakin tidak benar dan butuh sedikit penghilang stres, laki-laki itu memutuskan untuk jalan-jalan keliling kota saja, seperti sekarang. Pukul setengah sepuluh, ia berkeliaran di jalanan tanpa arah, buang-buang bensin.
Ketika sudah lelah, ia akhirnya menepi sebentar di jalanan depan perbatasan antara kotanya dan kanupaten sebelah.
"Jauh juga yaa gue jalannya," gumam Akasa pelan sambil melihat ke arah sekitar. Sangat sunyi namun tidak gelap karna masih ada lampu jalanan.
Si tampan memainkan ponselnya sebentar, melihat apakah ada pesan dari alasannya atau dari Senja --walaupun mustahil.
Sampai kapanpun, walaupun sudah mencoba, Akasa tetap tidak bisa berhenti memikirkan Senja. Setiap hari ia selalu mengirimkan berbagai pesan ke nomor whatsapp Senja yang sudah berbulan-bulan tidak aktif, ia selalu menceritakan semuanya dan berharap Senja menanggapi.
Senja pernah bilang padanya akan datang lagi, Akasa menganggap itu sebagai janji dan akan selalu ia tunggu sampai Senja menepati janji itu.
Senja adalah kebahagiaan sementara yang selalu ia harap menjadi abadi, yang ingin ia peluk erat agar menjadi miliknya sendiri. Walaupun entah kapan waktu mereka akan bertemu, yang jelas ia akan menanti waktu itu tiba, jika bisa ia ingin waktu itu datang secepatnya, bahkan jika boleh ia ingin sekarang.
"Loh, motor Senja?" seru Akasa tiba-tiba, ia bahkan sampai mengucek matanya barangkali ia salah liat. Tapi tidak, dua motor yang melintas tadi benar milik Senja salah satunya.
Padahal doa dalam hatinya baru berakhir sedetik yang lalu, tapi Akasa baru saja melihat siluet motor Senja.
"Plat nomernya.. Bener motor Senja!!"
Akasa buru-buru memakai kembali helmnya dan mengendarai motor biru itu, ia yakin bahwa tadi Senja dan ia harus menyusulnya.
"Kemanapun lo pergi, gue bakal susul. Jangan lari dari gue Ja, gue kangen."
Kata-kata itu Akasa gumamkan dengan penuh rasa rindu, ia bahkan tidak perduli kemana ia pergi sekarang, yang terpenting adalah ia harus tau Senja ada dimana dan bagaimana kondisi orang yang selalu ia rindukan itu.
Semakin mengikuti Senja, Akasa semakin sadar bahwa ini adalah pelosok. Bahkan dari tadi jalannya hanya ada hutan dan jurang, Akasa tidak tahu ini dimana, ia belum pernah mengunjungi tempat ini.
Selang beberapa perjalanan, beberapa kampung sudah mereka lewati, tapi motor Senja belum berhenti, hingga beberapa menit kemudian menepi ke sebuah rumah makan 24 jam.
Akasa tidak langsung mendekat, ia memberi jarak beberapa meter dari tempat motor Senja berhenti agar tidak terlalu terlihat sebagai penguntit.
Dan benar saja, saat penunggang motor itu membuka helm, sosok Senja terlihat namun berambut panjang. Akasa hampir tidak mengenali, tapi jika semakin di perhatikan itu benar-benar Senja. Senjanya yang ia rindukan.
Senja masuk ke dalam rumah makan tersebut bersama laki-laki setengah baya yang Akasa tidak kenal dia siapa, mungkinkah itu ayah Senja?
Akasa masih berusaha menahan diri, agar setidaknya ia tahu dimana pemberhentian terakhir Senja dan dimana Senja tinggal. Tapi rasa rindu itu tidak bisa di bendung lagi, apalagi ketika melihat Senja keluar dari warung tersebut setelah selesai makan, gadis itu tertawa dan itu tawa yang Akasa rindukan.
Ia tidak bisa menahan diri, laki-laki itu menjalankan motornya dan menghampiri Senja.
Ketika motor Akasa sudah terparkir, ia bisa melihat Senja terpaku menatapnya. Tatapan yang entah tersirat apa, yang pasti tidak jauh berbeda dengan Akasa.
"Aka..sa?"
Weh udah ketemu😭😭
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Dan Langit [✓]
Teen Fiction[SUDAH TERBIT] Terbit di Ralafa Publisher. Senja adalah bagian dari langit, dan langit adalah bagian dari Senja. Mereka tidak akan pernah berpisah karna keduanya adalah satu kesatuan. Senja Maharani juga berharap kisahnya dengan Akasa Chandrakala ju...