Sinar matahari menyilaukan, mengusik Akasa yang nyaman tertidur di atas kasur empuk miliknya. Laki-laki itu mencoba membuka mata, menetralkan penglihatannya lalu mulai mengumpulkan nyawa.Hampa.
Akasa kembali merasa kehampaan, namun kali ini sedikit berbeda, seperti ada sesuatu yang ia lupa.
Si tampan terus mengingat, kepalanya sedikit pusing membuat ia lumayan terusik, namun setelah sudah benar-benar sadar, Akasa membulatkan matanya.
Ah benar, Senja.
"Itu bukan mimpi, gue yakin itu nyata! Tapi kenapa gue tiba-tiba udah disini?!"
Akasa mengitari pandangannya ke seluruh penjuru sudut, dan ternyata benar ini memang kamarnya. Tapi mengapa ia ada disini sekarang? Bukanya semalam ia ada bersama Senja?
Kepalanya benar-benar pening, tapi ia bahkan tidak perduli lagi. Setelah berdiri dengan benar, Akasa berjalan keluar rumah untuk melihat jejak seseorang, yang ia lihat hanya motor birunya yang terparkir dengan rapih. Motor itu yang ia kendarai semalam, mengikuti Senja.
"Loh, Mas Akasa sudah sadar? Baru saja saya akan lihat keadaan mas dulu, sudah baikan mas?"
Tetangga samping rumah Akasa datang dengan tergopoh-gopoh, beliau wanita paruh baya yang sudah lama kenal dengan keluarga Akasa, beliau sangat baik.
"Mbok, emangnya saya kenapa?"
Wanita paruh baya itu bernama mbok Lasmi, beliau mendekat ke arah Akasa sembari menenteng bubur. "Semalam Mas Akasa diantara orang-orang naik mobil, katanya Mas Akasa pingsan di jalan, ternyata Mas Akasa ketiduran. Mas udah berapa hari emang nggak tidur?"
Tentu Akasa merasa heran, ia bahkan semalam tidak dalam keadaan mengantuk, ia pingsan karna merasa sesuatu memukul tengkuknya.
"Ini Mas Akasa saya bawain bubur, dimakan ya mas."
Wanita paruh baya itu tersenyum sembari memberikan bubur yang ia masank dari rumahnya, Akasa menerima dengan senang hati sembari terus mengucapkan terima kasih. Tetangganya ini sangat baik hati.
"Terima kasih ya Mbok."
Kembali memasuki rumah dengan menenteng bubur pemberian sang tetangga, Akasa masih terus bingung. Kata Mbok Lasmi, Akasa dibawa kembali oleh orang dengan berkata Akasa tertidur di jalan. Tapi jika benar, mengapa mereka tahu alamat Akasa?
Kalaupun itu adalah om-om yang berada di dekat Senja semalam, bagaimana ia tahu alamat Akasa? Senja saja tidak tahu, gadis itu belum pernah secara gamblang mengunjungi Akasa seingat Akasa dulu.
Bagaimana?
Bagaimana mereka bisa tahu?***
Akasa mau tidak mau kembali menjalani hidupnya yang membosankan lagi, setelah merasa mendingan ia bergegas ke tempat kerjanya. Akasa bekerja di salah satu perusahaan manufaktur, perusahaan ini awalnya milik sang Ayah, namun karna hampir bangkrut, Om Akasa mengambil alih sebementara dan membiarkan Akasa bekerja sembari laki-laki itu kuliah. Untung saja Akasa kuliah di universitas yang belajarnya bisa dari jarang jauh, jadi tidak ada drama baginya untuk terlambat masuk kelas.
Kembali pada pekerjaannya, Akasa yang kurang bersemangat semakin tidak bersemangat. Rekan kerjanya semakin kasihan melihat anak tunggal yang putus cinta itu.
"Elo kok masuk? Bukannya udah di kasih izin sama atasan langsung kalau elo sakit?" Salah satu perempuan dewasa menghampirinya, ini salah satu rekan Akasa yang lumayan sering mengajak Akasa berbicara, katanya Akasa mirip seperti anaknya yang berusia 5 tahun, tidak punya semangat saat mainannya rusak.
"Gue udah sembuh kak," jawab Akasa pelan.
Perempuan itu menggeleng tidak habis pikir, "Gue kalo jadi elo udah pura-pura sakit sampe dua mingguan."
"Yaa habis itu elo di keluarin Ra," sahut rekan kerja Akasa yang lain.
Lingkungan ini lumayan hangat, mereka selalu perduli pada Akasa yang memang paling muda diantara mereka. Mereka merasa prihatin pada anak muda kurang semangat itu, ingin sekali membantunya bangkit dari hidupnya yang malang.
Bagaimana lagi, Akasa hanya akan bersemangat ketika alasannya bersemangat kembali lagi. Akan merasa hidup ketika alasannya hidup, kembali padanya lagi.
Sampai detik ini Akasa terus yakin bahwa itu bukan mimpi, dan semalam memang Senja ada di hadapannya. Akasa tentu akan mencari Senja lagi, pergi ke tempat itu lagi walau ingatanya sedikit samar. Apapun itu, Akasa akan melakukannya demi bisa membawa Senja kembali ke dekapannya.
"Sa, kata kepala divisi, elo sama Kak Zara bakal dikirim ke Desa Mekarsari buat liat bahan yang ada di sana, desanya di Kabupaten sebelah."
Kasian banget Akasa dipaksa balik sampe dipukul sama anak buah Papa Senja:")
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Dan Langit [✓]
Teen Fiction[SUDAH TERBIT] Terbit di Ralafa Publisher. Senja adalah bagian dari langit, dan langit adalah bagian dari Senja. Mereka tidak akan pernah berpisah karna keduanya adalah satu kesatuan. Senja Maharani juga berharap kisahnya dengan Akasa Chandrakala ju...