11_Kabur

321 53 7
                                    

◡̈⋆ⒽⒶⓅⓅⓎ😊
Reading
-
-
-
-
-
Seperti biasa jangan lupa follow, vote and comen man-teman🤗

Lingkungan pesantren kini mulai sepi karena waktu juga sudah menunjukan pukul 23:45 pm. Seorang gadis mengendap-endap di balik tembok dekat mesjid. Ia berniat kabur dan keluar dari pesantren ini. Sungguh dirinya sangat-sangat tidak betah di sini.

Pengurus yang berjaga tetap fokus siapa tau kan ada yang kabur?

Heh ege noh ada yang mau kabur..

Setelah lepas dari pengawasan semua penjaga kini gadis tersebut mulai berjalan ke arah taman belakang. Sebelum melakukan aksi kabur ia telah membuat akses untuk keluar dari sana.

Sedikit tergesa-gesa ia tak sadar kini headband yang stay di lengan kirinya terjatuh. Yang kini ia pikirkan cuman satu, bebas dari sini!

Tak terasa kini ia sudah berada di dekat jalan raya. Dengan nafas ngos-ngosan ia memilih untuk istirahat terlebih dahulu di halte depan sana.

"Aaaaa.. Akhirnya gue bebas cok, "

"Ternyata skill buat gue kabur sehebat ini ya? Haha.. Puas gue."

***

Di dalam ndalem kini sangat kacau karena Azka menghilang begitu saja bagai di telan bumi. Sungguh rasanya Yusuf marah pada dirinya sendiri.

Pagi tadi umi Laila berniat membangunkan Azka tapi sudah 10 menit lamanya tidak ada sahutan atau balasan dari dalam. Karena curiga umi Laila langsung masuk sedikit ragu dan benar saja kamar ini kosong tidak ada orang yang biasa menempati kamar ini.

Umi Laila bergegas memberi tahu hal ini pada suami dan putranya.

Mereka sudah mencari hampir seharian ini. Tapi, tak ada tanda-tanda keberadaan Azka di manapun.

Yusuf mengerang frustasi. Bagaimana ia bisa kecolongan begini? Bukannya kemarin istrinya baik-baik saja?

Sedangkan di tempat lain Azka masih di halte bis Ia ketiduran. Niat hati ingin pergi semalam tapi tubuhnya tak bisa di ajak kompromi dan berakhir tidur di sini.

Hoammm...

"Udah siang, ya? "

"Anj*r gue ketiduran.. Kalau ketahuan kan berabe urusannya.. Aishh, kenapa harus ketiduran di sini sih?" gerutunya.

"Gak sudi gue kalau sampai ke tangkep apalagi ketemu sama si ustadz mesum itu.. Najis amat sihh." Azka bergidik ngeri.

Bergegas Azka membawa tas ransel yang ia bawa semalam untuk beranjak dari sana. "Pokoknya gue harus berhasil!"

"Owh iya.. Kok gue gak pernah liat si dugong , ya? Apa jangan-jangan kabur juga?"

Fyi.. Dugong itu adiknya, Anjani.

"Padahal kan gue udah lama di pesantren. Tapi, gak ada tuh tanda-tanda dia mau nyamperin.. Huh dasar adek laknat!.. Awas aja gue kasih perhitungan pokoknya.. "

Azka terus menggerutu tak jelas bahkan pria yang tengah berdiri di hadapannya pun tidak ia gubris keberadaannya. Hey buta lo, ya?

"Maaf mbak,apa benar ini jalan menuju pesantren Al-Pasha?"

"Iya bener, " Azka menyahut cepat. "Lo tinggal lurus aja ke ujung jalan sana, pasti udah keliatan kok bangunannya. "

"Terima kasih banyak, mbak."

"Hm."

Pria itu melenggang pergi menuju jalan yang di tunjukan Azka barusan. Sedangkan Azka pergi berlawanan arah. Pokoknya ia harus pulang bagaimana pun caranya!

Pulang?

Emng mamah bakal ngijinin gue balik?

Yang ada gue di balikin lagi sama mamah.

Tak jauh dari tempatnya ada seorang pria dengan baju serab hitam yang ia kenakan memantau terus pergerakan Azka. Tak berselang lama bunyi dirinya ponsel terdengar.

Bigbos☠️

Nama yang tertulis disana membuat ia langsung mengangkat telpon tersebut.

"Bagaimana?"

"Nona kabur dari tempat tersebut, tuan."

"Awasi terus jangan sampai ia terluka.. "

"Di mengerti, tuan."

Sambungan telpon telah berakhir. Perintah yang keluar dari mulut bigbos tidak bisa ia bantah sedikit pun.

Saatnya menjalani tugas.

***

Hari sudah semakin gelap. Entah kemana lagi ia harus berlabuh malam ini. Sudah hampir seharian ini ia tak dapat tumpangan untuk pergi ke jakarta. Uang yang ia bawa di rampok oleh preman tua.

"Anj*ing, malang banget sih nasib gue? "

"Arghhhh... Tol*l banget. Dasar tua bangka.. Awas aja kalau ketemu lagi.. "

"Perut gue laper banget, bangsa*t."

"Gue tidur dimana malam ini? Jadi nyesel gue kabur dari pesantren.. "

"Eh eh.. Apaan sih gue gak nyesel, yah? Nggak gue gak nyesel pokoknya. "

Perang batin terus ia lakukan. Pikirannya sangat kacau. Entah bagaimana nasibnya setelah ini?

Arghh.. Mama tolongin!

Azka terus menyusuri jalan yang tidak ia ketahui. Dimana? Kenapa makin lama makin kayak hutan sih?

'Ya Allah, tolong kasih Azka yang cantik ini bantuan.. '

Sedangkan saat ini Yusuf masih belum bisa menemukan istrinya. Ia sudah menghubungi mama Naila di sana. Tapi, tidak ada Azka yang pulang ke sana.

Bagaimana ini?

Ia harus berbuat apa?

"Ya Allah, hamba memohon padamu untuk senantiasa melindungi istri hamba di luar sana.. Hindari dari segala marabahaya yang akan menghampirinya.. "

Ting...

Nomor tak dikenal?

+62845********

Ingin melihat istri mu, tuan?
ia sungguh cantik.. Bagaimana
kalau saya sentuh sedikit kulit
mulusnya ini? Sungguh
sangat menggoda.. Haha.

Siapa, anda?
Kembalikan istri sya!


Jadi istrinya di culik? Bagaimana bisa? Siapa? Bahkan ia merasa tidak memiliki musuh. Apa jangan-jangan pesaing bisnisnya?

Ting...

Sebuah pesan kembali masuk yang membuat Yusuf amat terkejut dibuatnya.

+62845********

Tubuh istrimu sangat nikmat😏
pantas kau memilihnya.. Haha.

To be countinue...

Next??

Antara Takdir dan Do'a Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang