◡̈⋆ⒽⒶⓅⓅⓎ😊
Reading
-
-
-
-
Assalamu'alaikum semua..
Gimana kabarnya?
Maaf bgt aku up sekarang🙏karena kemarin-kemarin aku lagi sakit demam..
Tapi aku panjangin kok ceritanya hehe..
Btw Minal Aidzin walfaidzin ya🙏🙏Selamat membaca🥰
Gemericik hujan mengguyur kawasan Pesantren pada rabu pagi hari ini. Azka sedang melamun di teras balkon ditemani secangkir teh hangat.
Pikirannya berkelana memikirkan masalah antara dirinya, Zee, dan juga si brengsek Kamelio.Rasanya ia ingin sekali menyingkirkan pria itu sesegera mungkin. Banyak hal kejadian yang tak diinginkan selalu terjadi akhir-akhir ini. Hurf.. Ia sangat pusing memikirkan bagaimana caranya keluarga tak terlibat lagi seperti dulu.
Ceklek..
Suara pintu terbuka mengalihkan perhatian Azka. Di balik pintu ada Umi Laila yang sedang tersenyum manis ke arahnya.
"Assalamu'alaikum, sayang."
"Wa'alaikumsalam, Umi. Ada perlu sama Azka?" tanyanya seraya menggapai tangan Laila untuk salam.
"Iya, boleh?" jawab Laila meminta persetujuan.
Azka membawa Laila ke sofa kamar dan mendudukkan diri tepat di sampingnya.
"Azka.." panggilnya lirih.
"Entah kenapa Umi merasa gelisah akhir-akhir ini memikirkan kamu.. Semoga gak ada hal buruk yang terjadi ya sayang." lanjutnya membuat Azka diam membeku.
Ternyata bukan dirinya saja yang merasakan hal itu.
"Umi tenang aja.. Aku gak akan apa-apa kok." balas Azka menenangkan.
"Tapi perasaan Umi benar-benar gak enak, sayang." ucapnya semakin lirih.
"Gimana kalau kamu kenapa-napa nanti?!" Azka menggenggam kedua tangan Umi Laila dengan erat guna menenangkan. "Azka bakal baik-baik aja."
"Kalau gitu Umi pamit dulu yah, kalau ada apa-apa panggil aja."
"Iyaaa."
"Assalamu'alaikum.."
"Wa'alaikumussalam."
Azka pikir hanya dirinya sendiri yang berpikiran seperti itu, tapi ternyata ibu dari Gus Yusuf juga berpikiran sama tentang hal itu.
"Apa emang bakal terjadi sesuatu sama gue?"
***
Yusuf memasuki kawasan santriwati atas perintah abba-nya untuk menggantikan Ustadzah Isma mengajar hari ini dikarenakan sakit. Ia sebenarnya senang karena ia harus ganti mengajar di kelas istri tercintanya.
Semenjak Azka mengatakan ingin berubah, ia mulai rajin mengikuti kajian baik di siang, sore dan malam hari. Kalau pagi? Nah, pagi hari hanya dikhususkan untuk santri yang masih menduduki bangku sekolah.
Langkahnya semakin dekat dengan kelas Azka. Hatinya berdegup kencang seperti akan lompat dari tempatnya. Entahlah, ia pun bigung. Biasanya ia bisa mengendalikan diri, tapi sekarang? Rasanya ia seperti remaja yang sedang mabuk cinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Takdir dan Do'a
RomanceSebelum baca jangan lupa follow!! Di larang plagiat⚠️ "Gus, antara takdir sama doa mana yang paling kuat? " "menurut saya kedua nya sama sama kuat. Yang membedakan nya takdir itu kehendak Allah sedangkan do'a kehendak kita. " "kadangkala Allah meng...