33_Cemburu Part 2

114 8 1
                                    

Pagi semua👋
Gimana kabar kalian hari ini?

⚠️Follow dulu sebelum baca⚠️
No plagiat⚠️

⚠️Follow dulu sebelum baca⚠️No plagiat⚠️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aaa.. umi, Naza harus nikah pokoknya sama Anjani! Naza udah nyentuh dia umi." rengek Naza di kaki Laila yang duduk sambil menjahit.

Sudah hampir satu jam Naza terus saja merengek karena telah menyentuh Anjani dan ingin segera menikahinya. Ia sangat pusing memikirkan sikap Naza yang sangat manja padanya ini.

"Terus umi harus bagaimana, Naza?" tanya Laila akhirnya.

Naza tersenyum senang, ia bangkit dan duduk di sebelah Laila. Ia juga memeluk dan bergelayut manja di lengan sang ibu.

"Kita langsung lamar aja ya,"

"Emang kamu udah siap? Umur kamu masih muda loh, Za." sahut Laila yang membuat Naza terdiam sejenak.

"InsyaAllah aku siap umi ku sayang, lagian aku udah nyentuh dia juga."

"Kalau pun udah nyentuh gak harus nikah juga kan? Umi gak keberatan kamu nikah sama siapapun apalagi sama santri kesayangan umi, tapi yang jadi masalahnya kalian masih muda sekali Naza,"

"Umi tanya, umur kamu sekarang berapa? Masih 19 tahun kan?" lanjut Laila yang membuat Naza menekukkan wajah.

"Tapi tahun ini Naza udah 20 tahun,umi." jawab Naza dengan pelan.

Laila menatap Naza yang menunduk, bagaimana ia menjelaskan jika menikah bukan hanya sekedar permainan. Ia sadar bahwa anaknya ini memang sudah dewasa, tapi ia sangat takut jika keduanya nanti tidak akan kuat.

Laila menggeleng, bagaimana ia bisa kepikiran seperti itu. Ia tidak percaya pada anaknya sendiri? Tidak, harusnya ia yakin bahwa mereka bisa. Ia mendekat ke arah Naza dan mengusap surai indah putranya dengan lembut.

"Ya sudah, coba kamu tanya sama abba dulu. Kalau abba setuju, kita langsung lamar Anjani InsyaAllah."

Mata Naza berbinar saat mendengar ucapan Laila. Akhirnya ia bisa sekarang! "Tunggu saya Anjani." ucapnya dalam hati.

"Makasih, umi emang yang terbaik deh." ucap Naza dan berakhir mengecup pipi Laila dengan lembut.

"Sama-sama, sayang."

"Oh ya, gimana kabar mas Yusuf?"

"Alhamdulillah, mas-mu sudah mendingan. Sekarang tinggal pemulihannya saja."

"Alhamdulillah kalau gitu, tapi aku denger ada mbak Anin ya,mi?"

Laila terdiam, ia ingat sekali bagaimana perdebatan menantunya dan juga Anin. Ia merasa bersalah sekali atas sikap Anin kepada Azka.

"Iya,"

"Semoga aja mbak-mu gak marah sama Yusuf."

"Tapi Naza gak yakin sih--"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 21 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Antara Takdir dan Do'a Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang